Ibnul Qayyim Rahimahullah berkata dalam kitab Nuniyyah,
هَربوا من الرق الذي خُلقوا له فبُلُوا برِقِّ النفس والشيطان
“Mereka lari dari penghambaan (menjadi budak Allah) di mana mereka diciptakan untuk itu, lalu mereka dihukum dengan penghambaan kepada hawa nafsu dan setan.” (At-Ta’liqaat Al-Fatawa Al-Hamawiyah Syaikh Al-Fauzan hal. 59).
Dengan menjadi hamba Allah yang sejati yang menunaikan hak Allah itulah kemerdekaan yang mengantarkan kepada kebahagiaan.
Karena hakikat kehidupan adalah beribadah kepada Allah semata dan melaksanakan perintah-Nya. Allah Ta’ala berfirman,
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
“Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepadaKu.” (QS. Adz-Dzariyat: 56)
Menjadi hamba Allah, beribadah mentauhidkan Allah, serta menjalankan perintah-Nya adalah sumber kebahagiaan. Hal ini dibahas dalam kitab tauhid agar kita benar-benar menghambakan diri kepada Allah. Syekh Muhammad At-Tamimi Rahimahullah menjelaskan tanda hamba yang bertauhid. Beliau rahimahullah berkata,
إذا أعطى شكر، وإذا ابتلي صبر، وإذ أذنب استغفر، فإن هؤلاء الثلاث عنوان السعادة
“(1) jika diberi kenikmatan, dia bersyukur; (2) jika diuji dengan ditimpa musibah, dia bersabar; (3) dan jika melakukan dosa, dia beristighfar (bertaubat). Tiga hal ini adalah tanda kebahagiaan” (Matan Al-Qawa’idul Arba’)
Semoga kita bisa menjadi hamba yang senantiasa beribadah kepada-Nya dan tidak menjadi budak dunia dan hawa nafsu. Ibnul Qayyim Rahimahullah berkata dalam kitab Nuniyyah,
وَعِبَادَةُ الرَّحْمٰنِ غَايَةُ حُبِّــهِ مَعَ ذُلِّ عَابِـدِهِ هُمَـا قُـطْبَـانِ
وَعَلَيْهِمَا فَلَكُ الْعِبَادَةِ دَائِرٌ مَا دَارَ حَتَّى قَامَتِ الْقُـطْبَـانِ وَمَدَارُهُ بِالْأَمْرِ أَمْرِ رَسُوْلِـهِ لَا بِالْهَوَى وَالنَّفْسِ وَالشَّيْطَانِ
“Ibadah kepada Allah adalah puncak cinta kepada-Nya …
Disertai ketundukan hati orang yang beribadah kepada-Nya, keduanya adalah poros ibadah …
Di atas kedua poros tersebutlah garis ibadah berputar …
Dia tidak akan berputar sampai dua poros tersebut tegak …
Dengan melaksanakan agama yang merupakan perintah Rasul-Nya …
Bukan mengikuti hawa nafsu, dorongan hati, dan mengikuti setan … ” (Syarh Qasidah Ibnil Qayyim, 1: 253).
Demikian, semoga bermanfaat
oleh dr. Raehanul Bahraen, M.Sc, Sp.PK
Sumber: https://muslim.or.id/68193-kemerdekaan-yang-hakiki-menjadi-hamba-allah.html
•┈┈┈┈•✿❁✿•┈┈┈┈•