╔══❖•ೋ°° ೋ•❖══╗

*SBUM*
*Sobat Bertanya*
*Ustadz Menjawab*

╚══❖•ೋ°° ೋ•❖══╝

*NO : 0⃣7⃣8⃣*

*Dirangkum oleh Grup Islam Sunnah | GiS*
https://grupislamsunnah.com

*Kumpulan Soal Jawab SBUM*
*Silakan Klik :* https://t.me/GiS_soaljawab

═══════ ° ೋ• ═══════

*Judul Bahasan*
*MENGAPA DALAM ISLAM TERKESAN*
*BANYAK SEKALI PERATURAN YANG*
*MENGIKAT PEREMPUAN?*

*Pertanyaan*
Nama: Lili Susanti
Angkatan : 01
Grup : 056
Domisili : –

بِسْـمِ اللّهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ

اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُه

Setelah saya sering mendengarkan kajian mengenai kewajiban-kewajiban perempuan untuk menahan diri dari semua larangan Allah yang berhubungan dengan fitrahnya sebagai perempuan, saya jadi sering sekali berpikir dan merasa mengapa sepertinya di dunia ini perempuan itu amat banyak tuntutannya, lalu perempuan diberikan banyak ancaman dosa/neraka jika tidak melakukannya.

Perempuan sangat banyak diminta/diperintah untuk menahan diri dari fitrahnya, misal untuk tidak bepergian ke luar rumah tanpa urusan yang syar’i atau kehidupan sosialnya terbatas, lalu di dalam rumah pun harus menyenangkan suaminya.

Padahal fitrahnya perempuan memang suka dipuji, suka akan kecantikan, suka banyak bicara atau bersosialisasi, dan itu terjadi berulang sepanjang hari sepanjang hidupnya.

Dan setelah sepanjang hari menahan diri, diwajibkan bagi perempuan untuk menyenangkan suami yang sudah menjalankan kewajibannya mencari nafkah.

Sedangkan untuk lelaki yang fitrahnya berhubungan dengan syahwatnya seperti seolah memiliki kekhususan sendiri, atau diagungkan. Maksud saya, suami mungkin ketika berada di luar rumah, mereka menahan diri
dari melihat perempuan di luaran sana, tetapi diberikan maaf seperti pelampiasan atas upaya mereka menahan diri tadi, yaitu istrinya di rumah.

Tapi saya belum pernah mendengar adanya ancaman dosa/masuk neraka terhadap suami yang tidak menyenangkan hati istrinya di rumah, agar istrinya memiliki pelampiasan atas penahan diri dari fitrahnya sebagai perempuan yang suka dipuji, suka banyak bicara/bersosial atau fitrah yang lainnya yang Allah ciptakan dalam diri perempuan.

Apakah hukum Allah memang memberikan lebih atas kesenangan dunia pada lelaki atas fitrahnya?

Dan apakah sebenarnya ada ancaman dosa/neraka untuk perkara kecil yang merupakan pemuas fitrah seorang perempuan jika suami tidak melalukannya?

Kadang dalam pikiran saya merasa kasihan sekali menjadi perempuan, betapa tidak mudahnya menjalani hidup.

Dan apakah bila perempuan sudah berusaha menjalani semua larangannya, tetapi masih ada rasa terpaksa di dalam dirinya dalam melaksanakan tetap mendapatkan ganjaran pahala/syurga ?

جزاكم الله خيرا وبارك الله فيكم

*Jawaban*

وعليكم السلام ورحمة اللّه وبركاته

بسم الله

Baarakallahu fiiki

Ukhti Fillah ‘azaniyallahu ilaiki

Memang secara sekilas pernyataan anti benar, bahwa berat sekali hidup sebagai perempuan dengan anjuran-anjuran Islam yang ada. Banyak sekali tuntutan, walaupun dalam sudut pandang ana tuntutan itu sebenarnya adalah tuntunan karena kita hidup di dunia ini tujuannya adalah akhirat maka Islam memberikan tuntutan yang sebenarnya adalah tuntunan supaya dapat meraih kesuksesan dunia maupun akhirat. Islam adalah agama yang adil tidak ada perbedaan hak antara laki-laki dan perempuan. Kalau saudari bayangkan bagaimana keberadaan wanita saat Islam belum lahir?

Bagaimana perlakuan orang-orang saat itu?
Bagaimana mereka memandang para wanita?

Pada zaman Fir’aun perempuan sangat tidak berharga bahkan dibunuh, orang Yunani menganggap wanita sebagai makhluk hina dan tidak memiliki derajat sosial di masyarakat, bahkan mereka menganggap kesialan, musibah, dan kesengsaraan bahkan karena keterhinaan mereka, sebagian mereka menjadikan pelacur sebagai kiblat mereka.

View Source


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Discover more from Al-Qur'an Application

Subscribe now to keep reading and get access to the full archive.

Continue reading