Sabda Nabi “Ya Allah, jagalah aku dari depan, belakang, sisi kanan, sisi kiri, dan dari atas. Aku berlindung kepada-Mu dengan kebesaran-Mu agar aku tidak diserang dari arah bawah.” yakni memohon penjagaan kepada Allah dari 6 penjuru. Dan Nabi mengkhususkan mohon perlindungan dari kebinasaan yang berasal dari bawah, menunjukkan siksaan yang datang dari sisi bawah lebih dahsyat dan lebih besar, yang berasal dari para syeithon, jin dan dibenamkan dibumi, sebab hal itu datang dengan tiba-tiba, disaat lalai dan tanpa persiapan menghadapinya.
Petikan Pelajaran Dari Doa Diatas :
1⃣ Hendaknya kalimat-kalimat doa tersebut dijaga (dibaca), sebagai bentuk meneladani Rasulullah shallalahu alaihi wasallam, khususnya diwaktu pagi dan sore,
2⃣ Bahwa setiap manusia berpotensi tertimpa kebinasaan baik didalam agama, dunia, keluarga & harta. Hal itu karena Nabi shallalahu alaihi wasallam tetap bermohon dengan doa ini, padahal beliau adalah anak keturunan Adam -alaihissalam- yang termulia, sehingga manusia selain beliau tentu lebih perlu untuk membaca doa ini,
3⃣ Penetapan bahwa bencana/musibah itu terjadi pada diri, agama, keluarga dan harta manusia,
4⃣ Perintah untuk memohon keselamatan (al-afiyah) baik pada agama maupun keselamatan pada dunianya,
5⃣ Bolehnya seseorang memohon keselamatan terhadap harta bendanya,
6⃣ Bahwa keselamatan terhadap keluarga dari keburukan dan memelihara mereka diatas kemaslahatan, lebih diprioritaskan dibanding keselamatan terhadap harta benda,
7⃣ Penetapan bahwa Rasulullah shallalahu alaihi wasallam adalah manusia biasa, beliau juga memiliki perasaan takut yang sifatnya tabiat,
8⃣ Penetapan bahwa Rasulullah shallalahu alaihi wasallam juga sangat butuh dengan penjagaan dari Allah, sebab beliau memohon penjagaan Allah dalam doa beliau,
9⃣ Lebih utama memperluas cakupan doa. Nabi memohon dengan menyebutkan 6 sisi agar memperoleh penjagaan dari Allah, padahal sangat memungkinkan bagi beliau memohon dengan bentuk global,
1⃣0⃣ Hendaklah manusia lebih khawatir terhadap azab/siksaan datang dari sisi bawah, dibanding dengan sisi yang lainnya,
1⃣1⃣ Boleh bersajak didalam doa, sebagaimana dalam doa diatas, dan juga dalam doa yang lainnya, namun bukan sajak yang zhohir dan tidak takalluf (membebani diri)[2]
Allohu A’lam
Ustadz Hilal Abu Naufal -hafizahulloh-
[Pengasuh Ponpes Darul Furqon Palopo]
____________________
Catatan Kaki :
[1] Diringkas dari Fiqhul Ad’iyati wal Adzkar : 3/30-31.
[2] Diringkas dari Fathu Dzil Jalali wal Ikrom : 6/492-495.
══════ ❁✿❁ ══════
Mari bergabung & menyebarkan Dakwah Tauhid dan Sunnah bersama kami :
Join :
t.me/hilalpalopo
t.me/assunnah_palopo
Web: palopomengaji.com
fb.me/palopomengaji
twitter.com/hilalabunaufal
instagram.com/hilal_abunaufal
instagram.com/palopomengaji
Mutiara Al-Qur’an, As-Sunnah, Petuah As-Salaf, Wejangan Ulama, Fatwa-Fatwa & Tanya Jawab.
Pembina : Al-Ustadz Hilal Abu Naufal -hafizahulloh-.
Admin :
Abu Aqilah
Leave a Reply