Sirath dan Neraka
Oleh: Ustadz DR. Firanda Andirja. Lc, MA.
Sirath adalah sebuah jembatan yang diletakkan di atas neraka jahannam. dan sebagaimana kita ketahui bahwa banyak dalil yang menunjukkan betapa luasnya neraka jahannam. Di antara yang menunjukkan bahwa neraka itu sangat luas adalah adanya matahari dan ada bulan di neraka, agar orang-orang yang menyembah matahari dan bulan sadar dan menyesal bahwa yang mereka sembah juga ada di dalam neraka. Kemudian di antara yang menunjukkan bahwa nereka jahannam itu sangat luas adalah sabda nabi yang menceritakan perjalanan batu di neraka selama tujuh puluh tahun. Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu berkata,
كُنَّا مَعَ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، إِذْ سَمِعَ وَجْبَةً، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: تَدْرُونَ مَا هَذَا؟ قَالَ: قُلْنَا: اللهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ، قَالَ: هَذَا حَجَرٌ رُمِيَ بِهِ فِي النَّارِ مُنْذُ سَبْعِينَ خَرِيفًا، فَهُوَ يَهْوِي فِي النَّارِ الْآنَ، حَتَّى انْتَهَى إِلَى قَعْرِهَا.} صحيح مسلم (4/ 2184{(
“Kami bersama nabi ﷺ, tiba-tiba beliau mendengar suara sesuatu yang jatuh berdebuk, Nabi ﷺ bertanya: “Tahukah kalian apa itu?” kami menjawab: Allah dan rasulNya lebih tahu. Beliau bersabda: “Itu adalah batu yang dilemparkan ke neraka sejak tujuhpuluh tahun, ia jatuh ke neraka sekarang hingga mencapai keraknya.” (HR. Muslim 4/2184 no. 2844)
Oleh karenanya jika neraka jahannam sangat panjang dan luas, maka kita menyimpulkan bahwa jembatan sirath juga sangat panjang. Sedangkan disebutkan bahwa di antara sifat-sifat sirath adalah,
دَحْضٌ مَزِلَّةٌ فِيهِ خَطَاطِيفُ وَكَلَالِيبُ وَحَسَكٌ تَكُونُ بِنَجْدٍ فِيهَا شُوَيْكَةٌ يُقَالُ لَهَا السَّعْدَانُ… أَنَّ الْجِسْرَ أَدَقُّ مِنْ الشَّعْرَةِ وَأَحَدُّ مِنْ السَّيْفِ.} صحيح مسلم (1/167{(
“Licin (lagi) mengelincirkan, di atasnya ada besi-besi pengait dan kawat berduri yang ujungnya bengkok, ia bagaikan pohon berduri di Nejd, dikenal dengan pohon Sa’dan…Jembatannya lebih kecil dari rambut dan lebih tajam dari pedang.” (HR. Muslim 1/167 no. 183)
Maka pada waktu itu seseorang akan sangat butuh cahaya untuk bisa melewati sirath. Jika seseorang tidak memiliki cahaya, maka dia pasti akan terjatuh dengan sifat sirath yang telah kita sebutkan di atas. Namun orang-orang kafir, musyrikin, atheis, penyembah berhala, dan orang-orang yang tidak beriman kepada Allah pada waktu itu akan langsung masuk ke dalam neraka tanpa melalui sirath sebagaimana penjelasan para ulama. Sehingga yang akan melewati sirath adalah orang mukmin dan orang munafik.
Maka terpisahlah antara orang-orang munafik dan orang-orang beriman. Kemudian Allah memberikan kepada mereka masing-masing cahaya. Maka seketika senanglah orang-orang munafik dengan pemberian tersebut. Akan tetapi tiba-tiba Allah mencabut cahaya tersebut dari mereka. Allah ﷻ berfirman,
يُخَادِعُونَ اللَّهَ وَالَّذِينَ آمَنُوا وَمَا يَخْدَعُونَ إِلَّا أَنْفُسَهُمْ وَمَا يَشْعُرُونَ (9)
“Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar.” (QS. Al-Baqarah : 9)
Ketika orang-orang munafik menipu Allah dan orang-orang yang beriman di dunia dengan keimanan mereka, padahal sebenarnya mereka benci syariat islam, mereka tidak ridha Nabi Muhammad ﷺ sebagai nabi mereka, maka Allah pun menipu mereka di akhirat. Allah memberikan kepada mereka cahaya, namun Allah ambil kembali cahaya tersebut sebelum mereka melewati sirath.
