Karena begitu pentingnya, Allah subhanahu wa ta’ala mengabadikan kisah kaum Sodom, perbuatannya, penentangan mereka setelah didakwahi, serta peristiwa turunnya azab Allah subhanahu wa ta’ala dan kehancurannya; sedikitnya di 9 tempat dalam al-Qur’an, yaitu pada surah al-A’raf: 80–84, Hud: 69–83, al-Hijr: 58–78, al-Anbiya: 71–75, asy-Syu’ara: 160–175, an-Naml: 54–59, al-Ankabut: 28–35, ash-Shaffat: 133–138, dan al-Qamar: 33–39.
Hikmah dan Tujuan Pengulangan Kisah dalam al-Qur’an
Tidak seperti para aktivis LGBT yang menganggap bahwa pengulangan kisah Nabi Luth alaihis salam hanyalah “cerita penghibur” untuk menguatkan mental Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam dalam menghadapi penolakan Quraisy; pengulangan suatu kisah dalam al-Qur’an memiliki beberapa hikmah nan mulia, di antaranya:
1. Menjelaskan tentang urgensi dan pentingnya kisah tersebut. Sebab, diulanginya (kisah-kisah tersebut) menunjukkan perhatian yang serius terhadap kisah tersebut.
2. Penegasan dan penguatan terhadap kisah tersebut, agar kukuh dan menetap di hati-hati manusia.
3. Menunjukkan balaghah al-Qur’an (gaya bahasa dan sastra yang tinggi lagi mulia) ketika menyebutkan kisah-kisah dengan bentuk yang berbeda-beda, sesuai dengan tuntutan kondisi.
4. Menampakkan kebenaran al-Qur’an, dan bahwasanya al-Qur’an datang dari sisi Allah subhanahu wa ta’ala semata, ketika menyebutkan kisah-kisah dengan berbagai bentuk tanpa ada saling kontradiksi. (Lihat Ushul fi at-Tafsir hlm. 52)
Selengkapnya: https://asysyariah.com/lgbt-sebab-kehancuran-disegerakannya-azab
WhatsApp Salafy Indonesia
Channel Telegram || http://telegram.me/ForumSalafy