Ustadz Ratno, Lc
Halaqah 02| Hadits 1
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَ الْخَلْقَ وَالْأَخْلَاقَ وَالْأَرْزَاقَ وَالْأَفْعَالَ، وَلَهُ الشُّكْرُ عَلَى إِسْبَاغِ نِعَمِهِ الظَّاهِرَةِ وَالْبَاطِنَةِ بِالْإِفْضَالِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى نَبِيِّهِ وَرَسُولِهِ الْمُخْتَصِّ بِحُسْنِ الشَّمَائِلِ، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ الْمَوْصُوفِينَ بِالْفَوَاضِلِ وَالْفَضَائِلِ، وَعَلَى أَتْبَاعِهِ الْعُلَمَاءِ الْعَامِلِينَ بِمَا ثَبَتَ عَنْهُ بِالدَّلَائِلِ. أما بعد
Sahabat yang semoga selalu dicintai oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Pada pertemuan kedua ini, kita akan membaca hadits pertama yang dibawakan oleh Imam At Tirmidzi dalam kitab Asy Syamail Al Muhammadiyyah. Beliau berkata :
حَدَّثَنَا أَبُو رَجَاءٍ قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ، عَنْ مَالِكِ بْنِ أَنَسٍ، عَنْ رَبِيعَةَ بْنِ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، أَنَّهُ سَمِعَهُ يَقُولُ: «كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَيْسَ بِالطَّوِيلِ [الْبَائِنِ]، وَلَا بِالْقَصِيرِ، [وَلَا بِالْأَبْيَضِ الْأَمْهَقِ، وَلَا بِالْآدَمِ]، وَلَا بِالْجَعْدِ الْقَطَطِ، وَلَا بِالسَّبْطِ، بَعَثَهُ اللَّهُ تَعَالَى عَلَى رَأْسِ أَرْبَعِينَ سَنَةً، فَأَقَامَ بِمَكَّةَ عَشْرَ سِنِينَ، وَبِالْمَدِينَةِ عَشْرَ سِنِينَ، وَتَوَفَّاهُ اللَّهُ تَعَالَى عَلَى رَأْسِ سِتِّينَ سَنَةً، وَلَيْسَ فِي رَأْسِهِ وَلِحْيَتِهِ عِشْرُونَ شَعْرَةً بَيْضَاءَ»
_(Imam At Tirmidzi membawakan hadist ini lengkap dengan jalur periwayatannya hingga Anas bin malik)_
_Beliau berkata :_
_“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah seorang sosok yang memiliki tinggi ideal. Tidak terlalu tinggi namun juga tidak pendek. Kulit Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak putih murni, juga tidak coklat. Rambutnya tidak keriting juga tidak murni lurus. Allah mengutusnya ketika telah berumur empat puluh tahun. Tinggal di Mekah selama 10 tahun, dan dimadinah juga 10 tahun. Dan Allah wafatkan pada umur enam puluh tahun. Dan uban yang di kepala dan jenggot Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak melebihi dua puluh rambut.”_
Hadist ini merupakan hadist yang disepakati kesahihannya oleh Imam Bukhari(3548, 5900) dan Muslim (2347).
Dan yang perlu dicatat, bahwa penyebutan tentang ciri-ciri fisik Beliau ini bukan berarti seorang tercela ketika memiliki ciri-ciri fisik yang tidak sama dengan Nabi. Ketika menyebutkan hadist-hadist ini, para shahabat dan ulama ingin menyampaikan kepada umat akan kesempurnaan Beliau.
Beberapa faedah yang bisa kita ambil dari hadist ini :
1. Bahwa Nabi adalah sosok yang memiliki tinggi ideal, tidak terlalu tinggi dan juga tidak pendek, namun lebih dekat kepada ketinggian.
2. Warna kulit beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah putih kemerah-merahan sebagaimana disimpulkan oleh para ulama setelah mengumpulkan lafazh-lafazh hadits yang berkaitan dengan warna kulit Beliau, walaupun pada riwayat lain diibaratkan dengan kata yang berbeda.
3. Rambut Beliau tidak keriting dan tidak juga lurus 100 % namun tengah-tengah diantara keduanya, bergelombang.
4. Bahwa Beliau diutus setelah mencapai umur empat puluh tahun. Jika kita telisik lebih lanjut, bahwa Al Qur’an itu turun kepada Beliau ketika bulan Ramadhan. Dan Beliau dilahirkan pada bulan Rabi’ul Awwal.
Jika demikian, seharusnya saat menjadi nabi, Beliau berumur 39 tahun enam bulan, atau 40 tahun enam bulankarena antara Ramadhan dan Rabi’ul Awwal terpaut enam bulan ?
Dalam mengkompromikan hal ini, sebagian ulama berkata, bahwa Nabi Muhammad telah diangkat menjadi Nabi pada bulan Rabi’ul Awwal, namun belum diturunkan Al Qur’an kepadanya. Wahyu saat itu hanya berupa mimpi yang nyata. Ketika melihat mimpi dimalam harinya, keesokan harinya mimpi itu menjadi kenyataan. Begitu terus selama enam bulan hingga diturunkan wahyu di gua Hira’.
Sehingga tidak salah jikalau dikatakan bahwa Beliau menjadi nabi ketika umur 40 tahun. Karena mimpi merup
akan salah satu dari bagian dari kenabian sebagaimana Nabi sampaikan :
رُؤْيَا المُؤْمِنِ جُزْءٌ مِنْ سِتَّةٍ وَأَرْبَعِينَ جُزْءًا مِنَ النُّبُوَّةِ
Leave a Reply