*SBUM*
*Sobat Bertanya*
*Ustadz Menjawab*
╚══❖•ೋ°° ೋ•❖══╝
*NO : 6⃣6⃣6⃣*
*Dirangkum oleh Grup Islam Sunnah | GiS*
https://grupislamsunnah.com
*Kumpulan Soal Jawab SBUM*
*Silakan Klik :* https://t.me/GiS_soaljawab
═══════ ° ೋ• ═══════
*Judul bahasan*
*ANAK HASIL ZINA*
*DITANGGUNG OLEH SIAPA ?*
*Pertanyaan*
Nama : Fulanah
Angkatan : 03
Grup : 33
Domisili : Magelang
بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Izin berkonsultasi masalah keluarga saya, Ustadz.
Orang tua bercerai sejak saya kecil, saya selalu heran kenapa ibu saya membenci bapak kandung saya.
Saya cari tau setelah saya dewasa, ternyata saya anak diluar nikah.
Saya juga pernah mengalami pelecehan seksual dan yang mengetahui itu ibu saya karena saya tidak sadar sedang tidur, saya mencoba memaafkan kejadian-kejadian yang saya tidak tau.
Tapi yang jadi pertanyaan apakah saya mendapat balasan atas apa yang mungkin bapak saya lakukan diluar sana?
Saya belajar menerima bahwa ini takdir Allah, tapi selalu teringat.
Bagaimana saya agar bisa ikhlas?
Saya merasa tidak berharga…
Mohon nasihatnya, Ustadz dengan apa yang saya alami.
جزاكم الله خيرا وبارك الله فيكم.
*Jawaban*
وعليكم السلام ورحمة اللّه وبركاته
بسم الله
Wash-shalaatu was-salaamu ‘alaa Rasulillaah. Amma ba’du.
Seorang anak tidak akan menanggung dosa orang tuanya.
Anak hasil zina tidak ikut menanggung dosa, karena perbuatan zina dan dosa kedua orang tuanya. Sebab hal tersebut bukan perbuatannya, tetapi perbuatan kedua orang tuanya, karena itu dosanya akan ditanggung mereka berdua.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman,
لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ “
“Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya“.
(QS. Al-Baqarah/2 : 286).
Dan firman-Nya,
وَلَا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِزْرَ أُخْرَىٰ
“Dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain“.(QS. Al-An’am/6 : 164).
✓ Maka seorang anak dari hubungan zina seperti anak yang lain.
Berkaitan dengan statusnya, dia seperti halnya orang lain. Kalau taat kepada Allah, beramal shalih dan mati dalam keadaan Islam, maka mendapat surga.
Sedang, jika bermaksiat dan mati dalam keadaan kafir maka dia termasuk penghuni neraka.
Dan jika mencampuradukkan antara amal shalih dan amal buruk serta mati dalam keadaan Islam maka statusnya terserah kepada Allah ; bisa mendapat pengampunan-Nya atau dihukum di neraka terlebih dahulu sesuai dengan kehendak-Nya, namun tempat kembalinya adalah surga berkat karunia dan rahmat Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Adapun apa yang menimpa Anda itu adalah sudah taqdir yang wajib kita beriman kepada taqdir baik dan taqdir buruk.
Untuk bisa ikhlas menerima taqdir maka dibutuhkan ilmu tentang rukun iman, dan dalam pembahasan taqdir kita akan mengetahui 4 rukun taqdir:
1. Al Ilmu
2. Al Kitabah
3. Masyiah
4. Al Kholqu
Bahwa semua taqdir sesuai dengan ilmu Allah, dan telah ditulis di Lauhul Mahfuzh, dan Allah Maha berkehendak untuk mewujudkan taqdir tersebut, maka terjadilah taqdir tersebut kepada makhluk-Nya.
Jika kita sabar dalam menjalani taqdir yang buruk maka itu akan menjadi penghapus dosa-dosa kita.
Kemudian kita diajarkan asmaul husna yang di antara nama-Nya yang Maha Indah adalah Al Malik yaitu Dzat yang Maha Menguasai, Maha Memiliki Alam Semesta dan memiliki kita semua, maka kita semua milik Allah dan kita semua akan kembali kepada-Nya.
Selain manusia adalah makhluk, dan setiap makhluk pasti diatur kehidupannya oleh Sang Khaliq, dan Dia Maha Hakiim setiap keputusan-Nya penuh dengan hikmah. Maka Allah akan memberikan hikmah itu di antaranya dihapuskanya dosa-dosa dan diberikan pahala tanpa batas bagi orang-orang yang sabar menjalani ujian dan taqdirnya.
والله تعالى أعلم
Dijawab oleh : Ustadz Wukir
Saputro, Lc.
═══════ ° ೋ• ═══════
*Official Account Grup Islam Sunnah (GiS)*
Leave a Reply