╔══❖•ೋ°° ೋ•❖══╗
           
                    *SBUM*
            *Sobat Bertanya*
         *Ustadz Menjawab*

╚══❖•ೋ°° ೋ•❖══╝

*NO : 1⃣3⃣2⃣6⃣*

*Dirangkum oleh Grup Islam Sunnah | GiS*
  https://grupislamsunnah.com

  *Kumpulan Soal Jawab SBUM*
  *Silakan Klik :* https://t.me/GiS_soaljawab

═══════ ° ೋ• ═══════

*APAKAH I’TIKAF*
       *WAJIB DENGAN MAHROM?*

*Pertanyaan*
Nama : Rahmi
Angkatan : 03
Grup : 57
Nama Admin : Rusnawati
Nama Musyrifah : Nenden
Ummu Zaza
Domisili : Makassar

      

بِسْـمِ اللّهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُه

Afwan izin bertanya Ustadz,

1. Apakah seorang perempuan dapat melakukan i’tikaf di masjid tanpa mahrom ?

2. Bagaimana cara mendapatkan kemuliaan malam Lailatul Qadar untuk perempuan yang sedang haid ?

3. Jikalau seorang perempuan yang tidak memiliki mahram untuk menemaninya i’tikaf di mesjid, bolehkah dia melakukannya di rumah ?

Mohon pencerahannya Ustadz.

جزاكم الله خيرا وبارك الله فيكم.

*Jawaban*

وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والصلام على رسول الله اما بعد.

1.Wanita boleh itikaf sendiri ( bersama jamaah wanita) tanpa mahrom. Tapi harus mendapat izin suaminya terlebih dahulu.

Al-Hafidz Ibnu hajar rahimahullah menyebutkan dalam kitabnya Fathul Bari,

وَقَالَ ابْنُ الْمُنْذِرِ وَغَيْرُهُ :فِي الْحَدِيث أَنَّ الْمَرْأَة لا تَعْتَكِف حَتَّى تَسْتَأْذِن زَوْجهَا وَأَنَّهَا إِذَا اِعْتَكَفَتْ بِغَيْرِ إِذْنِهِ كَانَ لَهُ أَنْ يُخْرِجَهَا , وَإِنْ كَانَ بِإِذْنِهِ فَلَهُ أَنَّ يَرْجِعَ …

“Ibnu Mundzir dan yang lainnya mengatakan, dalam hadits ini menunjukkan bahwa seorang wanita tidak boleh beri’tikaf sebelum minta izin kepada suaminya. Dan kalau wanita itu beri’tikaf tanpa seizinnya, maka dia (suaminya) berhak untuk mengeluarkannya. Kalau telah diberi izin, (suaminya pun) diperkenankan mencabut izinnya dan melarangnya…

2. Tidak menimbulkan fitnah bagi laki laki.

Syaikh Muhammad Shaleh Al-Utsaimin rahimahullah menjelaskan hal ini,

فالمرأة تعتكف ما لم يكن في اعتكافها فتنة، فإن كان في اعتكافها فتنة فإنها لا تمكن من هذا؛ لأن المستحب إذا ترتب عليه الممنوع وجب أن يمنع..

“Seorang wanita diperbolehkan beri’tikaf selama tidak menimbulkan fitnah. Jika i’tikafnya menimbulkan fitnah, maka ia dilarang beri’tikaf, karena sesuatu yang hukumnya sunnah, (jika dilakukan) menimbulkan perkara yang terlarang, maka wajib dilarang,

(Asy-Syarhul Mumti’, hal. 510)

2. Wanita haid boleh melakukan semua ibadah, kecuali shalat, puasa, tawaf di ka’bah dan i’tikaf di masjid.

Menghidupkan lailatul qadar tidak hanya dengan shalat, namun mencakup semua bentuk ibadah. Al-Hafizh Ibnu Hajar mengatakan, ‘Makna ‘menghidupkan malam lailatul qadar’ adalah begadang di malam tersebut dengan melakukan ketaatan.’ An-Nawawi mengatakan, “Makna ‘menghidupkan lailatul qadar’ adalah menghabiskan waktu malam tersebut dengan bergadang untuk shalat dan amal ibadah lainnya.’”

Di antara bentuk ibadah yang bisa dilakukan adalah:

Membaca Alquran tanpa menyentuh mushaf.

Berzikir dengan memperbanyak bacaan tasbih (subhanallah), tahlil (la ilaha illallah), tahmid (alhamdulillah), dan zikir lainnya.

Perbanyak istigfar.

Memperbanyak doa.

Membaca zikir ketika lailatul qadar

3. Sebagaimana penjelasan di point ke-1 diatas ketika wanita mendapat izin dan bisa menjaga diri dari fitnah laki laki maka dibolehkan itikaf walaupun tanpa mahrom (masalah mahrom bagi wanita adalah saat safar dan menemaninya saat ingin berbicara dengan laki-laki saat dinazhor misalkan.)

jika tidak ada kesempatan itikaf dimasjid maka ibadah dirumah pun akan mendapat kesempatan berjumpa lailatul qodar.

والله تعالى أعلم بالصواب
أولياء رمضان

  Dijawab oleh : Ustadz Wukir Saputro Lc Mpd
       Diperiksa oleh :

═══════ ° ೋ• ═══════

*Official Account Grup Islam Sunnah (GiS)⁣⁣*

View Source


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *