Hari Senin, 19 Sya’ban 1443 H / 22 Maret 2022 M
Ustadz Rosyid Abu Rosyidah, MA Hafizhahullah
RAMADHAN SERIES
Halaqah 02 | Persiapan Ramadhan
Simak materinya
https://t.me/muhibbulislamgeneration
~
*MATERI TEKS*
*بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ*
*السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ*
*الْحَمْدُ لله. الْحَمْدُ للهِ وَكَفَى، وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلىَ رَسُولِ اللهِ الْـمُصْطَفَى وَعَلَى أٰلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَالَاهَ وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ*
Ikhwatal iman, Ahbabkumullah
Para jamaah sekalian, saudara-saudariku yang mencintai sunnah dan dicintai Allah Azza wa Jalla
Kembali kita lanjutkan Ramadhan series kita pada audio yang ke 2, berkaitan dengan bagaimana persiapan menyambut Ramadhan
Banyak sekali persiapan yang perlu kita lakukan untuk menyambut bulan yang Mubarok. Diantaranya adalah memperbanyak puasa. Kenapa memperbanyak puasa? Satu, karena itu memang merupakan apa-apa yang dicontohkan oleh Nabi ﷺ, sebagaimana disebutkan dalam hadits Aisyah. Beliau, radhiyallahu ‘anha mengatakan
_*مَا رَأَيْتُهُ*_
‘Aku tidak pernah melihat Rasulullah ﷺ berpuasa lebih banyak daripada bulan Sya’ban. (alias memang Nabi ﷺ intensitas beliau dalam berpuasa di bulan Sya’ban, lebih dari bulan-bulan yang lain).
Adapun kemudian di sana ada penjelasan lain, ketika disebutkan dalam hadits Aisyah.
_*كَانَ يَكُونُ عَلَىَّ الصَّوْمُ مِنْ رَمَضَانَ ، فَمَا أَسْتَطِيعُ أَنْ أَقْضِىَ إِلاَّ فِى شَعْبَانَ*_
‘Aisyah mengatakan; aku tidak memiliki hutang puasa Ramadhan, melainkan aku mengqadha’nya dibulan Sya’ban’
Jadi ketika Aisyah radhiyallahu ‘anha ini punya hutang puasa Ramadhan, maka beliau banyak mengqadha’nya di bulan Sya’ban. Sehingga kemudian para ulama menjelaskan, Nabi ﷺ berpuasa di bulan Sya’ban untuk menemani istri tercintanya, Aisyah
Dari sini ada adab yang bisa dilakukan oleh para suami kepada istri, ketika mengetahui bahwa istrinya memiliki qadha atas Ramadhan yang lalu dan sudah hampir masuk Ramadhan berikutnya, maka diingatkan untuk kemudian puasa. Dan kalau kemudian sang istri ini merasa malas atau mungkin merasa kurang bersemangat, di situlah kemudian suami bisa menemaninya, sebagaimana dilakukan oleh Rasulullah ﷺ.
Aisyah mengatakan bahwa Rasulullah ﷺ, banyak puasa di bulan Sya’ban lebih dari puasa-puasa yang lain. Dan disisi yang lain Aisyah pun menceritakan bahwa tidaklah beliau mengqadha’ Ramadhan melainkan di bulan Sya’ban. Ada keterkaitan kuat di sini.
Maka hendaknya kemudian para suami menyemangati istrinya untuk qadha’ atas Ramadhan yang lalu, di bulan Sya’ban ini. Menyerukan kepada istrinya untuk menyelesaikan qadha’nya, sembari kemudian dirinya menemani sang istri.
Lalu diantara persiapan menyambut Ramadhan adalah semakin memesrakan diri dengan Al Quran, memperbaiki interaksi dengan Al Quran, untuk menyambut datangnya bulan Al Quran, ini Ramadhan. Karena ketika kita belum memesrakan diri dengan Ramadhan, lalu ketika masuk bulan Ramadhan, dan baru saja berinteraksi dengan Al Quran, maka begitu banyak sekali godaan syaitan yang menerpa kita. Kita biasakan dulu sebelum masuk bulan Ramadhan, sehingga di bulan Ramadhan, habbit itu sudah terbangun, kebiasaan itu sudah mulai terbangun
Sebagaimana dikatakan oleh Ibnu Rajab
_*انَّ مِنْ جَزَاءِالحَسَنَةِ الحَسَنَةُ بَعْدَهَا*_
‘Diantara ganjaran atau ciri suatu kebaikan itu diterima, akan dimudahkan menuju kebaikan berikutnya’.
Kalau kemudian kita ini sudah membiasakan membaca Al Quran, sebelum bulan Ramadhan, maka kita pun tatkala ibadah membaca Al Quran diterima oleh Allah, kita akan dituntun untuk terus membaca Al Quran. Sehingga membaca Al Quran di bulan Ramadhan bukanlah sebuah _المَشَقَّة_, bukanlah sebuah _haraz_, bukanlah sebuah kesulitan.
Thayyib
Ikhwatal iman, Ahbabkumullah.
Begitu pula di antara yang perlu dipersiapkan adalah bertaubat. Bertaubat kepada Allah Azza wa Jalla atas apa-apa yang telah kita lakukan di masa lalu, kekhilafan-kekhilafan yang kita sadari ataupun yang tidak kita sadari.
GENERASI PECINTA ISLAM
Leave a Reply