Orang yang sakit, biasanya pergi ke dokter.. dokter akan memberikan resep obat kepadanya.. lalu dia akan pergi ke apotek untuk membeli obat sesuai resep dokter itu.
Dia akan meminum obat tersebut, meskipun dia tidak tahu bahan-bahan obatnya… meskipun dia tidak paham dasar-dasar ilmiah yang dijadikan dokter untuk memberikan resepnya.
Dia mau minum obat tersebut, dengan rasanya yang pahit.
Dia mau mengikuti aturan pakainya, sesuai takarannya.
Bahkan mungkin saja dia mau bangun dari tidur pulasnya hanya untuk meminumnya.
Semuanya itu dia lakukan, karena merasa yakin kepada dokter, dan berharap sembuh dari sakitnya.
Sungguh sangat mengherankan jika orang yang demikian dalam menyikapi resep dokter.. kemudian saat datang kepadanya dalil berupa firman Allah dan hadits Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam; dia menolaknya, dengan alasan karena belum jelas baginya maslahat atau hikmah dari penerapan dalil tersebut..!!
Saudaraku, aku tidak mengajakmu meniadakan akal, karena taklif (beban syariat) sangat berkaitan dengan akal.. sebaliknya, aku mengajakmu untuk berpikir lebih jauh, dan menjaga adab dan akhlak terhadap Allah, Penciptamu.
Janganlah engkau menuduh buruk hukum-hukum syariat yang hikmahnya belum tampak bagimu, atau mungkin saja akalmu belum mampu menjangkaunya.
Saudaraku, paling tidak, yakinlah bahwa Allah jauh lebih menyayangimu melebihi dokter yang engkau percaya dalam resep obatnya.
Yakinlah bahwa Allah tidak akan mengarahkanmu kepada sesuatu, kecuali ada kebaikan padanya untuk duniamu dan akhiratmu.
Jadikanlah hatimu menerima dan lapang terhadap hukum-hukum Allah.. tundukkanlah akalmu kepada syariat-Nya.
Jadikanlah semboyanmu pada apapun yang belum mampu engkau cerna dengan baik dalam syariat ini: “kami beriman, bahwa semua itu dari Robb kami..” [QS. Ali Imran:7].
[Dari pesan berbahasa arab dengan beberapa penyesuaian]
Diterjemahkan oleh,
Ustadz DR. Musyaffa’ Ad Dariny MA, حفظه الله تعالى
ref : bbg-alilmu
Di broadcast ulang: Berbagi_Kebaikan
https://t.me/Berbagi_Kebaikan
BerbagiKebaikanBerbagi info peluang amal sholih dan ketaatan… Untuk bekal kita menghadapi Yaumul Mizan…
Leave a Reply