╔══❖•ೋ°° ೋ•❖══╗

*SBUM*
*Sobat Bertanya*
*Ustadz Menjawab*

╚══❖•ೋ°° ೋ•❖══╝

*NO : 2⃣9⃣2⃣*

*Dirangkum oleh Grup Islam Sunnah | GiS*
https://grupislamsunnah.com

*Kumpulan Soal Jawab SBUM*
*Silakan Klik :* https://t.me/GiS_soaljawab

═══════ ° ೋ• ═══════

*Judul bahasan*
*PENOMORAN HADITS*
*(TARQIMUL AL-HADIST)*

*Pertanyaan*
Nama : Fulanah
Angkatan : 01
Grup : –
Domisili : –

بسم الله الرحمن الرحيم

السلام عليكم ورحمة الله وبركات

Afwan, yang mau ana tanyakan.

Mungkin kami bisa diberi penjelasan sebab-sebab adanya perbedaan nomor hadits atau adanya nomor hadits yang sama tetapi isinya berbeda. Agar suatu saat mungkin kami juga bisa menjelaskan kepada orang lain mengenai perkara ini.

جزاكم الله خيرا وبارك الله فيكم

*Jawaban*

وعليكم السلام ورحمة اللّه وبركاته

بسم الله،

والصلاة والسلام على رسول الله،أمابعد.

Orang-orang yang mempelajari ilmu hadits memiliki keutamaan dari Allah ‘Azza wa Jalla.

Imam Tirmidzi telah meriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda:

( نضر الله امرأ سمع مقالتي فوعاها وحفظها وبلغها، فرب حامل فقه إلى من هو أفقه منه ) وصححه الألباني في “صحيح الجامع” (2309)

“Allah akan memberikan “Nadhrah” kepada seseorang yang telah mendengarkan ucapanku, lalu dia memahaminya, menghafalnya dan menyampaikannya, karena berapa banyak para pembawa fiqih, ada yang lebih paham lagi darinya”.
(Diishahikan oleh Albani dalam Shahihul Jami’: 2309).

Adapun makna dari “Nadhrah” adalah keindahan dan cemerlang.

*PENOMORAN HADITS (TARQIMUL AHADITS)*

Perlu diketahui bahwa umumnya para ulama terdahulu menulis kitab-kitab hadits tidak diberi nomor. Namun nomor diberikan oleh para ulama-ulama setelahnya.

Oleh karena itu, untuk suatu hadits yang sama, bisa jadi kita temukan nomornya berbeda antara satu tulisan dengan tulisan yang lain yang menukil hadits tersebut.
Jadi masing-masing kitab hadits biasanya memiliki beberapa metode penomoran.

Contoh untuk kitab Sahih Al Bukhari, minimalnya ada tiga metode penomoran yang masyhur:

• Metode penomoran Ibnu Hajar dalam kitab Fathul Baari
• Metode penomoran Syaikh Musthafa Bugha
• Metode penomoran Al ‘Alamiyyah.

Jadi dari mana nomor-nomor hadits itu datang?

Jawabannya : dari para peneliti atau para Muhaqqiq, baik klasik ataupun modern seperti Syaikh Muhammad Nashirudin Al AlBani rahimahullah.

Konsekuensinya, beda peneliti biasanya akan berbeda-beda ketika menomori tiap hadits. Dan pada akhirnya berapa jumlah total hadits dalam suatu kitab hadits pun pastinya berbeda-beda juga.

Kemudian hasil penelitian dari para Muhaqqiq yang berbeda-beda itu diterbitkan. Maka nomor-nomor hadits itu muncul berbeda-beda di masing-masing penerbit, padahal kitab haditsnya itu-itu juga.

والله تعالى أعلم بالصواب

Dijawab oleh : Ustadz Wukir
Saputro, Lc.

═══════ ° ೋ• ═══════

*Official Account Grup Islam Sunnah (GiS)⁣⁣*

WebsiteGIS:
https://grupislamsunnah.com
Fanpage: web.facebook.com/grupislamsunnah
Instagram: instagram.com/grupislamsunnah
WebsiteGBS: grupbelanjasunnah.com
Telegram: t.me/s/grupislamsunnah
Telegram Soal Jawab: https://t.me/GiS_soaljawab
YouTube: bit.ly/grupislamsunnahq

View Source


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *