╔══❖•ೋ°° ೋ•❖══╗
           
                    *SBUM*
            *Sobat Bertanya*
         *Ustadz Menjawab*

╚══❖•ೋ°° ೋ•❖══╝

*NO : 1⃣3⃣3⃣6⃣*

*Dirangkum oleh Grup Islam Sunnah | GiS*
  https://grupislamsunnah.com

  *Kumpulan Soal Jawab SBUM*
  *Silakan Klik :* https://t.me/GiS_soaljawab

═══════ ° ೋ• ═══════

*HUKUM BERQURBAN*
*UNTUK ORANG YANG*
*SUDAH MENINGGAL*
      
*Pertanyaan*
Nama: ICE WAHYUNI
Angkatan: T05
Grup : 03
Nama Admin : Dewi Baiduri
Nama Musyrifah :Nina Rivana
Domisili : PAYAKUMBUH,
SUMATERA BARAT

      

بِسْـمِ اللّهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُه

Saya mau bertanya;
Kalau kedua orang tua sudah meninggal. Apakah boleh qurban atas nama orang tua?

Mohon pencerahannya Ustadz.

جزاكم الله خيرا وبارك الله فيكم.

*Jawaban*

وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته

Bismillah, wash shalaatu was salaamu ‘alaa rasulillaah, Amma ba’du.

Secara umum tidak disyariatkan qurban tersendiri untuk orang yang sudah meninggal.
Namun dibolehkan kalo sebelum meninggal dia berwasiat ingin berkurban, atau jika bernadzar maka wajib dilaksanakan.

Namun,masalah ini khilaf ada yang membolehkan. Akan tetapi yg rojih Allahu a’lam cukup berkurban untuk keluarga yang masih hidup dan meniatkan pahalanya untuk mereka yang sudah meninggal juga.

Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah menjawab sebagai berikut.

“(Kurban) disunnahkan dari orang yang masih hidup, bukan dari orang yang telah meninggal.

Oleh sebab itulah, Nabi Shallallahu alaihi wa sallam tidak pernah berkurban atas nama seorang pun yang telah mati. Tidak pula untuk istrinya, Khadijah radhiallahu anha, yang paling beliau cintai. Pun tidak untuk Hamzah radhiallahu anhu, paman yang beliau cintai. Tidak pula untuk putra-putri beliau yang telah wafat semasa hidup beliau, padahal mereka adalah bagian dari beliau. Beliau hanya berkurban atas nama diri dan keluarganya.

Barang siapa memasukkan orang yang telah meninggal pada keumuman (keluarga), pendapatnya masih ditoleransi. Namun, berkurban atas nama orang yang telah mati di sini statusnya hanya mengikut, bukan berdiri sendiri.

Oleh karena itu, tidak disyariatkan berkurban atas nama orang yang mati secara tersendiri, karena tidak warid (datang) riwayat dari Nabi Shallallahu alaihi wa sallam.” (asy-Syarhul Mumti’, 3/423—424, cet. Darul Atsar, lihat pula hlm. 389—390).

والله تعالى أعلم بالصواب

  Dijawab oleh : Ustadz Wukir Saputro Lc. Mpd

═══════ ° ೋ• ═══════

*Official Account Grup Islam Sunnah (GiS)⁣⁣*

WebsiteGIS:
https://grupislamsunnah.com
Fanpage: web.facebook.com/grupislamsunnah
Instagram: instagram.com/grupislamsunnah
WebsiteGBS: grupbelanjasunnah.com
Telegram: t.me/s/grupislamsunnah
Telegram Soal Jawab: https://t.me/GiS_soaljawab
YouTube: bit.ly/grupislamsunnah

View Source


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Discover more from Al-Qur'an Application

Subscribe now to keep reading and get access to the full archive.

Continue reading