╔══❖•ೋ°° ೋ•❖══╗

*SBUM*
*Sobat Bertanya*
*Ustadz Menjawab*

╚══❖•ೋ°° ೋ•❖══╝

*NO : 5⃣8⃣6⃣*

*Dirangkum oleh Grup Islam Sunnah | GiS*
https://grupislamsunnah.com

*Kumpulan Soal Jawab SBUM*
*Silakan Klik :* https://t.me/GiS_soaljawab

═══════ ° ೋ• ═══════

*Judul bahasan*
*SHALAWAT YANG SESUAI SUNNAH*

*Pertanyaan*
Nama : Vinna Wedyati
Angkatan : 02
Grup : 32
Domisili : Jakarta Selatan

بسم الله الرحمن الرحيم

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Apakah Shalawat Ibrahimiyah dan Shalawat Nariyah termasuk Sunnah? Dalilnya? Kalau ada, boleh dilakukan kapan?

2. Terkait adab berdo’a,

~ Di waktu sujud dan sebelum salam apakah boleh berdo’a 40 Rabbana?
~ Berdo’a setelah shalat apakah adabnya boleh menggunakan bahasa campuran (bahasa Arab dan bahasa Indonesia) dan untuk urutannya apakah seperti ini :

1. Puji Allah dan panggil nama-Nya sesuai dengan hajat kita saat itu
2. Shalawat
3. Istighfar
4. Minta perkara akhirat dulu
5. Minta perkara sesuai hajat kita, (bisa akhirat bisa dunia)

3. Terkait dengan shalat sunnah,

~ Apakah ada dalil yang mengkhususkan utk membaca surat Al-Waqiah dan surat Ar-Rahman setelah shalat Dhuha?
~ Membaca surat Yasin setelah shalat maghrib?

جزاكم الله خيرا وبارك الله فيكم.

*Jawaban*

وعليكم السلام ورحمة اللّه وبركاته

بسم الله، والحمد لله، والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله
وصحبه ومن اهتدى بهداه

Pertama yang harus diperhatikan seorang Mukmin ketika disebut nama Rasul-Nya tidak boleh bakhil untuk bershalawat kepada Rasûlullâh Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda:

الْبَخِيلُ الَّذِي مَنْ ذُكِرْتُ عِنْدَهُ فَلَمْ يُصَلِّ عَلَيَّ.

“Orang yang pelit adalah orang yang tatkala namaku disebut di hadapannya, ia tidak bershalawat padaku.”
[HR. Tirmidzi, No. 3546 dari Ali bin Abi Thâlib radhiyallahu ‘anhu. At-Tirmidzi rahimahullah menyatakan hadits ini “Hasan shahih gharib”].

Shalawat Ibrahimiyyah sangat dianjurkan dan disunnnahkan untuk dilafadzkan baik dalam shalat tasyahud awal maupun tasyahud akhir maupun di luar shalat.

Shalawat nariyyah kami tidak mendapatkan dalil disunnahkannya untuk membaca tersebut bahkan hal itu termasuk perkara bid’ah dalam agama bahkan isi kandungan shalawat nariyyah terdapat kesyirikan.

Adapun yang harus diperhatikan adab-adab dalam berdo’a :

A. Tidak Boleh Berkata, “Aku Sudah Berdoa Lalu Tidak Terkabul”

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam pernah bersabda,

لاَ يَزَالُ يُسْتَجَابُ لِلْعَبْدِ مَا لَمْ يَدْعُ بِإِثْمٍ أَوْ قَطِيعَةِ رَحِمٍ مَا لَمْ يَسْتَعْجِلْ ». قِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا الاِسْتِعْجَالُ قَالَ: يَقُولُ قَدْ دَعَوْتُ وَقَدْ دَعَوْتُ فَلَمْ أَرَ يَسْتَجِيبُ لِى فَيَسْتَحْسِرُ عِنْدَ ذَلِكَ وَيَدَعُ الدُّعَاءَ

“Do’a seorang hamba akan senantiasa dikabulkan, selama dia berdo’a bukan untuk keburukan atau memutus tali silaturahim dan selama dia tidak tergesa-gesa dalam berdo’a. Kemudian seseorang bertanya,

“Ya Rasulullah, apa yang dimaksud tergesa-gesa dalam berdoa?”

Kemudian Rasulullah menjawab, yaitu seseorang yang berkata,

“Sungguh aku telah berdo’a dan berdo’a, namun tak juga aku melihat do’aku dikabulkan”, lalu dia merasa jenuh dan meninggalkan do’a tersebut.”
(HR. Muslim No. 2735)

Yang dimaksud di sini adalah ia memutus do’a.

B. Menghadirkan Hati Ketika Memanjatkan Do’a

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu,

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda:

ادْعُوا اللَّهَ وَأَنْتُمْ مُوقِنُونَ بِالإِجَابَةِ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ لاَ يَسْتَجِيبُ دُعَاءً مِنْ قَلْبٍ غَافِلٍ لاَهٍ

“Berdo’alah kepada Allah dalam keadaan yakin akan dikabulkan, dan ketahuilah bahwa Allah tidak mengabulkan do’a dari hati yang lalai.”
(HR. Tirmidzi No. 3479. Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan).

C. Menyanjung Allah kemudian berdo’a.

D. Bershalawat kepada Nabi Saat Berdo’a.

Ibnul Qayyim menyatakan bahwa ada tiga tingkatan dalam bershalawat saat do’a:

View Source


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Discover more from Al-Qur'an Application

Subscribe now to keep reading and get access to the full archive.

Continue reading