Sementara cahaya bagi orang-orang beriman tetap ada. Sehingga orang-orang munafik akan meminta sebagian cahaya orang-orang beriman. Allah ﷻ berfirman,
يَوْمَ يَقُولُ الْمُنَافِقُونَ وَالْمُنَافِقَاتُ لِلَّذِينَ آمَنُوا انْظُرُونَا نَقْتَبِسْ مِنْ نُورِكُمْ قِيلَ ارْجِعُوا وَرَاءَكُمْ فَالْتَمِسُوا نُورًا فَضُرِبَ بَيْنَهُمْ بِسُورٍ لَهُ بَابٌ بَاطِنُهُ فِيهِ الرَّحْمَةُ وَظَاهِرُهُ مِنْ قِبَلِهِ الْعَذَابُ (13) يُنَادُونَهُمْ أَلَمْ نَكُنْ مَعَكُمْ قَالُوا بَلَى وَلَكِنَّكُمْ فَتَنْتُمْ أَنْفُسَكُمْ وَتَرَبَّصْتُمْ وَارْتَبْتُمْ وَغَرَّتْكُمُ الْأَمَانِيُّ حَتَّى جَاءَ أَمْرُ اللَّهِ وَغَرَّكُمْ بِاللَّهِ الْغَرُورُ (14)
“Pada hari ketika orang-orang munafik laki-laki dan perempuan berkata kepada orang-orang yang beriman: “Tunggulah kami supaya kami dapat mengambil sebahagian dari cahayamu”. Dikatakan (kepada mereka): “Kembalilah kamu ke belakang dan carilah sendiri cahaya (untukmu)”. Lalu dijadikan di antara mereka dinding yang mempunyai pintu. Di sebelah dalamnya ada rahmat dan di sebelah luarnya dari situ ada siksa. Orang-orang munafik itu memanggil orang-orang mukmin seraya berkata: “Bukankah kami dahulu bersama-sama dengan kamu?” Mereka menjawab: “Benar, tetapi kamu mencelakakan dirimu sendiri dan menunggu (kehancuran kami) dan kamu ragu-ragu serta ditipu oleh angan-angan kosong sehingga datanglah ketetapan Allah; dan kamu telah ditipu terhadap Allah oleh (syaitan) yang amat penipu.” (QS. Al-Hadid : 13-14)
Di dalam ayat ini Allah menggambarkan bagaimana orang-orang munafik itu sifatnya senantiasa menungguh kehancuran islam dan mereka adalah orang-orang yang bahagia jika hal tersebut terjadi. Mereka akhirnya terperdaya hingga meninggal dunia, kemudian dibangkitkan, dan pada hari itu mereka tidak mendapatkan cahaya sedikitpun, sehingga mereka terjatuh ke dalam neraka jahannam.
Kemudian tinggallah orang-orang yang beriman. Sebagian dari mereka diberikan cahaya setinggi gunung, ada yang diberikan cahaya setinggi pohon kurma. Dan sebagian mereka ada yang diberikan cahaya kecil di ujung jari jempol mereka, mereka berjalan tatkala lampu tersebut menyala, dan jika lampunya padam maka mereka pun berhenti. Kemudian ada sebagian di antara orang-orang beriman ada yang berjalan dengan sangat cepat seperti kejapan mata, adapula melwati sirath seperti kuda yang berlari, adapula yang melewati sirath seperti unta yang berlari. Mereka semua akan melewati sirath sesua dengan kadar keimanan mereka masing-masing. Akan tetapi tidak semua umat Nabi Muhammad ﷺ akan mendaatkan syafaat beliau pada hari itu. Nabi ﷺ yang lebih dahulu melewati sirath pun meminta kepada Allah agar umatnya diselamatkan. Namun ada dari umat Nabi Muhammad ﷺ yang terjatuh ke dalam neraka jahannam karena tidak kuasa melewati sirath yang dipingirnya ada besi yang mencabik-cabik tubuhnya. Dan ada pula orang yang meskipun terkena besi-besi yang tajam tersebut, tetap bisa sampai ke surga meskipun dalam keadaan telah tercabik-cabik, atau bahkan telah hilang salah satu dari bagian tubuhnya. Para ulama mengatakan bahwa orang-orang tersebut adalah orang-orang yang memiliki dosa namun tidak mengharuskan mereka masuk ke dalam neraka. Cukuplah azab yang ada di jembatan sirath sebagai penggugur dosa-dosa mereka.
Wallahu a’lam.
Artikel ini serial penggalan dari Ebook – Perjalanan Setelah Kematian (DOWNLOAD PDF)
The post Sirath dan Neraka – Serial Menuju Akhirat #9 first appeared on Firanda.com.
Leave a Reply