Ada sebuah atsar menarik dari sahabat Mu’adz bin Jabal Radhiyallahu ‘anhu ketika beliau pernah ditanya, orang-orang tidak mau menggunakan siwak setelah zhuhur di waktu puasa. Mereka yang tidak mau bersiwak setelah waktu zhuhur atau di waktu zhuhur saat berpuasa beralasan dengan hadits bahwa bau mulut orang yang berpuasa itu di sisi Allah lebih wangi dari bau kasturi.
Apa komentar Mu’adz bin Jabal? Mu’adz bin Jabal mengatakan: “Subhanallah (Maha Suci Allah), sungguh Rasulullah ﷺ telah memerintahkan mereka untuk bersiwak dan ketika beliau ﷺ memerintahkan mereka untuk bersiwak, beliau mengetahui bahwa mulut orang yang berpuasa pasti bau, tetapi beliau tidak memerintahkan mereka untuk membuat mulut mereka menjadi bau dengan sengaja atau dibiarkan tetap bau.”
Ini adalah kecerdasan dari Mua’adz bin Jabal. Nabi ﷺ orang yang sering berpuasa, rajin berpuasa, menegakkan puasa sunnah dan beliau pasti mengetahui bahwa bau mulutnya orang yang berpuasa tidak seenak bau mulutnya orang yang tidak berpuasa. Dan beliau pun menyampaikan bahwa bau mulut yang berpuasa, walaupun tidak enak dalam penciuman kita, tapi di sisi Allah lebih bau dari kasturi yakni lebih wangi dari pada bau kasturi. Beliau mengetahui itu, tetapi beliau tetap memerintahkan para sahabat dan kita semua untuk bersiwak tatkala berpuasa.
Catatannya hanya jangan sampai ketika kita bersiwak, sikat gigi saat puasa, niatnya adalah untuk menyegarkan semata. Dianjurkan untuk bersiwak tatkala akan shalat, berbeda kalau sedang tidak puasa, kita mau bersiwak setiap saat tidak ada masalah, kita mau gosok gigi setiap saat tidak ada masalah. Tapi masalahnya adalah ketika puasa, jangan sampai kita rajin bersiwak, rajin sikat gigi hanya karena ingin menyegarkan. Silakan bersiwak, silakan bersikat gigi, namun ketika momen-momen akan shalat. Inilah yang sunnah.
Begitu pula di antara yang perlu dipahami adalah ketika kita mengecap makanan, mencicipi makanan khususnya bagi kaum wanita, bagi ibu-ibu, bagi emak-emak. Boleh bagi mereka untuk mencicipi makanan jika memang diperlukan. Hal itu tidak membatalkan puasa, selama tidak masuk ke dalam tenggorokan, tidak ada masalah.
Ini beberapa hal yang perlu dipahami seputar tentang apa-apa yang membatalkan dan apa-apa yang tidak membatalkan.
*والله أعلم بالصواب*
Semoga bermanfaat.
*السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ*
══════ ∴ |MiG| ∴ ══════
GENERASI PECINTA ISLAM
Leave a Reply