╔══❖•ೋ°° ೋ•❖══╗

*SBUM*
*Sobat Bertanya*
*Ustadz Menjawab*

╚══❖•ೋ°° ೋ•❖══╝

*NO : 3⃣6⃣6⃣*

*Dirangkum oleh Grup Islam Sunnah | GiS*
https://grupislamsunnah.com

*Kumpulan Soal Jawab SBUM*
*Silakan Klik :* https://t.me/GiS_soaljawab

═══════ ° ೋ• ═══════

*Judul bahasan*
*BOLEHKAH MEMINTA-MINTA*
*KEPADA KERABAT?*

*Pertanyaan*
Nama : Delviza Eka Fitri
Angkatan : 02
Grup : 12
Domisili : Riau

بسم الله الرحمن الرحيم

السلام عليكم ورحمة الله وبركات

Ustadz mau bertanya, apa hukumnya jika kita mengharapkan uluran tangan dari orang lain? Misalnya suami menyuruh ana meminta bantuan kepada paman untuk biaya pendidikan anak yang sudah lama menunggak, afwan ana tidak mau karena ana tidak ingin suami dipandang rendah oleh keluarga ana sendiri.

Apakah penolakan ana termasuk durhaka pada suami, Ustadz?

Mohon penjelasannya, Ustadz.

جزاكم الله خيرا وبارك الله فيكم

*Jawaban*

وعليكم السلام ورحمة اللّه وبركاته

بسم الله،

والصلاة والسلام على رسول الله،أمابعد.

Hukum meminta pada asalnya haram kecuali tiga keadaan yang disebutkan dalam hadits.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda:

“Wahai Qabishah! Sesungguhnya meminta-minta itu tidak halal, kecuali bagi salah satu dari tiga orang: Seseorang yang menanggung beban (utang orang lain, diyat/denda), ia boleh meminta-minta sampai ia melunasinya, kemudian berhenti. Dan seseorang yang ditimpa musibah yang menghabiskan hartanya, ia boleh meminta-minta sampai ia mendapatkan sandaran hidup. Dan seseorang yang ditimpa kesengsaraan hidup sehingga ada tiga orang yang berakal dari kaumnya mengatakan, “Si fulan telah ditimpa kesengsaraan hidup”, ia boleh meminta-minta sampai mendapatkan sandaran hidup. Meminta-minta selain untuk ketiga hal itu, “Wahai Qabishah! Adalah haram, dan orang yang memakannya adalah memakan yang haram”.
(Shahîh HR Muslim II/722 No.1044), Abu Dâwud I/515 No.1640, Ahmad III/477 No.15957, V/60 No.20620, dan an-Nasâ`i V/89 No. 2580).

Adapun meminta jika dalam keadaan darurat maka diperbolehkan.

✓ Imam An-Nawawi rahimahullah ketika menjelaskan bab “An-Nahyu ‘anil Mas’alah” (larangan meminta-minta) beliau mengatakan:

مَقْصُودُ الْبَابِ وَأَحَادِيثِهِ النَّهْيُ عَنِ السُّؤَالِ وَاتَّفَقَ الْعُلَمَاءُ عَلَيْهِ إِذَا لَمْ تَكُنْ ضَرُورَةٌ

“Maksud dari bab ini dan hadits-hadits yang ada di dalamnya adalah larangan meminta-minta. Ulama sepakat hukumnya terlarang jika tidak dalam keadaan darurat”.
(Syarah Shahih Muslim, 7/127).

Namun jika suami Anda mampu bekerja lebih baik meninggalkan hal ini, adapun sekolah anak masih bisa diusahakan mencari sekolah yang terjangkau biayanya atau rumah-rumah tahfizdhul Qur’an yang tidak berbayar juga masih ada.

✓ Jika dalam keadaan darurat, namun tidak fakir dan mampu bekerja, ulama berselisih pendapat mengenai hukumnya. Imam An-Nawawi rahimahullah menjelaskan:

أَصْحَابُنَا فِي مَسْأَلَةِ الْقَادِرِ عَلَى الْكَسْبِ عَلَى وَجْهَيْنِ أَصَحُّهُمَا أَنَّهَا حَرَامٌ لِظَاهِرِ الْأَحَادِيثِ وَالثَّانِي حَلَالٌ مَعَ الْكَرَاهَةِ بِثَلَاثِ شُرُوطٍ أَنْ لَا يُذِلَّ نَفْسَهُ وَلَا يُلِحَّ فِي السُّؤَالِ وَلَا يُؤْذِيَ المسؤول فَإِنْ فُقِدَ أَحَدُ هَذِهِ الشُّرُوطِ فَهِيَ حَرَامٌ بِالِاتِّفَاقِ وَاللَّهُ أَعْلَمُ

“Para ulama berselisih pendapat mengenai hukum meminta-minta bagi orang yang mampu bekerja, dalam dua pendapat. Pendapat yang lebih tepat, hukumnya haram, berdasarkan zhahir hadits-hadits yang ada. Pendapat yang kedua, hukumnya boleh namun disertai kemakruhan, jika memenuhi tiga syarat:

[1] Tidak menghinakan dirinya
[2] Tidak memaksa ketika meminta, dan
[3] Tidak memberikan gangguan kepada orang yang dimintai. Jika salah satu syarat ini tidak dipenuhi, maka hukumnya menjadi haram dengan sepakat ulama.

(Syarah Shahih Muslim, 7/127).

Wallahu a’lam.

*Anjuran untuk menjaga iffah (kehormatan diri)*

View Source


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *