Perkara fiqih, halal haram terkadang lebih mudah diamalkan daripada amalan hati….

Perkara fiqih, halal haram terkadang lebih mudah diamalkan daripada amalan hati. (Meski ga juga sih kalo untuk perkara halal haram, karena ada sebagian hal yang sebetulnya haram, namun orang-orang kekeuh mengerjakannya, bahkan mencari-cari pembelaan).

Kita tahu tata cara wudhu Nabi, Sholat Nabi hanya dengan sekali baca, maka seselesainya buku / kajian tersebut kita langsung bisa melaksanakannya.

Kita paham daging babi haram, khamr haram, maka dengan segera kita tinggalkan.

Adapun perkara hati, semisal riya. Kita paham pengertiannya, namun kadang (atau sering) masih dilakukan.

Kita tahu dalam beramal wajib ikhlas, namun masih saja tercampur cari-cari perhatian.

Baca-baca tentang Neraka, tentang adzab, tentang siksa kubur. Buku diletakkan, beberapa hari kemudian kita pun masih mengulangi kemaksiatan.

Ya, perkara hati memang sulit. Itulah sebabnya Sahabat Abu Bakar rodhiyallahu anhu lebih unggul dari seluruh umat Islam (Selain Nabi Shollallahu alaihi wasallam). Karena sesuatu yang ada di dalam hatinya.

Imam Abu Bakar bin ‘Ayyaasy (seorang ulama generasi tabi’in) mengatakan,

“Tidaklah Abu Bakar ash-Shiddiq radhiyallahu ‘anhu mengungguli kalian dalam kebaikan dengan hanya semata-mata karena banyak berpuasa dan shalat, akan tetapi karena sesuatu kesempurnaan iman dan takwa yang ada di dalam hati beliau”. (Miftah Daris Sa’adah, Ibnul Qoyim, 1/82)

@BorisTanesia

Di broadcast ulang: Berbagi_Kebaikan

https://t.me/Berbagi_Kebaikan

BerbagiKebaikanBerbagi info peluang amal sholih dan ketaatan… Untuk bekal kita menghadapi Yaumul Mizan…


View Source

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Discover more from Al-Qur'an Application

Subscribe now to keep reading and get access to the full archive.

Continue reading