*SBUM*
*Sobat Bertanya*
*Ustadz Menjawab*
╚══❖•ೋ°° ೋ•❖══╝
*NO : 0⃣3⃣9⃣*
*Dirangkum oleh Grup Islam Sunnah | GiS*
https://grupislamsunnah.com
*Kumpulan Soal Jawab SBUM*
*Silakan Klik :* https://t.me/GiS_soaljawab
═══════ ° ೋ• ═══════
*Judul Bahasan*
*BERBAKTI KEPADA SUAMI DAN*
*IBU MERTUA*
*Pertanyaan*
Nama : Yuliar
Angkatan : 01
Grup : 050
Domisili : –
بِسْـمِ اللّهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُه
Izin bertanya Ustadz, teman saya dan suami tinggal dengan mertua. Mertuanya tinggal sendirian karena sudah cerai lama. Ibu mertua hanya mempunyai 2 anak saja, suaminya anak ke-2.
Yang pertama sudah berkeluarga juga dan tinggal di luar kota. Selama tinggal dengan mertua dia merasa selalu ada gesekan hal-hal kecil sampai besar, sampai terkadang hal itu membuat tak betah. Tapi suaminya seperti tak ingin untuk pisah rumah. Karena memang berpikir tentang biaya ngontrak dll. Belum lagi anaknya yang masih pada kecil.
Bagaimana Ustadz cara untuk berbicara dengan suaminya agar paham apa yang dirasakan di sini. Sehingga akhwat ini pun dapat terasa nyaman tinggal di rumahnya.
جزاكم الله خيرا وبارك الله فيكم
*Jawaban*
وعليكم السلام ورحمة اللّه وبركاته
بسم الله
Pertanyaan yang sangat bagus sekali dari Ukhti Yuliar hafizhakillah (semoga Allah menjagamu).
Hendaknya Ukhti tersebut:
1. Bersabar dengan kesabaran yang indah sampai Allah Ta’ala wafatkan kita semuanya.
2. Berdo’a kepada Allah Ta’ala agar Ukhti tersebut diberikan kesabaran dan keihklasan dalam menghadapi setiap problematika kehidupan.
3. Jika kita memperhatikan kondisi rumah tangganya terutama soal suami menemani ibundanya yang seorang diri, kesulitan biaya untuk ngontrak rumah, anak-anak yang masih kecil dan suami yang tugas di luar kota. Maka kami melihat yang terbaik Ukhti tersebut tetap bertahan di rumah ibu mertua sambil Ukhti tersebut terus berbakti kepada ibu mertua, yang tentunya hal tersebut mendatangkan pahala dari Allah Ta’ala.
*Al-Fadhil Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas* hafizhahullah berkata: “Istri harus dapat berbuat baik kepada kedua orang tua dan kerabat suami, karena seorang istri tidak dianggap berbuat baik kepada suaminya apabila memperlakukan orang tua suami dan kerabat suami dengan kejelekan. Setiap istri harus memperhatikan kedua orang tua suami dan berbuat baik kepada mereka”.
4. Adapun adanya gesekan hal-hal kecil dan besar dengan ibu mertua, tentunya Ukhti tersebut harus bersabar dan dihadapi dengan baik serta lemah lembut. Ingat! Keburukan harus dibalas dengan kebaikan.
Renungkanlah firman Allah Ta’ala berikut:
“Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia. Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keuntungan yang besar. Dan jika syaitan mengganggumu dengan suatu gangguan, maka mohonlah perlindungan kepada Allah. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”.
(QS. Fushshilat: 34-36).
Terakhir bicarakan permasalahan tersebut kepada suami secara baik-baik dan dari hati ke hati, tentunya harus dilihat kondisi suami terlebih dahulu sebelum berbicara kepadanya.
Kami do’akan kepada Allah Ta’ala agar problematika rumah tangga Ukhti tersebut diberikan solusi yang terbaik dan keberkahan serta keluarga Ukhti tersebut dan kita semuanya senantiasa menjadi keluarga yang sakinah mawaddah wa rahmah. Aamiin.
Wallahul muwaffiq.
Referensi:
1. Panduan Keluarga Sakinah, Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Pustaka Imam Asy-syafi’i.
2. Meniru Sabarnya Nabi, Syaikh Salim bin ‘Ied Al-Hilali, Darul Ilmi.
Semoga bermanfaat.
والله تعالى أعلم
08 Maret 2021 M.
Leave a Reply