╔══❖•ೋ°° ೋ•❖══╗
           
                    *SBUM*
            *Sobat Bertanya*
         *Ustadz Menjawab*

╚══❖•ೋ°° ೋ•❖══╝

*NO : 1⃣4⃣1⃣3⃣*

*Dirangkum oleh Grup Islam Sunnah | GiS*
  https://grupislamsunnah.com

  *Kumpulan Soal Jawab SBUM*
  *Silakan Klik :* https://t.me/GiS_soaljawab

═══════ ° ೋ• ═══════

*BERLEMAH LEMBUTLAH*
      
*Pertanyaan*
Nama: AH
Angkatan: T05
Grup : 25
Nama Admin : Ferlisa Fanisda
Nama Musyrifah : Juni Siregar
Domisili : Jawa Tengah

بِسْـمِ اللّهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُه

Izin bertanya Ustadz.
Saya bingung, saya tidak diperbolehkan mengikuti majelis ta’lim oleh suami saya. Beliau hanya boleh mengizinkan yang pengajian yang jelas bermanhaj salaf.

Di sini saya benar-benar bingung, karena setiap bulan sekali ibu saya itu mengadakan majelis taklim. Dan Ustadznya itu dari tabligh akbar.

Menurut saya tidak ada yang salah, saat saya mendengarkan kajian yang disampaikan. Karena hanya membaca Al-Qur’an dan tausiyah terkait ayat Al-Qur’an yang dibaca.

Dan suami tidak berkenan juga, karena saat pengajian itu ada sholawat yang di lagukan.

Contohnya;
Saat Ustadz membaca doa dan para jamaah mengucapkan aamiin ya Allah dengan berlagu, seperti pada umumnya.

Di situ suami bilang jangan ngaji lagi. Saya bingung alasan ke ibu saya. Karena saya takut ada kesombongan.

Saya meyakini manhaj salaf, Insyaallah itu keyakinan saya. Tetapi dengan saya mengenyampingkan Ustadz yang lain itu, saya termasuk sombong dan merasa benar.

Suami tidak mengizinkan karena beliau bilang juga, itu nanti pasti akan diselipi hal-hal kajian yang bid’ah. Di situ saya lebih takut terhadap pemikiran suami, itu berarti ada su’udzon, dengan ada su’udzon itu akan mengotori hati.

In syaa Allah saya bisa membedakan antara yang salah dan benar.

Bagaimana saya harus menyikapinya pak Ustadz?

Mohon bimbingan supaya saya juga tidak menyakiti hati ibu saya dan suami saya. Suami selalu bilang surga istri ada di suami jadi harus menuruti beliau.

جزاكم الله خيرا وبارك الله فيكم.

*Jawaban*

وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ

Al-Bukhari meriwayatkan dari Aisyah hadits no.6927 bahwa Rasulullah bersabda.

يَاعَائِشَةُ إِنَّ اللَّهَ رَفِيْقٌ يُحِبُّ الرِّفْقَ فِيْ الأَمْرِ كُلِّهِ

“Wahai Aisyah, sesungguhnya Allah itu Maha lembut dan mencintai kelembutan di dalam semua urusan”.

Dalam hadits di atas ada beebapa pelajaran berkenaan dengan pertanyaan saudari.

Bahwa sikap anda kepada suami dan ibu yaitu bersikap lemah lembut kepada keduanya.

Jika menurut anda, anda bisa mengetahui mana yang benar dan mana yang salah maka bagaimana caranya anda tau mana yang benar dan yang salah. Karena yang benar dan salah bukan menurut pribadi melainkan bersumber dari Al-Qur’an dan hadits.

Sementara apakah anda yakin bahwa anda sudah mengetahui seluruh yang benar dan yang salah baik dari Al-Qur’an maupun dari hadits?

Kemudian selanjutnya, kalau sendainya kajian tersebut memang isinya bacaan quran dan berdoa dengan di aminkan oleh para jamaah, maka seperti ini simaklah uraian dari Imam Ahmad. Ada orang bertanya kepada Imam Ahmad, “Apakah anda tidak menyukai jika ada sekelompok orang berkumpul untuk berdoa sambil mengangkat tangan?” Jawaban beliau “Aku tidak membencinya asalkan berkumpulnya itu tidak dengan sengaja, kecuali mereka berjumlah banyak.” (Iqtidha Ash Shirathal Mustaqim 2/630 & Al Amru bittiba’ hal. 180. Lihat Qowaid ma’rifati Bida’ hal. 52).

Bisa kita simpulkan dari perkataan Imam Ahmad di atas bahwa doa berjamaah itu di perbolehkan dengan dua persyaratan:

1. Tidak sengaja berkumpul untuk hal tersebut.
2. Orang yang hadir tidak berjumlah besar sehingga orang-orang awam yang mengikutinya mengira bahwa amal ini memiliki keutamaan yang bersifat khusus.

Maka sengaja berkumpul untuk doa bersama dan jumlahnya banyak menurut Imam Ahmad tidak boleh. Adapun bacaan Al-Qur’an pada taklim tersebut maka hal ini tidak masalah terlebih membahas tafsirnya.

View Source


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Discover more from Al-Qur'an Application

Subscribe now to keep reading and get access to the full archive.

Continue reading