Syaikh al-Faqih Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin rahimahullah berkata,
الميت بحادث يكون من الشهداء إن شاء الله لأنه كالميت بهدم أو غرق أو نحو ذلك ولكن ليُعلم أننا لا نحكم على الشخص بعينه أنه شهيد حتى وإن عمل عمل الشهداء لأن الشهادة للشخص بعينه لا تجوز كما لا تجوز الشهادة للشخص بعينه بالجنة إن كان مؤمنا أو بالنار إن كان كافرا ولكن نقول إن من مات بحادث أو مات بهدم أو بغرق أو بحرق أو بطاعون فإنه من الشهداء ولكن لا نخصه بعينه.
من عقيدة أهل السنّة والجماعة ألا نشهد لأحد بعينه بجنة ولا نار إلا لمن شهد له رسول الله صلى الله عليه وآله وسلم ولكننا نرجو لهذا الرجل أن يكون من الشهداء فإن قال قائل: أليس السبب الذي يستحق أن يوصف به بأنه شهيد قد وجِد؟ قلنا: بلى لكنه وجِد ظاهرا ولا ندري فلعل هذا الرجل الذي مات يكون في قلبه من الموانع التي تمنع أن يلحق بالشهداء ما لا نعلمه نحن.
“Seorang yang meninggal dunia karena suatu kecelakaan insya Allah termasuk mati syahid. Sebab, keadaannya seperti orang yang mati karena sebab tertimpa reruntuhan, tenggelam, dan yang semisalnya.
Hanya saja, perlu diketahui bahwa kita tidak boleh memastikan bagi individu tertentu bahwa dia syahid, sampaipun ia telah beramal dengan amalan orang yang mati syahid.
Sebab, memastikan kesyahidan pada individu tertentu tidak diperbolehkan, sebagaimana tidak boleh mempersaksikan individu tertentu bahwa ia pasti masuk surga karena ia seorang mukmin atau ia pasti masuk neraka karena ia orang kafir.
Akan tetapi, kita hukumi secara mutlak bahwa orang yang meninggal karena kecelakaan, tertimpa reruntuhan, tenggelam, terbakar, atau karena wabah penyakit (tha’un) bahwa orang yang semisal ini termasuk mati syahid.
Namun, kita tidak boleh mengkhususkan kesyahidan ini terhadap orang atau individu tertentu.
Di antara akidah dan keyakinan Ahlus Sunnah wal Jamaah ialah kita tidak boleh mempersaksikan individu tertentu dengan pasti masuk surga atau pasti masuk neraka kecuali orang-orang tertentu yang telah dipastikan oleh Rasulullah _shallallahu ‘alaihi wasallam_. Hanya saja, kita berharap untuk orang yang seperti ini bahwa ia termasuk orang yang mati syahid.
Jika ada yang mengatakan, ‘Bukankah sebab untuk dia berhak disifati sebagai syahid sudah terpenuhi?!’
Kita katakan, ‘Ya, betul. Akan tetapi, itu hanya sebatas apa yang tampak dari lahiriahnya. Sementara itu, kita tidak mengetahui batin seseorang. Bisa jadi, di hati orang yang mati ini terdapat penghalang-penghalang yang menghalanginya untuk diikutsertakan sebagai orang yang benar-benar mati syahid. Hal itu tidak kita ketahui pastinya.”
_Fatawa Nur alad Darb_, 253A
https://alathar.net/home/esound/index.php?op=codevi&coid=57710
WhatsApp Salafy Indonesia
Channel Telegram || http://telegram.me/ForumSalafy