*SBUM*
*Sobat Bertanya*
*Ustadz Menjawab*
╚══❖•ೋ°° ೋ•❖══╝
*NO : 1⃣4⃣9⃣*
*Dirangkum oleh Grup Islam Sunnah | GiS*
https://grupislamsunnah.com
*Kumpulan Soal Jawab SBUM*
*Silakan Klik :* https://t.me/GiS_soaljawab
═══════ ° ೋ• ═══════
*Judul bahasan*
*BOLEHKAH MENGULANG SHALAT KARENA*
*LUPA GERAKAN DAN BACAANNYA?*
*Pertanyaan*
Nama : Ummu Hanif Al Khoyr
Angkatan : 01
Grup : 136
Domisili : –
بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Afwan, Ustadz.
Ada keluarga ana yang ketika beliau shalat, beliau lupa akan gerakannya beserta bacaannya dan beliau merasa tidak khusyu’ dalam shalat. Sehingga, beliau memutuskan untuk mengulangi shalatnya.
Bagaimana soal masalah tersebut? Apakah ini diperbolehkan?
Pertanyaan terakhir ana.
Bagaimana hukum seorang wanita yang menunda waktu shalat dan ketika dia shalat dia tetap mengerjakan shalat sunnah tapi memang sengaja menunda waktu shalatnya?
Afwan… Semoga kita semua dimudahkan dalam segala urusan, dijauhkan dari berbuat syirik kepada-Nya dan selalu dalam lindungan Allah.
جزاكم الله خيرا وبارك الله فيكم
*Jawaban*
وعليكم السلام ورحمة اللّه وبركاته
بسم الله
Was shalaatu was salaamu ‘ala Rasulillah, wa ba’du.
Untuk Ummu Hanif terkait masalah khusyu’.
Khusyu’ merupakan ruh shalat. Sehingga nilai pahala kita dalam shalat, diukur sesuai kadar khusyu’ kita ketika shalat.
Dari Ammar bin Yasir radhiyallahu ‘anhu, Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda,
إِنَّ الرَّجُلَ لَيَنْصَرِفُ وَمَا كُتِبَ لَهُ إِلاَّ عُشْرُ صَلاَتِهِ تُسْعُهَا ثُمُنُهَا سُبُعُهَا سُدُسُهَا خُمُسُهَا رُبُعُهَا ثُلُثُهَا نِصْفُهَا
“Ketika seseorang selesai dari shalatnya, pahala yang dia dapatkan hanya 1/10 shalatnya, atau 1/9 atau 1/8 atau 1/7 atau 1/6 atau 1/5 atau ¼ atau 1/3, atau setengahnya”.
(HR. Abu Daud 796 dan dishahihkan al-Albani).
Ibnu Abbas mengatakan,
لَيسَ لَـكَ مِنْ صَلَاتِكَ إِلَّا مَا عَقَلْتَ مِنْـهَا
“Kamu tidak mendapat pahala dari shalatmu selain apa yang kamu renungkan dari shalatmu”.
(Takhrij ahadits al-Ihya, az-Zain al-Iraqi, 1/309).
Lalu bagaimana jika shalatnya tidak khusyu’? Misal, memikirkan keluarganya ketika shalat, apakah shalatnya harus diulangi?
Ulama berbeda pendapat mengenai hukum khusyu’ dalam shalat.
Jumhur ulama mengatakan, hukumnya anjuran dan tidak wajib. Karena mustahil seseorang bisa khusyu’ dengan sempurna dalam shalatnya.
Di antara dalilnya adalah hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda,
إذا نودي للصلاة أدبر الشَّيْطَانُ وَلَهُ ضُرَاطٌ؛ حتى لا يسمع التَّأْذِينَ، فإذا قَضَى النداء أقبل، حتى إذا ثُوِّبَ بالصلاة أدبر، حتى إذا قضى التَّثْوِيبَ؛ أقبل حتى يَخْطُرَ بين المرء ونفسه، يقول اُذْكُر كذا، اُذْكُر كذا؛ لِمَا لَمْ يَكُنْ يَذْكُرُ ، حَتَّى يَظَلَّ الرَّجُلُ لاَ يَدْرِى كَمْ صَلَّى
“Ketika adzan dikumandangkan, syaitan menjauh dari masjid sambil terkentut-kentut, hingga dia tidak mendengar adzan. Setelah adzan selesai, dia datang. Ketika iqamah, dia menjauh. Ketika iqamah selesai, dia datang, lalu membisikkan hati hamba yang sedang shalat, ‘Ingat ini… ingat itu…’ padahal sebelumnya dia tidak ingat. Hingga seseorang lupa dan tidak tahu berapa jumlah raka’at yang telah dia kerjakan dalam shalatnya”.
(HR. Bukhari 608 & Ahmad 8139).
Dalam hadits di atas, Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam menyebutkan kondisi orang yang digoda syaitan dalam shalat, hingga pikirannya melayang ke mana-mana, sampai dia lupa jumlah raka’at yang telah dia kerjakan. Artinya, dia tidak khusyu’ dalam shalatnya. Namun Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam tidak memerintahkan agar shalatnya diulangi.
Hanya saja pahalanya berkurang bahkan bisa jadi tidak ada.
Ibnul Qoyim mengatakan,
فإن قيل : مما تقولون في صلاة من عدم الخشوع في صلاته : هل يعتد بها أم لا قيل : أما الاعتداد بها في الثواب : فلا يعتد له فيها إلا بما عقل فيه منها وخشع فيه لربه
Leave a Reply