╔══❖•ೋ°° ೋ•❖══╗

*SBUM*
*Sobat Bertanya*
*Ustadz Menjawab*

╚══❖•ೋ°° ೋ•❖══╝

*NO : 1⃣0⃣9⃣*

*Dirangkum oleh Grup Islam Sunnah | GiS*
https://grupislamsunnah.com

*Kumpulan Soal Jawab SBUM*
*Silakan Klik :* https://t.me/GiS_soaljawab

═══════ ° ೋ• ═══════

*Judul bahasan*
*BAGAIMANA MANDI JUNUB SEORANG ISTRI*
*YANG TIBA-TIBA DATANG HAIDH?*

*Pertanyaan*
Nama : Jhum Ummu Fajri
Angkatan : 01
Grup : 139
Domisili : –

بسم الله الرحمن الرحيم

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala senantiasa merahmati guru-guru pembina kita dan para admin.

Afwan izin bertanya.

Bagaimana mandi junubnya seorang wanita/istri yang belum sempat mandi junub namun tiba-tiba sudah datang bulan/haidh?

Mohon penjelasannya, Ustadz.

جزاكم الله خيرا وبارك الله فيكم

*Jawaban*

وعليكم السلام ورحمة اللّه وبركاته

بسم الله

Pertanyaan yang sangat bagus sekali dari Ummu Fajri hafizhakumullah (semoga Allah menjaga Ummu Fajri dan keluarga)

Baarakallahu fiikum.

Ringkasnya seseorang diwajibkan mandi junub karena:

1. Hubungan suami istri (jima’).
2. Mimpi basah.
3. Datang bulan (haidh).
4. Keluar darah setelah melahirkan (nifas).

Sehingga apabila seorang wanita misalnya dalam keadaan junub karena jima’ kemudian sebelum mandi junub sudah keburu datang haid sehingga dia tidak sempat mandi junub. Maka dia tinggal menunggu haidhnya selesai saja dan setelah selesai barulah dia mandi junub. Wallaahu a’lam.

Jika ditanyakan ibadah apa saja yang dapat dilakukan oleh wanita yang sedang haidh?

Jawabannya menurut pendapat yang paling kuat -Insyaa Allaahu Ta’ala- yakni semua ibadah dapat ia lakukan kecuali empat hal:

1. Shalat.
2. Puasa.
3. Thawaf.
4. Jima’.

Wallaahul Muwaffiq.

*[Referensi: Tiga Hukum Perempuan Haidh & Junub (Memegang/ Menyentuh Al-Qur’an, Membacanya dan Tinggal atau Diam di dalam Masjid), Abdul Hakim bin Amir Abdat, Maktabah Mu’awiyah bin Abi Sufyan]*

والله تعالى أعلم

01 Juni 2021.

Dijawab oleh : Ustadz Abu Uwais Muhammad
Yasin bin Sutan Muslim bin
Amir bin Syamsuddin.
Diperiksa oleh : Ustadz Nur Rosyid, M. Ag.

═══════ ° ೋ• ═══════

*Tambahan dari Ustadz Nur Rosyid, M. Ag.*

Ada silang pendapat di kalangan para ulama tentang perlu atau tidaknya mandi bagi wanita yang junub lalu haid. Syafi’iyyah berpendapat tidak perlu, Hambali berpendapat perlu.

Imam Asy-Syafi’i dalam Al-Umm menjelaskan,

إذا أصابت المرأة جنابة ثم حاضت قبل أن تغتسل من الجنابة لم يكن عليها غسل الجنابة وهي حائض، لأنها إنما تغتسل فتطهر بالغسل وهي لا تطهر بالغسل من الجنابة وهي حائض، فإذا ذهب الحيض عنها أجزأها غسل واحد

“Ketika wanita junub, lalu mengalami haid sebelum mandi junub, dia tidak wajib untuk mandi junub selama masa haid. Karena fungsi mandi bisa menyebabkan orang menjadi suci, sementara dia tidak bisa suci dengan mandi junub, sementara dia dalam kondisi haid. Jika haidnya telah selesai, dia boleh mandi sekali”.
(Al-Umm, 1/45).

Sementara Ibnu Qudamah Al-Hanbali mengatakan,

فإن اغتسلت للجنابة في زمن حيضها , صح غسلها , وزال حكم الجنابة . نص عليه أحمد , وقال : تزول الجنابة , والحيض لا يزول حتى ينقطع الدم . قال : ولا أعلم أحدا قال : لا تغتسل . إلا عطاء , وقد روي عنه أيضا أنها تغتسل

“Jika ada orang mandi junub di masa sedang haid, hukum mandinya sah, dan hilang status status junubnya. Demikian yang ditegaskan Imam Ahmad. Beliau mengatakan, “Junubnya hilang, sementara haidnya tidak hilang sampai darah berhenti.” Beliau juga mengatakan, “Saya tidak tahu adanya ulama yang mengatakan, ‘Jangan mandi.’ Selain Atha’, dan diriwayatkan dari beliau bahwa beliau juga mengajarkan untuk mandi”.
(Al-Mughni, 1/154).

Yang paling berhati-hati adalah pendapat Hanbali, yakni perlu bagi wanita yang junub untuk mandi meskipun ia sedang haid. Namun dengan catatan mandinya adalah menghilangkan hadast besar junub, bukan menghilangkan hadats besar haid, karena haid masih berlangsung alias belum selesai.

Wallahu A’lam

View Source


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *