╔══❖•ೋ°° ೋ•❖══╗

*SBUM*
*Sobat Bertanya*
*Ustadz Menjawab*

╚══❖•ೋ°° ೋ•❖══╝

*NO: 1⃣9⃣5⃣*

*Dirangkum oleh Grup Islam Sunnah | GiS*
https://grupislamsunnah.com

*Kumpulan Soal Jawab SBUM*
*Silakan Klik :* https://t.me/GiS_soaljawab

═══════ ° ೋ• ═══════

*Judul Bahasan*
*HUKUM MERAYAKAN ISRA’ MI’RAJ*

*Pertanyaan*
Nama : Putri Anggun Sekar Arum
Angkatan : 1
Grup : 035
Domisili : –

بسم الله الرحمن الرحيم

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Semoga tim GIS selalu dalam keberkahan Allah ‘Azza wa Jalla.

Afwan, mau bertanya Ustadz berkaitan Isra’ Mi’raj, apa ada dalil untuk merayakannya atau memperingatinya?

Sependek ilmu ana, ummat Islam hanya ada dua perayaan saja, yakni Idhul Fithri dan Idhul Adha.

Mohon pencerahan ilmunya.

جزاكم الله خيرا وبارك الله فيكم

*Jawaban*

وعليكم السلام ورحمة اللّه وبركاته

بسم الله

Pertanyaan yang sangat bagus sekali dari Ukhti Putri Anggun Sekar Arum hafizhakillah.

Baarakallahu fiikum.

Segala puji bagi Allah سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى dan semoga shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada Rasulullah صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ, keluarga dan para Shahabatnya رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ.

Tidak diragukan lagi bahwa kejadian Isra’ dan Mi’raj merupakan salah satu tanda ke-Maha Kuasa-an Allah عَزَّ وَجَلَّ, dan menunjukkan kebenaran kerasulan Muhammad صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ dan kedudukannya yang tinggi di sisi Allah جَلَّ وَعَلَى.

Ia juga merupakan bukti kudrat Allah Yang Maha Hebat serta menunjukkan ketinggian Allah di atas semua makhluk-Nya.

Allah berfirman:

سُبْحٰنَ الَّذِيْٓ اَسْرٰى بِعَبْدِهٖ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ اِلَى الْمَسْجِدِ الْاَقْصَا الَّذِيْ بٰرَكْنَا حَوْلَهٗ لِنُرِيَهٗ مِنْ اٰيٰتِنَاۗ اِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ.

“Maha Suci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda kebesaran Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat”.
(QS. Al Israa’ [17]: 1).

Telah menjadi berita mutawatir dari Rasulullah صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ bahwa Beliau telah dimi’rajkan Allah ke langit, pintu-pintunya telah dibukakan untuk Beliau hingga melewati langit ke tujuh, dan Allah langsung berbicara dengannya. Dan saat itu, Allah mewajibkan kepadanya shalat lima waktu.

Pertama kali, Allah mewajibkan kepadanya shalat lima waktu, dan Beliau lantas beberapa kali merujuk kepada Allah, memohon keringanan, hingga akhirnya menjadi lima waktu, tapi pahalanya tetap pahala lima puluh waktu shalat, karena satu kebaikan ganjarannya adalah sepuluh kali lipat. Segala puji dan syukur kepada Allah atas segala nikmat-Nya. *Tidak ada satupun hadits shahih yang menentukan malam terjadinya Isra’ dan Mi’raj. Semua hadits yang menerangkan ketentuan malam terjadinya peristiwa itu adalah lemah menurut ulama hadits*. Allah lebih tahu akan hikmah tidak diketahuinya malam kejadian tersebut.

Kalaupun ada ketentuan malam tersebut, tetap saja tidak diperbolehkan bagi kaum Muslimin untuk mengkhususkannya dengan ibadah tertentu, begitu juga *tidak boleh bagi mereka merayakannya*. Karena yang demikian itu, tidak pernah dilakukan oleh Nabi dan para Shahabat. *Seandainya memperingati malam tersebut disyari’atkan, maka Rasulullah صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ pasti menjelaskannya kepada ummat, baik dengan perkataan atau perbuatan. Dan kalau hal itu pernah dilakukan Beliau, pasti akan diketahui dan tersebar, dan para Shahabat pasti menukilnya kepada kita, karena mereka telah menukil dari Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ semua yang dibutuhkan oleh ummat*. Dan tidak ada satupun yang luput dari mereka, bahkan mereka selalu berada di barisan pertama dalam melakukan segala macam kebaikan.

View Source


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *