╔══❖•ೋ°° ೋ•❖══╗

*SBUM*
*Sobat Bertanya*
*Ustadz Menjawab*

╚══❖•ೋ°° ೋ•❖══╝

*NO : 3⃣2⃣4⃣*

*Dirangkum oleh Grup Islam Sunnah | GiS*
https://grupislamsunnah.com

*Kumpulan Soal Jawab SBUM*
*Silakan Klik :* https://t.me/GiS_soaljawab

═══════ ° ೋ• ═══════

*Judul bahasan*
*BAGAIMANA STATUS*
*TALAK YANG SAH?*

*Pertanyaan*
Nama : Armada Sari
Angkatan : 02
Grup : 58
Domisili : –

بسم الله الرحمن الرحيم

السلام عليكم ورحمة الله وبركات

Saya ibu rumah tangga berumur 27 tahun, suami 29 tahun sudah mempunyai anak perempuan berumur 1 tahun.

Semenjak menikah tidak ada ketenangan dalam rumah tangga saya dan suami.

Suami dan keluarganya sering mempermasalahkan hal-hal yang sebenarnya bisa dibicarakan dan dicari solusinya. Mereka selalu menggunakan dalil agama, sedikit-sedikit saya disebut durhaka. Suami juga sangat temperamen, kasar dan mau main tangan. Sering mengucap cerai ketika bertengkar. Selama menikah sudah lebih dari 10 kali mengucap cerai baik lisan maupun tulisan. Suami juga sering menghina saya dan keluarga saya.

Intinya suami dan keluarganya menuntut saya menjadi istri shalihah, mereka menggunakan dalil agama seperti surga suami ada pada orang tuanya tetapi setelah menikah, surga istri ada pada suaminya.

Saya dikata pembangkang untuk hal hal sepele. Padahal kalau dipikir saya tidak pernah melanggar aturan agama misal selingkuh, minum-minuman, dll.

Jadi selama menikah saya tertekan, apalagi saya awam tentang syari’at.

Suami sangat menuruti orang tuanya, tetapi saya dan anak saya dikesampingkan haknya.

Seperti dia diam-diam menyimpan uang, ternyata itu dalam rangka nabung untuk beli mobil untuk orang tuanya. Orang tuanya dulu menjual mobil untuk menutup utang. Ibu mertua selalu mengeluh sedih sudah tidak punya mobil. Dan suami ingin membahagiakan orang tuanya. Sedangkan kami masih kekurangan, terkadang dibantu orang tua saya. Kalau saya menasihati dikata saya tidak mendukung suami berbakti kepada orangtuanya. Suami juga selalu mengancam pulang ke rumah orang tuanya ketika bertengkar, dan beberapa kali pulang ke rumah orang tuanya. Tetapi orang tuanya seperti tidak menasihati karena hal tersebut berulang terjadi. Tidak menyelesaikan masalah tetapi malah pergi. Dan masih banyak saya merasa suami tidak adil.

Saya bingung kalau suami dan keluarganya paham agama mengapa tidak memperlakukan istri dan menantu dengan baik?

Terakhir kali kami bertengkar masalah saya cemburu karena suami ketahuan chat mesum dengan teman kantornya, dia ngakunya hanya bercanda tapi saya sudah lelah.

Saya menceritakan perilaku suami saya dan keluarganya kepada orang tua saya di depan suami saya. Saya akui saya salah tapi saya sudah tidak tahan menerima perlakuan mereka selama ini.

Lalu suami pergi dari rumah, kami sudah pisah rumah selama 6 bulan. Dan selama itu juga suami dan orang tuanya tidak ada itikad untuk membicarakan permasalahan rumah tangga kami, padahal dari pihak orang tua saya ingin bertemu. Mereka selalu beralasan.
Suami pun jarang menengok anaknya padahal kantornya dekat. Selama 6 bulan hanya menengok 2 kali. Suami bilang dia malu untuk datang.

Hingga akhirnya saya menggugat cerai ke PA, baru suami meminta untuk rujuk kembali. Dia meminta saya mencabut gugatan saya. Dan bersedia mempertemukan dua keluarga. Tetapi orang tua saya sudah kadung kecewa, Karena sikap kurang bertanggung jawab dari pihak suami.

Suami ngotot, dia bersedia konsul ke KUA atau Ustadz mana pun asal jangan sampai ke PA. Tapi saya pun sudah ragu akan ke-sah-an rumah tangga saya di hadapan Allah.

Selama berpisah saya jadi sadar selama ini saya jauh dari Allah.

Suatu ketika saya membaca surat Al Ikhlas saat shalat, entah mengapa saya merasa sangat pilu di hati dan saya menangis. Saat itu bahkan saya tidak tahu arti dari tiap ayatnya. Dan ketika saya membaca terjemahannya saya sadar saya sombong di hadapan Allah. Saya tidak meminta pertolongan Allah.

View Source


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Discover more from Al-Qur'an Application

Subscribe now to keep reading and get access to the full archive.

Continue reading