╔══❖•ೋ°° ೋ•❖══╗

*SBUM*
*Sobat Bertanya*
*Ustadz Menjawab*

╚══❖•ೋ°° ೋ•❖══╝

*NO : 7⃣8⃣3⃣*

*Dirangkum oleh Grup Islam Sunnah | GiS*
https://grupislamsunnah.com

*Kumpulan Soal Jawab SBUM*
*Silakan Klik :* https://t.me/GiS_soaljawab

═══════ ° ೋ• ═══════

*Judul bahasan*
*HUKUM*
*AQIQAH BAGI ORANG TUA YANG*
*SUDAH MENINGGAL DUNIA*

*Pertanyaan*
Nama : Hamba Allah
Angkatan : 03
Nama Admin :Nana Susmita
Nama Musyrifah : Nana Ummu Syafiq
Grup :T03-56
Domisili : Sulawesi Selatan

بسم الله الرحمن الرحيم

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Izin bertanya Ustadz,
Bolehkah sang anak mengaqiqahkan orang tuanya yang sudah meninggal?
Yang semasa hidupnya belum pernah di aqiqah oleh orang tuanya (kakek).

Mohon pencerahannya ustadz,

جزاكم الله خيرا وبارك الله فيكم.

*Jawaban*

وعليكم السلام ورحمة اللّه وبركاته

بسم الله

Bismillah, wash shalaatu was salaamu ‘alaa rasulillaah, Amma ba’du.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

كل غلام مرتهن بعقيقته تذبح عنه يوم سابعه ويحلق ويسمى

“Setiap anak tergadaikan dengan aqiqahnya, disembelih pada hari ketujuh, dicukur, dan diberi nama.”
Diriwayatkan Imam Ahamd, Nasa’i, Abu Daud, Turmudzi, dan Ibn Majah, dari Samurah bin Jundub radliallahu ‘anhu dengan sanad yang shahih.

Untuk bagi yg baru lahir maka aqiqah hukumnya sunnah muakkadah. Namun apa hukumnya aqiqah untuk anak atau seseorang yang sudah meninggal?

Berikut ini fatwa Fadhilatusy Syaikh Shalih bin Fauzan al-Fauzan hafizhahullah.

Aqiqah untuk anak yang baru lahir hukumnya sunnah muakkadah (sunnah yang ditekankan), menurut pendapat jumhur (mayoritas) ahlul ilmi (ulama). Akan tetapi, hukum ini berlaku untuk anak-anak yang masih hidup, tanpa ada keraguan di dalamnya, karena hal ini adalah sunnah yang pasti dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Adapun aqiqah untuk anak-anak yang sudah meninggal (yang belum diakikahi saat hidupnya), tidak tampak disyariatkan bagi Anda. Sebab, aqiqah itu disembelih hanya sebagai tebusan bagi anak yang lahir, untuk tafaul (berharap/optimis) akan keselamatannya, dan untuk mengusir setan dari si anak, sebagaimana hal ini ditetapkan oleh al-Allamah Ibnul Qayyim rahimahullah dalam kitabnya, Tuhfah al-Maudud fi Ahkam al-Maulud. Tujuan-tujuan ini tidak ada pada anak-anak(orang) yang sudah meninggal.. …

Beliau juga berkata;
Bagaimana pun, apabila si penanya ingin mengakikahi anak-anaknya (seseorang)yang sudah meninggal dan menganggap baik hal tersebut, silakan dia lakukan. Akan tetapi, yang Rajih atau kuat menurut saya, hal tersebut tidaklah disyariatkan.

(Majmu’ Fatawa Fadhilatusy Syaikh Shalih bin Fauzan al-Fauzan, 2/573—574)

Kesimpulan jika Anda ingin melakukanya itu tidak mengapa,Namun hal ini tidak disyaratkan.

والله تعالى أعلم

Dijawab oleh : Ustadz Wukir Saputro Lc.
Diperiksa oleh : Ustadz Yudi
Kurnia, Lc.

═══════ ° ೋ• ═══════

*Official Account Grup Islam Sunnah (GiS)⁣⁣*

WebsiteGIS:
https://grupislamsunnah.com
Fanpage: web.facebook.com/grupislamsunnah
Instagram: instagram.com/grupislamsunnah
WebsiteGBS: grupbelanjasunnah.com
Telegram: t.me/s/grupislamsunnah
Telegram Soal Jawab: https://t.me/GiS_soaljawab
YouTube: bit.ly/grupislamsunnah

View Source


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *