*SBUM*
*Sobat Bertanya*
*Ustadz Menjawab*
╚══❖•ೋ°° ೋ•❖══╝
*NO : 0⃣6⃣8⃣*
*Dirangkum oleh Grup Islam Sunnah | GiS*
https://grupislamsunnah.com
*Kumpulan Soal Jawab SBUM*
*Silakan Klik :* https://t.me/GiS_soaljawab
═══════ ° ೋ• ═══════
*Judul Bahasan*
*HUKUM TALAK DAN PROBLEMATIKA*
*RUMAH TANGGA*
*Pertanyaan*
Nama : Sobat GiS
Angkatan : 01
Grup : 063
Domisili : –
بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Semoga Ustadz beserta keluarga senantiasa dalam lindungan dan limpahan rahmat Allah Subhaanahu Wa Ta’ala..
Aamiin…
Ustadz,
Suami saya sering berselingkuh dan pernah kedapatan menikah siri, saat ini saya mencurigai suami berselingkuh dan pernah memergoki suami saya ada di rumah staff perempuannya padahal bilang mau ada perlu menunggu temannya pulang malam. Sesampainya di rumah beliau memarahi saya hingga jatuh talak 1 kepada saya. Hingga akhirnya seminggu kemudian kami rujuk kembali tanpa ada ijab qobul.
1. Bagaimana hukum talak suami saya?
2. Bagaimana hukum rujuk saya?
3. Bagaimana sikap saya seharusnya kepada suami saat tidak ada kepercayaan lagi?
4. Bagaimana jika saya boleh meminta bantuan atasannya untuk mengungkap kecurigaan saya?
جزاكم الله خيرا وبارك الله فيكم
*Jawaban*
وعليكم السلام ورحمة اللّه وبركاته
بسم الله
Baarakallahu fiiki
*Yang pertama* bahwa talak yang dijatuhkan suami anti sah, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda,
ﺛﻼﺙ ﺟﺪﻫﻦ ﺟﺪ ﻭﻫﺰﻟﻬﻦ ﺟﺪ : ﺍﻟﻨﻜﺎﺡ ﻭﺍﻟﻄﻼﻕ ﻭﺍﻟﺮﺟﻌﺔ .
“Ada 3 hal yang seriusnya serius, dan bercandanya dianggap serius, yaitu: nikah, cerai, dan rujuk”.
(HR. Abu Dawud, Tirmidzi, dan Ibnu Majah).
Jadi kalau memang sudah jatuh talak, terlebih dengan lafadz shorih (jelas) maka jatuh talak.
Suami memiliki jatah talak tiga kali, dan talak yang ketiga merupakan talak ba’in.
Dalil tentang jatah talak firman Allah Ta’ala,
الطَّلَاقُ مَرَّتَانِ فَإِمْسَاكٌ بِمَعْرُوفٍ أَوْ تَسْرِيحٌ بِإِحْسَانٍ
“Talak (yang dapat dirujuki) dua kali. Setelah itu boleh rujuk lagi dengan cara yang ma’ruf atau menceraikan dengan cara yang baik”.
(QS. Al Baqarah: 229).
*Yang Kedua* Talak terbagi menjadi dua, talak raj’i dan talak ba’in, talak raj’i adalah talak satu dan dua, yang membolehkan suami untuk rujuk pada masa iddah istri, adapun talak ba’in adalah talak tiga, tidak ada rujuk walaupun istri masih dalam masa iddah, sang suami harus membuat akad baru, dan sang istri harus sudah menikah lagi dengan selain suaminya, dalilnya:
فَإِنْ طَلَّقَهَا فَلَا تَحِلُّ لَهُ مِنْ بَعْدُ حَتَّى تَنْكِحَ زَوْجًا غَيْرَهُ
“Kemudian jika si suami mentalaknya (sesudah talak yang kedua), maka perempuan itu tidak lagi halal baginya hingga dia nikah dengan suami yang lain. “
(QS. Al Baqarah: 230).
Maka perceraian ini harus hati-hati dalam memutuskannya jangan sampai kita hanya mengikuti hawa nafsu.
Apabila suami rujuk maka hal ini disyari’atkan, dalil firman Allah yang membolehkan rujuk.
Allah Ta’ala berfirman,
الطَّلَاقُ مَرَّتَانِ فَإِمْسَاكٌ بِمَعْرُوفٍ أَوْ تَسْرِيحٌ بِإِحْسَانٍ
“Talak (yang dapat dirujuki) dua kali. Setelah itu boleh rujuk lagi dengan cara yang ma’ruf atau menceraikan dengan cara yang baik”.
(QS. Al Baqarah: 229).
Yang dimaksud “imsak dengan cara yang ma’ruf” dalam ayat tersebut adalah rujuk dan kembali menjalin pernikahan serta mempergauli istri dengan cara yang baik.
Dan juga firman Allah:
وَالْمُطَلَّقَاتُ يَتَرَبَّصْنَ بِأَنْفُسِهِنَّ ثَلَاثَةَ قُرُوءٍ وَلَا يَحِلُّ لَهُنَّ أَنْ يَكْتُمْنَ مَا خَلَقَ اللَّهُ فِي أَرْحَامِهِنَّ إِنْ كُنَّ يُؤْمِنَّ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآَخِرِ وَبُعُولَتُهُنَّ أَحَقُّ بِرَدِّهِنَّ فِي ذَلِكَ إِنْ أَرَادُوا إِصْلَاحًا
“Wanita-wanita yang ditalak hendaklah menahan diri (menunggu) tiga kali quru’ (masa ‘iddah). Tidak boleh mereka menyembunyikan apa yang diciptakan Allah dalam rahimnya, jika mereka beriman kepada Allah dan hari akhirat.
Leave a Reply