╔══❖•ೋ°° ೋ•❖══╗

*SBUM*
*Sobat Bertanya*
*Ustadz Menjawab*

╚══❖•ೋ°° ೋ•❖══╝

*NO : 1⃣9⃣1⃣*

*Dirangkum oleh Grup Islam Sunnah | GiS*
https://grupislamsunnah.com

*Kumpulan Soal Jawab SBUM*
*Silakan Klik :* https://t.me/GiS_soaljawab

═══════ ° ೋ• ═══════

Judul Bahasan
*LIDAH KUNCINYA HATI*

*Pertanyaan*
Nama : Clara Sari
Angkatan : T01
Grup : 023
Domisili : –

بِسْـمِ اللّهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ

اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُه

Bagaimana menghadapi suami yang kalau lagi marah dan membentak suka di depan keponakan yang masih anak-anak, dan sering mengeluarkan kata-kata kotor atau kata-kata yang tidak pantas untuk diucapkan.

Sementara saya hanya memilih diam karena kalau saya melakukan pembelaan diri saya akan semakin disudutkan dan volume nada bicaranya semakin tinggi.

جزاكم الله خيرا وبارك الله فيكم.

*Jawaban*

وعليكم السلام ورحمة اللّه وبركاته

بسم الله

Semoga Allah memberikan kesabaran dan ketabahan kepada kita semua.

Dalam menjalani hidup berumah tangga pasti akan ada namanya duri-duri dalam kehidupan. Keadaan yang membuat salah satu pihak yang membuat marah.

1⃣ Ketika suami ukhti dalam keadaan marah hendaknya ukhti untuk mengambil sikap diam. Apabila kemarahan sudah reda maka ukhti bisa berbicara kepada suami untuk tidak menampakkan kemarahan di depan anak-anak. Dan untuk tidak mengeluarkan kata-kata kotor. Dan hendaknya untuk suami dapat membersihkan hatinya dari hal-hal yang negatif.

Kata syair Arab mengatakan :

لأن لسان المرء مفتاح قلبه
إذا هو أبدى ما يقول من الفم
لسان الفتى نصف ونصف فؤاده
فلم يبق إلا صورة اللحم والدم

“Karena lidah seseorang adalah kunci hatinya
Jika dia menampakkan apa yang dikatakan dari mulut”

Lidah seseorang adalah separuh dan separuhnya lagi adalah hatinya
Selain itu hanyalah bentuk tulang dan daging.

2⃣ Ketika suami marah hendaknya ukhti dapat menenangkan dengan mengubah keadaan, misalnya suami marah dalam keadaan berdiri untuk duduk apabila duduk masih marah maka hendaknya berbaring apabila masih tidak bisa maka bisa berwudhu sebagaimana terdapat dalam hadistsvyang shahih akan hal itu

3⃣ Kesabaran harus benar-benar dilatih kepada ukhti agar tidak tersulut emosi yang diakibatkan dari kemarahan suami dan harus banyak memaafkan dari ketidaktahuan suami akan akibat perbuatannya.

Allâh ‘Azza wa Jalla berfirman :

وَلْيَعْفُوا وَلْيَصْفَحُوا أَلَا تُحِبُّونَ أَنْ يَغْفِرَ اللَّهُ لَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ

“Dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu?”.
(QS. An-Nur: 22).

Semoga Allah memberikan kesabaran dan kekuatan kepada kita semua dalam meniti jalan yang lurus.

والله تعالى أعلم

Dijawab oleh : …..
Diperiksa oleh : Ustadz Yudi
Kurnia, Lc.

═══════ ° ೋ• ═══════

*Tambahan dari Ustadz Yudi Kurnia, Lc*

1. Sabar menghadapi suami yang demikian.
2. Terus mendekatkan diri kepada Allah dan terus memperbaiki diri karena Allah, karena mungkin saja keburukan yang kita dapatkan adalah buah dari dosa kita sendiri.
3. Do’akan suami dengan kebaikan, penuhi kewajiban sebagai seorang istri.
4. Harapkan pahala yang besar dari Allah atas apa yang dialami.
5. Yakin bahwa Allah tidak akan menelantarkan hamba-Nya yang bertaqwa dan dekat dengan-Nya.
6. Menghindari apa-apa yang membuat marah suami.
7. Memberi kepuasan pada suami hingga dia dapat terkontrol emosinya. Seperti cukup makan, tidur dan kebutuhan bathinnya.
8. Ajak suami komunikasi di saat-saat berduaan dengan lemah lembut dan hindari perdebatan.
9. Maafkan suami dan jangan simpan dendam atau benci kepadanya.

Wallahu’alam.

*Official Account Grup Islam Sunnah (GiS)⁣⁣*

View Source


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *