╔══❖•ೋ°° ೋ•❖══╗

*SBUM*
*Sobat Bertanya*
*Ustadz Menjawab*

╚══❖•ೋ°° ೋ•❖══╝

*NO : 1⃣1⃣8⃣2⃣*

*Dirangkum oleh Grup Islam Sunnah | GiS*
https://grupislamsunnah.com

*Kumpulan Soal Jawab SBUM*
*Silakan Klik :* https://t.me/GiS_soaljawab

═══════ ° ೋ• ═══════

*APAKAH BATAL*
*WUDHU DAN SHALAT*
*JIKA MENYENTUH NAJIS ?*

*Pertanyaan*
Nama : Vina
Angkatan : –
Nama Admin : Yanti
Nama Musyrifah : Atih Setiasih
Grup : 39
Domisili : Jember

بسم الله الرحمن الرحيم

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Izin bertanya Ustadz,
Kalau di tempat sholat (biasa dipakai sholat, tapi bukan masjid) ada jamaah yang tidak pakai sandal keluar masuk itu. Apa tidak membawa najis?

Lalu bagaimana dengan orang yang sholat disitu, apakah sah sholatnya ?
Dan tempat sholat tersebut, digunakan untuk akses keluar masuk ruangan

Mohon pencerahannya Ustadz.

جزاكم الله خيرا وبارك الله فيكم.

*Jawaban*

وعليكم السلام ورحمة اللّه وبركاته

بسم الله
وبارك فيك

الحمد لله والصلاة وااسلام على رسول الله أما بعد.

Menyentuh najis bukan termasuk pembatal wudhu. Karena yang menjadi pembatal wudhu adalah hadas, bukan menyentuh najis.

Dalam fatwa Lajnah Daimah dinyatakan:

لا ينتقض الوضوء بغسل النجاسة على بدن المتوضئ أو غيره

“Wudhu tidak batal disebabkan mencuci najis, baik yang berada di badan orang yang wudhu maupun orang lain.” (Majalah Buhuts Islamiyah, volume 22, Hal. 62)

Dan dalil masalah ini adalah

والحجة في ذلك أنه صلى الله عليه وسلم صلى ذات يوم في نعليه وكان فيهما قذر، فأخبره جبرائيل عليه الصلاة والسلام، أن فيهما قذرا فخلعهما ولم يعد أول الصلاة، فدل ذلك على أن الذي لم يعلم معذور، فهكذا إذا أكمل.

Dalilnya adalah bahwa pernah pada suatu hari Nabi sholat memakai sandal yang bernajis, lalu jibril memberi tau Nabi bahwa pada sandalnya ada najis, lalu nabi melepaskan sandal tersebut dan tidak mengulangi sholatnya dari awal.

Syaikh Ibnu Baz juga menjelaskan yang sama:

“أما مس الدم أو البول أو غيرهما من النجاسات فلا ينقض الوضوء ، ولكن يغسل ما أصابه

Menyentuh darah, atau air kencing atau benda najis lainnya, tidak membatalkan wudhu. Hanya saja, dia harus mencuci bagian yang terkena najis. (Fatawa Ibnu Baz, 10: 141)

Jadi yang diperintahkan jika melihat dan mendapati najis adalah menghilangkan dan membersihkan najis tersebut. Selama najis tersebut bukan keluar dari badan, seperti lubang qubul dan dubur. Adapun hukum wudhu orang yang menyentuh najis, tersentuh najis, jika dia menyadarinya maka segera dihilangkan najis tersebut. Jika dia tidak sadar kalau dia terkena najis maka wudhu nya sah, dan tidak perlu mengulangi wudhunya.

والله تعالى أعلم بالصواب

Dijawab oleh : Ustadz Mahatir Fathoni,S.Ag.

Diperiksa oleh : ….

═══════ ° ೋ• ═══════

*Official Account Grup Islam Sunnah (GiS)⁣⁣*

WebsiteGIS:
https://grupislamsunnah.com
Fanpage: web.facebook.com/grupislamsunnah
Instagram: instagram.com/grupislamsunnah
WebsiteGBS: grupbelanjasunnah.com
Telegram: t.me/s/grupislamsunnah
Telegram Soal Jawab: https://t.me/GiS_soaljawab
YouTube: bit.ly/grupislamsunnah

View Source


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Discover more from Al-Qur'an Application

Subscribe now to keep reading and get access to the full archive.

Continue reading