Halaqah 01| Muqaddimah
Ustadz Ratno, Lc
Telegram: https://t.me/ilmusyar1
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَ الْخَلْقَ وَالْأَخْلَاقَ وَالْأَرْزَاقَ وَالْأَفْعَالَ، وَلَهُ الشُّكْرُ عَلَى إِسْبَاغِ نِعَمِهِ الظَّاهِرَةِ وَالْبَاطِنَةِ بِالْإِفْضَالِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى نَبِيِّهِ وَرَسُولِهِ الْمُخْتَصِّ بِحُسْنِ الشَّمَائِلِ، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ الْمَوْصُوفِينَ بِالْفَوَاضِلِ وَالْفَضَائِلِ، وَعَلَى أَتْبَاعِهِ الْعُلَمَاءِ الْعَامِلِينَ بِمَا ثَبَتَ عَنْهُ بِالدَّلَائِلِ. أما بعد
Sahabat Bimbingan Islām yang semoga selalu dicintai oleh Allāh.
Segala puji kita panjatkan kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla yang telah mengutus Nabi-Nya dengan petunjuk yang jelas. Dan dengan agama yang benar supaya agama tersebut menghapus dan menyempurnakan syari’at agama yang telah lalu walaupun orang-orang musyrik tidak suka dengan hal itu.
Dan segala puji bagi Allāh yang telah mengutusnya sebagai rahmatan lil ālamīn , sebagai teladan bagi kaum mukminin, sebagaimana firman Allāh:
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًا
_”Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasūlullāh itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang-orang yang mengharap (rahmat) Allāh dan (kedatangan) hari kiamat lagi banyak berdzikir mengingat Allāh.”_
(QS. Al Ahzāb: 21)
Berkata Ibnu Katsīr di dalam Tafsir beliau, bahwa ayat ini adalah pondasi dasar, dan dalīl yang kuat untuk menjadikan Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam
sebagai teladan, uswah hasanah pada setiap ucapan, perbuataan dan akhlak.
Sahabat BiAs yang dimuliakan oleh Allāh.
Makna ayat ini adalah : “Tidakkah kalian mencontoh Nabi pada sikap-sikapnya?!”
Mencontoh Nabi tidaklah mudah, hal itu sulit, kecuali bagi orang-orang yang mengharapkan pahala dari Allāh dan pertemuan pada hari kiamat lagi seorang yang banyak berdzikir mengingat Allāh, sebagaimana yang Allāh sebutkan dalam ayat.
Ketika kita memahami hal ini, maka kita tidak mungkin bisa untuk merealisasikan firman Allāh untuk mengikuti beliau dalam tindak-tanduk dan sikap yang beliau contohkan kecuali dengan mengetahui sunnah-sunnahnya.
Karena sebagaimana kita ketahui bersama bahwa pengertian sunnah adalah segala yang diriwayatkan dari Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam, baik itu berupa perkataan, perbuatan, izin pelaksanaan, dan akhlak serta fisik beliau.
Sehingga mengetahui akan akhlak dan sifat-sifat beliau menjadi suatu hal sangat penting. Dan untuk merealisasikan hal ini, Imām Abū Īsā At Tirmidzī murid Imām Al Bukhāri yang meninggal pada tahun 279 H menulis sebuah kitāb yang berjudul Asy Syamail Al Muhammadiyah.
Asy Syamail memiliki arti “sifat dan akhlak”. Sehingga jika kita artikan secara bebas, kitab Asy Syamail Al Muhammadiyah, memiliki makna: Sifat dan Akhlak yang dimiliki Nabi Muhammad shallallāhu ‘alayhi wa sallam.
Kitāb ini merupakan kitāb yang mendapatkan rekomendasi dari beberapa ulamā, diantara adalah Abdurrauf Al Manawiy dan Mula Ali Qari, sebagaimana tertulis dalam buku-buku syarah kitāb ini.
Kitāb ini terbagi menjadi 56 bab yang mengandung 415 hadīts. Pada awalnya beliau akan menyampaikan kepada kita hadīts-hadīts yang berkaitan dengan :
⑴ Ciri-ciri fisik Beliau (shallallāhu ‘alayhi wa sallam) tentang tinggi, warna kulit, rambut, wajah dan semisalnya,
⑵ Akan menyebutkan alat atau barang-barang yang Beliau miliki (seperti) pedang Beliau, bagaimana pakaian Beliau.
⑶ Akan menyebutkan akhlak dan adab yang Beliau miliki.
⑷ Akan menyebutkan bagaimana ibadah Beliau (shallallāhu ‘alayhi wa sallam)
⑸ Dan ditutup tentang hal-hal yang berkaitan dengan mimpi melihat Beliau (shallallāhu ‘alayhi wa sallam)
Ketika kita mempelajari kitāb ini, akan ada banyak manfaat yang bisa kita ambil, diantaranya:
⑴ Kekuatan Imān kepada Rasūl akan semakin kuat dan bertambah,
karena tidak ada imān kecuali dengan pengengetahuan, dan setiap kali pengetahuan itu bertambah, imān pun semakin kuat.
Leave a Reply