Hari Jum’at, 29 Sya’ban 1443 H / 01 April 2022 M
Ustadz Rosyid Abu Rosyidah, MA Hafizhahullah
RAMADHAN SERIES
Halaqah 11 | Terbelenggunya Syetan dan Pantangan Untuk Futur
Simak materinya
https://t.me/muhibbulislamgeneration
~
*MATERI TEKS*
*بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ*
*السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ*
*الْحَمْدُ للهِ وَكَفَى، وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلىَ رَسُولِ اللهِ الْـمُصْطَفَى وَعَلَى أٰلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَالَاهَ وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ*
Ikhwatal iman, Ahbabkumullah
Para jamaah sekalian yang mencintai sunnah dan dicintai oleh Allah Azza wa Jalla
Kembali kita lanjutkan materi Ramadhan series kita, yang mana pada kesempatan kali ini kita akan membahas apa-apa yang berkaitan dengan bulan suci Ramadhan yang harus kita manfaatkan.
Kita mengetahui bersama bahwa Allah telah memuliakan kita di bulan Ramadhan dengan membelenggu syaitan. Allah membukakan pintu surga dan menutup pintu neraka. Allah juga melipatgandakan pahala, begitu pulan menjadikan pahala puasa yakni sebagai pintu dari syafa’at bagi hamba-hamba yang dapat memaksimalkannya.
Kita juga mengetahui bahwasanya Allah akan memasukkan orang-orang yang berpuasa lewat pintu khusus bernama Ar-Rayyan. Sehingga kalau ada yang bertanya: “Mengapa pada bulan Ramadhan masih saja banyak terjadi kemaksiatan, padahal syaitan sudah dibelenggu?”
Di sini ada silang pendapat di kalangan para ulama, ada yang menafsirkan bahwa maksud dibelenggu di sini, tidak semua syaitan. Ada pula yang mengatakan bahwa maksud dibelenggu adalah dilemahkan gerakannya, dilemahkan kekuatannya, namun tidak terhalangi dari kemampuannya untuk menggoda manusia.
Namun, jika dimasukkan syaitan di sini dalam seluruh jenis golongannya yakni شَيْطَانُ الْإِنْسِ وَشَيْطَانُ الْجِنِّ (syaitan dari kalangan manusia maupun syaitan dari kalangan jin), maka kita pun juga tidak boleh melupakan hawa nafsu, yang mana itu ada dalam diri kita.
Maka ketika yang dimaksudkan syaitan di sini adalah syaitan manusia yakni nafsu yang memerintahkan kepada keburukan, maka kita akan mengerti sebab terjadinya kemaksiatan yang ada di bulan tersebut, syaitannya yakni شَيْطَانُ الْجِنِّ (syaitan dari kalangan jin) dibelenggu, tapi syaitan dalam diri kita yakni hawa nafsu, kalau tidak kita sendiri yang mengendalikannya, tentu saja _Na’udzubillah wal iyadzubillah_, bisa kita yang terjerumus pada apa-apa yang Allah haramkan karena kita mengikuti hawa nafsu kita.
Ikhwatal iman, Ahbabkumullah
Ketika kita sudah bisa mengendalikan hawa nafsu, berarti kita sudah semakin terbuka kesempatan dan peluang untuk memaksimalkan Ramadhan. Kita harus mengetahui di sana ada hadits yang sering didengar oleh masyarakat, namun tidak bersumber dari Nabi ﷺ. Hadits yang dimaksud adalah hadits pembagian Ramadhan yakni rahmat, magfirah dan pembebasan dari api neraka. Haditsnya berbunyi:
_*أَوَّلُ شِهْرِ رَمَضَانَ رَحْمَةٌ وَأَوْسَطُهُ مَغْفِرَةٌ وَآخِرُهُ عِتْقٌ مِنَ النَّارِ*_
“Bagian awal Ramadhan adalah rahmat, pertengahannya adalah magfirah dan akhirnya adalah pembebasan dari api neraka.”
Ini adalah hadits yang dhaif, ini adalah hadits yang bahkan dikatakan tidak bersumber dari Nabi ﷺ. Pada bulan Ramadhan pintu rahmat dibuka, di setiap malamnya Allah pun juga membebaskan dari api neraka dan ia secara keseluruhan juga bulan yang penuh rahmat dan magfirah, sehingga tidak ada pembagian bahwa penggalan pertama Ramadhan adalah rahmat, pertengahannya magfirah dan akhirannya adalah pembebasan api neraka. Semuanya adalah rahmat, semuanya adalah magfirah, semuanya adalah pembebasan dari api neraka.
Nah, kalau kita sudah mengetahui ini, berarti tidak ada alasan lagi untuk futur, tidak ada lagi alasan untuk malas, tidak lagi ada alasan untuk saya di Ramadhan kali ini hanya mengincar pembebasan dari api neraka, atau saya di Ramadhan kali ini hanya mengincar ampunan atas dosa-dosa yang lalu, sehingga ia seakan-akan boleh untuk futur di awal Ramadhan, baru kemudian karena mencari magfirah, mencari ampunan yang itu ada di pertengahan Ramadhan, berarti
GENERASI PECINTA ISLAM
Leave a Reply