Hari Rabu, 20 Sya’ban 1443 H / 23 Maret 2022 M
Ustadz Rosyid Abu Rosyidah, MA Hafizhahullah
RAMADHAN SERIES
Halaqah 03 | Sebelum Malam Pertama Ramadhan
Simak materinya
https://t.me/muhibbulislamgeneration
~
*MATERI TEKS*
*بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ*
*السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ*
*الْحَمْدُ لله. الْحَمْدُ للهِ وَكَفَى، وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلىَ رَسُولِ اللهِ الْـمُصْطَفَى وَعَلَى أٰلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَالَاهَ وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ*
Ikhwatal iman, Ahbabkumullah
Para jamaah sekalian, saudara-saudariku yang mencintai sunnah dan dicintai oleh Allah Azza wa Jalla
Kembali kita lanjutkan Ramadhan series kita pada audio atau pertemuan yang ke-3.
Setelah pada pertemuan lalu kita membahas tentang persiapan Ramadhan, maka sedikit kita titik beratkan lagi yakni apa yang harus kita lakukan sebelum malam pertama Ramadhan.
Di antara yang perlu kita lakukan adalah mensucikan jiwa kita dari berbagai macam kebiasaan maupun akhlak tercela. Kita harus sudah mulai mengubah kebiasaan kita sedari sekarang agar kelak di bulan Ramadhan kita bisa memaksimalkan untuk perbaikan diri, dari yang mungkin akhlaknya kurang baik menjadi baik, dari yang mungkin sebelumnya masih dalam kubangan maksiat menjadi tenggelam pada ketaatan.
Maka, meninggalkan akhlak-akhlak buruk (kebiasaan-kebiasaan buruk) adalah hal yang harus kita lakukan sebelum masuk malam pertama Ramadhan. Begitu pula bertaubat dengan sebenar-benarnya taubat, menyantuni orang-orang yang membutuhkan, mulai dari keluarga, tetangga, sampai kemudian orang-orang di sekeliling kita yang membutuhkan.
Dan yang tidak kalah penting pula, mengucapkan selamat berpuasa. Kenapa mengucapkan selamat berpuasa ini termasuk sesuatu yang bagus? Bukan berarti mengucapkan selamat ini termasuk ibadah, ini semata-mata adalah ucapan selamat yang kemudian bisa mengingatkan orang lain bahwa Ramadhan mubarak (bulan mulia) akan datang.
Begitu pula mengingatkan agar kemudian berbahagia menyambut kedatangannya. Ketika mungkin ada sebagian di antara saudara-saudara kita yang masih sibuk dengan dunia, lupa dengan Ramadhan, maka dengan kita mengucapkan tahniah, selamat berpuasa, selamat masuk bulan Ramadhan, selamat menyambut bulan Ramadhan yang mubarak, ini membuat orang lain tersadarkan. “oh iya, sekarang masuk bulan mulia.” “oh iya, sekarang memang masuk bulan yang Allah istimewakan, maka tidak layak kemudian saya masih sibuk dengan dunia.”
Dan di antara hal yang perlu kita persiapkan sebelum masuk malam pertama Ramadhan adalah memperhatikan terbitnya hilal. Islam mengenal 2 metode untuk memasuki bulan Ramadhan. Yang pertama dengan ru’yatul hilal, yang kedua dengan menggenapkan hitungan. Menggenapkan hitungan yakni menggenapkan sampai tanggal 30 Sya’ban. Adapun ru’yah berarti kita memperhatikan bagaimana masuknya bulan baru karena memang demikianlah 2 contoh yang ditetapkan.
Adapun untuk memastikan apakah hilal itu telah tampak atau tidak, tentu saja melalui teleskop dan ini adalah ranah bagi orang-orang yang memang memiliki wewenang, dalam hal ini apa? Dalam hal ini adalah pemerintah yang kemudian menunjuk utusan atau instansi tertentu. Tidak ada masalah dengan menggunakan alat bantu, teleskop, teropong, dan lain sebagainya karena memang hal ini tidak bertentangan dengan sabda Nabi ﷺ:
_*صُوْمُوْا لِرُؤْيَتِهِ*_
“Berpuasalah karena melihat hilal!”
(Hadits yang shahih)
Dan termasuk pula yang perlu kita ingatkan walaupun telah kita sampaikan tentang يَوْمُ الشَّكِّ (hari yang meragukan). Tidak boleh kita menyambut malam pertama Ramadhan dengan puasa, tidak boleh! Ini termasuk bentuk kemaksiatan kepada Nabi ﷺ karena hanya ada 2 cara untuk mengetahui masuknya bulan Ramadhan: melihat hilal atau menggenapkan bulan Sya’ban menjadi 30.
Dan di bulan Sya’ban hari terakhir (tanggal 30), ini tidak boleh puasa. Nabi ﷺ telah melarang kita untuk hal tersebut. Bahkan para ulama seperti Ammar Ibnu Yasir disebutkan dalam hadits Bukhari secara mu’allaq, begitu pula Abu Dawud dan Imam Tirmidzi, beliau mengatakan:
GENERASI PECINTA ISLAM
Leave a Reply