*SBUM*
*Sobat Bertanya*
*Ustadz Menjawab*
╚══❖•ೋ°° ೋ•❖══╝
*NO : 1⃣1⃣0⃣4⃣*
*Dirangkum oleh Grup Islam Sunnah | GiS*
https://grupislamsunnah.com
*Kumpulan Soal Jawab SBUM*
*Silakan Klik :* https://t.me/GiS_soaljawab
═══════ ° ೋ• ═══════
*HUKUM MEMPELAJARI*
*BACAAN SHALAT*
*YANG BERAGAM*
*Pertanyaan*
Nama: GiS|T438-08115_DV
Angkatan: Gelombang 4
Grup : T.38
Nama Admin : Rofiqoh
Nama Musyrifah : Siti Rahma
Domisili : Jawa Timur
بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Izin bertanya Ustadz,
1. Saya ingin bertanya;
Bacaan shalat itu ada bermacam-macam, kita disunnahkan untuk mempelajari semua kan?
Kemudian ketika kita shalat, pada raka’at kedua lalai yang dibaca bacaan biasanya (maksudnya bacaanya berubah). Apakah harus sujud syahwi?
2. Misalnya pada saat shalat Maghrib, lupa tahiyat awal. Baru ingat ketika takbir raka’at ketiga. Tahiyat di raka’at ketiga ini, terhitung tahiyat akhir atau tahiyat awal. Apakah harus berdiri lagi?
جزاكم الله خيرا وبارك الله فيكم.
*Jawaban*
وعليكم السلام ورحمة اللّه وبركاته
بسم الله
1. Na’am sunnah hukumnya menghafal seluruh bacaan-bacaan shalat yang ada tuntunan dari nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa Sallam. Dan ini bentuk salah satu pengangungan terhadap sunnah nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa Sallam dan penjagaan terhadap sunnah beliau.
Kalau bacaan di raka’at pertama berbeda dengan raka’at yang lainnya maka tidak diharuskan sujud sahwi bahkan hal ini dianjurkan oleh para ulama. Bahkan Annawai mengatakan bahwa dianjurkan bagi shalat sendiri untuk menggabungkan seluruh doa tersebut. Hanya saja ada perbedaan diantara para ulama. Apakah boleh menggabungkan seluruh doa/bacaan dalam satu shalat, atau memvariasikan bacaan tersebut didalam shalat, misal shalat Zhuhur membaca bacaan shalat yang ini, lalu sholat Ashar membaca bacaan shalat yang lainnya. Akan tetapi Syaikh Ibnu Utsaimin mengatakan tidak boleh menggabungkan seluruh doa Iftitah dalam satu shalat. Karena tidak pernah diriwaytkan dari Nabi Muhammad Shalallahu alahi wa Sallam bahwa beliau pernah menggabungkannya. Berbeda dengan bacaan selain doa Iftitah, karena tidak ada riwayat yang mengatakan bahwa beliau hanya mencukupkan satu doa saja pada selain Iftitah, seperti doa ruku’ dan yang lainnya.
2. Jikalau lupa tahyat pertama maka tidak boleh kembali ke tahyat pertama jikalau ingat pada rakaat ketiga. Berbeda halnya apabila ingat sebelum berdiri sempurna, maka dibolehkan kembali ke tahyat pertama. Apabila ingat ketika sudah berdiri sempurna pada raka’at ketiga, maka yang dilakukan adalah sujud sahwi dua kali sujud, sebagaimana yang dikatakan para ulama.
قال ابن قدامة رحمه الله :
” ذَكَرَهُ بَعْدَ الشُّرُوعِ فِي الْقِرَاءَةِ ، فَلَا يَجُوزُ لَهُ الرُّجُوعُ ، وَيَمْضِي فِي صَلَاتِهِ ، فِي قَوْلِ أَكْثَرِ أَهْلِ الْعِلْمِ ” انتهى من ” المغني ” (2/20) .
جاء في ” الشرح الممتع ” لابن عثيمين رحمه الله (3/377) :
” قوله : وَإِنْ نَسِي التَّشَهُّدَ الأَوَّلَ ، وَنَهَضَ ، لَزِمَهُ الرُّجُوعُ ، مَا لَمْ يَنْتَصِبْ قَائِماً ، فَإِنْ اسْتَتَمَّ قَائِماً ، كُرِهَ رُجُوعُهُ .
Karena tasyahud pertama menurut jumhur ulama adalah sunnah bukan wajib shalat. Berbeda dengan Hanabilah yang menganggap tasyhud pertama sebagai wajib shalat. Akan tetapi para ulama sepakat dianjurkan sujud sahwi apabila tertinggal tasyahud pertama karena lupa.
عن عبد الله بن بحينة رضي الله عنه قال: إن رسول الله صلى الله عليه وسلم قام من اثنتين من الظهر لم يجلس بينهما، فلما قضى صلاته سجد سجدتين ثم سلم بعد ذلك.
“Rasulullah Shalallahu alaihi wa Sallam apabila berdiri pada raka’at kedua dari shalat Dzuhur (lupa tasyhud pertama), maka beliau tidak kembali kepada tasyahud pertama. Ketika beliau selesai menyempurnakan shalatnya, maka beliau sujud sebanyak dua kali sujud lalu beliau salam setelah itu.
Leave a Reply