¶ Musayib radhiallahu anhu bercerita,
– لَمَّا حَضَرَتْ أبَا طَالِبٍ الوَفَاةُ، جَاءَهُ رَسولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ فَوَجَدَ عِنْدَهُ أبَا جَهْلٍ، وعَبْدَ اللَّهِ بنَ أبِي أُمَيَّة
“Ketika sakaratulmaut menghampiri Abu Thalib, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam datang dalam keadaan di sisi Abu Thalib ada Abu Jahal dan Abdullah bin Abu Umayyah.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam berkata,
يا عَمِّ قُلْ: لا إلَهَ إلَّا اللَّهُ كَلِمَةً أُحَاجُّ لكَ بهَا عِنْدَ اللَّهِ
‘Wahai Paman, ucapkanlah ‘Laa ilaha illallah’, satu kalimat yang dengannya aku akan membelamu di sisi Allah.’
Keduanya (Abu Jahal dan Abdullah bin Abu Umayyah) berkata,
أتَرْغَبُ عن مِلَّةِ عبدِ المُطَّلِبِ؟
‘Apakah kamu membenci agama Abdul Muththalib?’
فَلَمْ يَزَلْ رَسولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ يَعْرِضُهَا عليه، ويُعِيدَانِهِ بتِلْكَ المَقالَةِ، حتَّى قالَ أبو طَالِبٍ آخِرَ ما كَلَّمَهُمْ: علَى مِلَّةِ عبدِ المُطَّلِبِ
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam terus mengulang ucapannya. Akan tetapi, keduanya juga mengulang ucapan mereka. Jadilah akhir kehidupan Abu Thalib adalah di atas agama Abdul Muththalib (yakni di atas kesyirikan).”
(HR. al-Bukhari no. 4772 dan Muslim no. 24)
Sumber || https://asysyariah.com/tidak-setiap-orang-bisa-dijadikan-teman/
WhatsApp Salafy Indonesia
Channel Telegram || http://telegram.me/ForumSalafy