*SBUM*
*Sobat Bertanya*
*Ustadz Menjawab*
╚══❖•ೋ°° ೋ•❖══╝
*NO : 0⃣0⃣7⃣*
*Dirangkum oleh Grup Islam Sunnah | GiS*
https://grupislamsunnah.com
*Kumpulan Soal Jawab SBUM*
*Silakan Klik :* https://t.me/GiS_soaljawab
═══════ ° ೋ• ═══════
*Judul Bahasan*
*AMALAN SHALAT*
*Pertanyaan*
Nama : Ummu Khayla
Angkatan : 01
Grup : 28
Domisili : –
بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Apa yang dimaksud dengan pernyataan bahwa “Apabila shalatnya buruk, maka amalan-amalan yang lain tidak akan dilihat oleh Allah?”
Apakah itu artinya, amalan baik yang lain tidak akan dilihat?
جزاكم الله خيرا وبارك الله فيكم
*Jawaban*
وعليكم السلام ورحمة اللّه وبركاته
بسم الله
Pertanyaan yang sangat bagus sekali dari Ummu Khayla hafizhakillah (semoga Allah menjagamu).
Wallahu ‘alam, setahu kami di dalam beberapa riwayat yang shahih tidak ada lafazh *”… amalan yang lain tidak akan dilihat oleh Allah”*.
Justru yang ada lafazh:
1. “… Jika rusak shalatnya, maka sia-sialah dia dan merugi”.
2. “… dan apabila shalatnya rusak, maka rusak pula seluruh amalnya”.
Mari kita lihat dan pahami hadits-haditsnya:
1. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata: “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda: ‘Sesungguhnya amal manusia yang pertama kali akan diperhitungkan kelak di hari kiamat adalah shalatnya. Jika bagus shalatnya, maka beruntunglah dia dan sukses. *Jika rusak shalatnya, maka sia-sialah dia dan merugi*.’ Jika dari kewajiban fardhunya ada yang kurang, Rabb ‘Azza Wa Jalla berseru: ‘Perhatikanlah! Apakah hamba-Ku mempunyai amal Sunnah?’ Maka disempurnakanlah kekurangan yang fardhu itu dari amal Sunnahnya. Lalu diperlakukan demikian semua amal-amal lainnya”.
(HR. At-Tirmidzi, kata At-Tirmidzi: “Hadits Hasan”).
Syaikh Salim bin ‘Ied Al-Hilali hafizhahullah berkata: “Hadits shahih. Diriwayatkan oleh Abu Dawud (864), At-Tirmidzi (413).”
Syaikh Salim bin ‘Ied Al-Hilali hafizhahullah melanjutkan:
Kandungan Hadits:
1. Amal ibadah pertama kali yang akan diperhitungkan dari ummat manusia kelak di hari kiamat adalah shalat.
2. Barang siapa mendirikan shalat dengan sempurna, maka baiklah amalnya. Barang siapa tidak baik shalatnya, maka rusak pula amalnya.
3. Rahmat Allah terhadap hamba-hamba-Nya itu besar. Maka amal kewajiban yang kurang, disempurnakan-Nya dengan amal-amal Sunnahnya.
4. Jika pada amal-amal fardhu terdapat amal-amal Sunnah, maka disempurnakan dengan amal-amal Sunnahnya. Bahkan apabila kebajikan-kebajikannya melebihi amal-amal kejelekannya, maka dia pasti masuk surga dengan rahmat Allah kepadanya.
2. Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, dia berkata: “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda: ‘Amal seorang hamba yang pertama kali dihisab pada hari Kiamat adalah shalat, apabila shalatnya baik maka baik pula seluruh amalnya *dan apabila shalatnya rusak maka rusak pula seluruh amalnya*”.
(Shahih: Diriwayatkan oleh ath-Thabrani dalam al-Mujamul Ausath II/512, no. 1880. Dishahihkan oleh Syaikh Albani dalam Silsilah Al-Ahaadits Ash-Shahiihah No. 1358).
Al-Fadhil Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas hafizhahullah berkata:
Shalat wajib yang lima waktu, yang dilaksanakan seorang mukmin dengan khusyu’ dan thuma’ninah akan menghapuskan dosa-dosa dan kesalahan.
Beliau hafizhahullah melanjutkan:
Yang harus diperhatikan dalam masalah shalat:
1. Harus dikerjakan pada waktunya, yang utama di awal waktu.
2. Harus dikerjakan dengan khusyu’ dan thuma’ninah.
3. Harus dikerjakan sesuai dengan contoh Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam dari mulai takbir sampai salam.
4. Bagi laki-laki mengerjakannya dengan berjama’ah di masjid, dan lain-lain.
Wallahu ‘alam. Wallahul muwaffiq.
Referensi:
1. Syarah Riyadhush Shalihin, Syaikh Salim bin ‘Ied Al-Hilali, Jilid 3, Hal. 648, Pustaka Imam Asy-syafi’i.
2. Fiqih Shalat Berdasarkan Al-Qur’an & As-Sunnah, Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Hal. 9, Media Tarbiyah.
Semoga bermanfaat.
والله تعالى أعلم
Leave a Reply