*SBUM*
*Sobat Bertanya*
*Ustadz Menjawab*
╚══❖•ೋ°° ೋ•❖══╝
*NO : 3⃣2⃣8⃣*
*Dirangkum oleh Grup Islam Sunnah | GiS*
https://grupislamsunnah.com
*Kumpulan Soal Jawab SBUM*
*Silakan Klik :* https://t.me/GiS_soaljawab
═══════ ° ೋ• ═══════
*Judul bahasan*
*RESIGN DARI TEMPAT KERJA*
*YANG PENUH SYUBHAT?*
*Pertanyaan*
Nama : Ummu Zakiya
Angkatan : –
Grup : 071
Domisili : –
بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Semoga Ustadz beserta keluarga senantiasa dalam lindungan dan limpahan rahmat Allah Subhaanahu Wa Ta’ala. Aamiin.
Afwan Ustadz ijin bertanya.
Sebelumnya saya seorang guru sertifikasi di lembaga swasta, lembaga tersebut masih banyak syubhat seperti do’a bersama, tahlil bersama, baca shalawat nariyah, dan lain-lain. Setelah saya mengenal Sunnah, saya & suami berunding untuk resign dari lembaga tersebut untuk menghindari hal-hal syubhat dan juga berniat ingin memasukkan anak ke pondok pesantren untuk mendalami ilmu agama dan hafalan Al-Qur’an. Karena kalau saya masih mengajar di sana otomatis saya tidak bisa memasukkan anak ke pesantren karena aturan dari yayasan. Anak guru harus sekolah di sini sampai MTS, sedangkan di sini begitu banyak syubhatnya.
Apakah keputusan yang saya ambil sudah benar, Ustadz?
Apakah saya tidak zhalim karena tidak mau mengamalkan ilmu yang saya punya, padahal selama ini saya juga sudah mendapat tunjangan dari pemerintah?
Mohon pencerahannya.
جزاكم الله خيرا وبارك الله فيكم.
*Jawaban*
وعليكم السلام ورحمة اللّه وبركاته
بسم الله
والصلاة والسلام على رسول الله،أمابعد.
Sikap Anda dengan meninggalkan tempat kerja tersebut sudah benar untuk kemaslahatan yang lebih besar. Bekerja di tempat yang masih mengamalkan bid’ah rentan hati kita terkena syubhat mereka.
Anda pun tidak zhalim ketika resign dari tempat tersebut. Anda cukup mencari alasan yang bijak yang harus Anda utarakan kepada pimpinan di sana.
Imam Adz-Dzahabi –rahimahullah– mengatakan :
“Mayoritas para imam salaf mereka memandang bahwa hati itu lemah dan syubhat itu menyambar-nyambar”.
(Siyaru A’lamin Nubala‘ 7/261).
Ini di zaman mereka, apalagi di zaman kita sekarang ini. Oleh karena itu, harusnya kita selalu wasapada dan mengingat terus pesan-pesan para ulama Ahlus Sunnah dalam masalah ini.
Allah akan ganti dengan yang lebih baik bagi yang meninggalkan sesuatu ikhlas karena Allah.
Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda :
إِنَّكَ لَنْ تَدَعَ شَيْئاً لِلَّهِ عَزَّ وَجَلَّ إِلاَّ بَدَّلَكَ اللَّهُ بِهِ مَا هُوَ خَيْرٌ لَكَ مِنْهُ
“Sesungguhnya jika engkau meninggalkan sesuatu karena Allah, niscaya Allah akan memberi ganti padamu dengan yang lebih baik.”
(HR. Ahmad 5: 363. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih).
Imam Ibnu Qoyyim rahimahullah berkata,
“Adapun perkataan “Siapa yang meninggalkan sesuatu karena Allah, maka akan diberi ganti yang lebih baik dari itu”, ganti yang diberikan di sini beraneka ragam. Akan tetapi ganti yang lebih besar yang diberi adalah kecintaan dan kerinduan pada Allah, ketenangan hati, keadaan yang terus mendapatkan kekuatan, terus memiliki semangat hidup, juga kebanggaan diri serta ridha pada Allah Ta’ala”.
(Al Fawaid hal. 166).
Terlebih-lebih anak adalah investasi akhirat terbaik bagi kedua orang tuanya, maka menyelamatkan anak dari aturan sekolah tersebut yang harus sekolah di sana adalah tugas orang tua yang sudah mengenal hidayah manhaj yang lurus.
Semoga Allah Al Haadi memberikan hidayah untuk kita semua agar istiqamah di atas hidayah yang lurus dan diberi kekuatan untuk mengamalkan Sunnah.
والله تعالى أعلم بالصواب
23 November 2021.
Dijawab oleh : Ustadz Wukir
Saputro, Lc.
═══════ ° ೋ• ═══════
*Official Account Grup Islam Sunnah (GiS)*
Leave a Reply