╔══❖•ೋ°° ೋ•❖══╗

*SBUM*
*Sobat Bertanya*
*Ustadz Menjawab*

╚══❖•ೋ°° ೋ•❖══╝

*NO : 4⃣3⃣7⃣*

*Dirangkum oleh Grup Islam Sunnah | GiS*
https://grupislamsunnah.com

*Kumpulan Soal Jawab SBUM*
*Silakan Klik :* https://t.me/GiS_soaljawab

═══════ ° ೋ• ═══════

*Judul bahasan*
*APAKAH BOLEH RESELLER*
*BERJUALAN DENGAN*
*SISTEM PO?*

*Pertanyaan*
Nama : Apriliani
Angkatan : 02
Grup : 88
Domisili : –

بسم الله الرحمن الرحيم

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Semoga Ustadz beserta keluarga senantiasa dalam lindungan dan limpahan rahmat Allah Subhaanahu Wa Ta’ala. Aamiin.

Afwan Ustadz ijin bertanya.

Bagaimana jika reseller berjualan dengan sistem PO? Jadi di atas reseller ini ada supplier dan di atas supplier ada produsen. Produsen ini menerapkan sistem PO pakaian kepada supplier lalu supplier tadi juga menerapkan sistem PO kepada anggotanya (reseller). Kemudian si reseller ini memajang photo produk PO tadi di media sosial lalu ada si pembeli yang ingin memesan barang PO tersebut dan sudah dijelaskan barang beserta spesifikasinya dan barang ready sekitar 2-3 bulan ke depan.

Kemudian si pembeli menyetujuinya. Lalu dipesankan kepada supplier tadi. Dan setelah itu apa boleh si reseller meminta DP (uang muka) sebagai tanda jadi untuk barang PO tadi kepada pembeli?

Atau tunggu barang ready di reseller dulu baru bayar tunai?

Bagaiman solusinya, ya?

جزاكم الله خيرا وبارك الله فيكم.

*Jawaban*

وعليكم السلام ورحمة اللّه وبركاته

بسم الله

والصلاة والسلام على رسول الله،أمابعد.

Jual beli dengan sistem PO diperbolehkan.

Adapun Pre Order barang yang belum jadi (Custom) seperti konveksi, sablon, percetakan, makanan catering dan yang semisal.
Ini lebih mudah diperjualbelikan dengan cara PO. Dalam bahasa fiqihnya disebut dengan Istishna’.

Istishna’ yaitu jual beli barang dengan cara pesan produksi (custom) dengan menentukan spesifikasi barang yang diinginkan pembeli dan waktu pengerjaan. Maka pembayaran dalam akad Istishna’ boleh dilakukan secara tunai sebelum barang dibuat, DP, kredit atau ketika barang pesanan telah selesai.

فالأئمة الثلاثة: مالك والشافعي وأحمد جعلوه سلما ، واشترطوا لصحته شروط السلم.

“Al Imam Malik,dan Asy-Syaafi’i dan Ahmad mereka mengklasifikasikan jual beli ini ke jual beli salam/salaf dengan mensyaratkan: syarat sahnya jual beli salam (Uang tunai, barang tertunda. Disebut jual beli salam. Hukumnya boleh)

✓ Adapun Reseler jika dia merupakan wakil dari Agen maka tidak mengapa untuk melakukan transaksi jual beli barang tersebut. Berbeda jika dia hanya mengambil barang di internet saja dan bukan wakil dari penjual (agen).

✓ Adapun memberikan DP di awal maka juga diperbolehkan,

Syaikh Abdulaziz bin Baaz -Rohimahullah- Mufti Agung Saudi Arabia rahimahullah pernah ditanya, ”Apa hukum melaksanakan jual beli sistem Panjar/DP (Al Urabun) apabila belum sempurna jual belinya. Bentuknya adalah dua orang melakukan transaksi jual beli, apabila jual beli sempurna maka pembeli menyempurnakan nilai pembayarannya dan bila tidak jadi maka penjual mengambil DP (panjar) tersebut dan tidak mengembalikannya kepada pembeli?”

Beliau menjawab,”Tidak mengapa mengambil DP (uang panjar) tersebut dalam pendapat yang rojih dari dua pendapat ulama, apabila penjual dan pembeli telah sepakat untuk itu dan jual belinya tidak dilanjutkan (tidak disempurnakan).”

(Fiqh Wa Fatawa Al Buyu’ disusun Asyrof Abdul maQshud hal 291, dinukil dari Shohih Fiqh Al Sunnah 4/412)

والله تعالى أعلم بالصواب

Januari 2022.

Dijawab oleh : Ustadz Wukir
Saputro, Lc.

═══════ ° ೋ• ═══════

*Official Account Grup Islam Sunnah (GiS)⁣⁣*

WebsiteGIS:
https://grupislamsunnah.com
Fanpage: web.facebook.com/grupislamsunnah
Instagram: instagram.com/grupislamsunnah
WebsiteGBS: grupbelanjasunnah.com
Telegram: t.me/s/grupislamsunnah
Telegram Soal Jawab: https://t.me/GiS_soaljawab
YouTube: bit.ly/grupislamsunnah

View Source


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Discover more from Al-Qur'an Application

Subscribe now to keep reading and get access to the full archive.

Continue reading