بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Kegundahan menatap masa depan dan kesedihan atas masa lalu adalah dua sifat yang melemahkan seorang hamba.
Oleh karena itu diantara doa Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam adalah meminta perlindungan dari kegundahan, kesedihan dan kelemahan,
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الهَمِّ وَالحَزَنِ، وَالعَجْزِ وَالكَسَلِ، وَالبُخْلِ وَالجُبْنِ، وَضَلَعِ الدَّيْنِ، وَغَلَبَةِ الرِّجَالِ
Allaahumma inniy a’udzu bika minal-hammi wal-hazani, wal-‘ajzi wal-kasali, wal-bukhli wal-jubni, wa dhola’id-dain wa gholabatir-rijaal.
Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kegundahan terhadap masa depan dan kesedihan atas sesuatu yang telah berlalu, dan dari kelemahan dan kemalasan, dan dari kekikiran dan sifat pengecut, dan dari himpitan hutang dan penindasan orang.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Anas bin Malik radhiyallahu’anhu]
Al-Imam Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata,
وَكِلَاهُمَا مِنَ الْعَجْزِ، فَإِنَّ مَا مَضَى لَا يُدْفَعُ بِالْحُزْنِ؛ بَلْ بِالرِّضَى، وَالْحَمْدِ وَالصَّبْرِ وَالْإِيمَانِ بِالْقَدَرِ، وَقَوْلِ الْعَبْدِ قَدَّرَ اللَّهُ وَمَا شَاءَ فَعَلَ. وَمَا يُسْتَقْبَلُ لَا يُدْفَعُ أَيْضًا بِالْهَمِّ، بَلْ إِمَّا أَنْ يَكُونَ لَهُ حِيلَةٌ فِي دَفْعِهِ، فَلَا يَعْجِزُ عَنْهُ، وَإِمَّا أَنْ لَا تَكُونَ لَهُ حِيلَةٌ فِي دَفْعِهِ، فَلَا يَجْزَعُ مِنْهُ، وَيَلْبَسُ لَهُ لِبَاسَهُ، وَيَأْخُذُ لَهُ عُدَّتَهُ، وَيَتَأَهَّبُ لَهُ أُهْبَتَهُ اللَّائِقَةَ بِهِ، وَيَسْتَجِنُّ بِجُنَّةٍ حَصِينَةٍ مِنَ التَّوْحِيدِ وَالتَّوَكُّلِ، وَالِانْطِرَاحِ بَيْنَ يَدَيِ الرَّبِّ تَعَالَى، وَالِاسْتِسْلَامِ لَهُ وَالرِّضَى بِهِ رَبًّا فِي كُلِّ شَيْءٍ
“Kegundahan dan kesedihan adalah kelemahan, maka masa lalu janganlah dihadapi dengan kesedihan, akan tetapi hadapilah dengan:
– Ridho.
– Memuji Allah.
– Sabar.
– Beriman kepada takdir-Nya.
– Dan mengucapkan doa,
قَدَّرَ اللَّهُ وَمَا شَاءَ فَعَلَ
Qoddarollaahu wa-maa syaa-a fa’ala
‘Allah sudah menakdirkan, dan Allah melakukan apa yang Dia kehendaki’.
Dan masa depan janganlah dihadapi dengan kegundahan. Kondisi manusia menghadapi masa depan terbagi dua:
Pertama: Orang yang sudah memiliki persiapan, sehingga ia tidak lemah.
Kedua: Orang yang belum memiliki persiapan, maka janganlah gelisah dan goncang, akan tetapi hendaklah ia mempersiapkan diri dan menguatkan diri dengan persiapan yang layak, dan membentengi diri dengan perisai pelindung, yaitu:
– Tauhid.
– Tawakkal.
– Berpasrah diri di hadapan Rabb subhanahu wa ta’ala.
– Berserah diri dan tunduk kepada-Nya.
– Dan meridhoi-Nya sebagai Rabb dalam segala sesuatu.” [Zaadul Ma’ad, 2/327]
Sumber: https://sofyanruray.info/jangan-gundah-menatap-masa-depan-dan-jangan-sedih-atas-masa-lalu/
Yuk Pelajari Buku Fenomenal “Zaadul Ma’ad” Lebih Dalam: https://toko.sofyanruray.info/zadul-maad/
Fast Order: wa.me/628118247111
═══ ❁✿❁ ═══
GABUNG TELEGRAM
t.me/taawundakwah
t.me/sofyanruray
t.me/kajian_assunnah
t.me/videokitabtauhid
t.me/kaidahtauhid
t.me/akhlak_muslim
WA GROUP KAJIAN ISLAM
Ketik: Daftar
Kirim ke Salah Satu Admin:
wa.me/628111833375
wa.me/628111377787
wa.me/628119193411
Website dan Medsos:
– sofyanruray.info
– taawundakwah.com
– twitter.com/sofyanruray
– facebook.com/sofyanruray.info
– instagram.com/sofyanruray.info
– youtube.com/c/kajiansofyanruray
#Yuk_share, agar menjadi amalan yang terus mengalir insya Allah. Rasulullah shallallaahu’alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ
“Barangsiapa menunjukkan satu kebaikan maka ia akan mendapatkan pahala seperti orang yang mengamalkannya.” [HR. Muslim dari Abu Mas’ud Al-Anshori radhiyallaahu’anhu]
Leave a Reply