Kitab Syamāil Muhammadiyah Halaqah 31 | Hadits Yang Berkaitan Dengan Menyemir R…

Kitab Syamāil Muhammadiyah
Halaqah 31 | Hadits Yang Berkaitan Dengan Menyemir Rambut Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam
Telegram: https://t.me/ilmusyar1

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَ الْخَلْقَ وَالْأَخْلَاقَ وَالْأَرْزَاقَ وَالْأَفْعَالَ، وَلَهُ الشُّكْرُ عَلَى إِسْبَاغِ نِعَمِهِ الظَّاهِرَةِ وَالْبَاطِنَةِ بِالْإِفْضَالِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى نَبِيِّهِ وَرَسُولِهِ الْمُخْتَصِّ بِحُسْنِ الشَّمَائِلِ، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ الْمَوْصُوفِينَ بِالْفَوَاضِلِ وَالْفَضَائِلِ، وَعَلَى أَتْبَاعِهِ الْعُلَمَاءِ الْعَامِلِينَ بِمَا ثَبَتَ عَنْهُ بِالدَّلَائِلِ. أما بعد

Sahabat Bimbingan Islam rahīmaniy wa rahīmakumullāh.

Ada banyak nikmat yang perlu kita syukuri. Diantara nikmat-nikmat tersebut adalah nikmat menuntut ilmu.

Dan pada kesempatan kali ini (pertemuan ke-31), in syā Allāh kita melanjutkan pembahasan Kitāb Asy Syamāil Al Muhammadiyyah karya Imām Abū Īsā At Tirmidzī rahimahullāhu ta’āla.

Beliau rahimahullāh berkata:

بَابُ مَا جَاءَ فِي خِضَابِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

_Bab tentang hadīts-hadīts yang berkaitan dengan: خِضَابِ (menyemir rambut) Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam._

Syaikh Abdurrazzaq berkata :

“Imam At Tirmidzī membawakan bab ini dengan maksud ingin menjelaskan, apakah Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam menyemir rambut beliau atau tidak.”

Beliau juga menjelaskan bahwa hal ini diperselisihkan oleh para ulamā, bahkan diperselisihkan oleh para shahābat radhiyallāhu ta’āla ‘anhum.

Menurut pendapat shahābat;

√ Anas bin Mālik radhiyallāhu ta’āla ‘anhu mengatakan, “Beliau (shallallāhu ‘alayhi wa sallam) tidak menyemir rambutnya.”

√ Abū Hurairah radhiyallāhu ta’āla ‘anhu mengatakan, “Beliau (shallallāhu ‘alayhi wa sallam) menyemir rambutnya.”

Imām Nawawi mengatakan :

“Bahwa Beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam menyemir rambutnya sesekali dan hal tersebut tersirat pada hadīts Ibnu Umar dalam Shahīh Al Bukhāri dan Muslim. Namun, seringnya Beliau (shallallāhu ‘alayhi wa sallam) tidak menyemir rambutnya. Dan semua shahābat mengabarkan sesuai dengan ilmunya, benar serta jujur dalam pengabarannya, Wallāhu a’lam.”

(Ini pendapat Imām An Nawawi, yang dinukil Syaikh Albāniy dalam Mukhtashar Syamāil)

Dan ada juga yang mengatakan bahwa Beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam tidak menyemir rambutnya sama sekali dan rambut Beliau berubah warna bukan karena semir, akan tetapi karena Beliau sering memakai parfum atau minyak wangi pada rambutnya.

Berikut hadīts-hadīts yang diriwayatkan oleh Imām At Tirmidzī pada bab ini.

Imam At Tirmidzī rahimahullāh dalam hadīts nomor 45.

Beliau berkata :

حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ مَنِيعٍ قَالَ: حَدَّثَنَا هُشَيْمٌ

_”Telah memberikan hadits kepadaku, Ahmad bin Mani’, beliau berkata: Telah memberikan hadits kepadaku, Husyaim._

Beliau adalah Husyaim bin Basyir, seorang yang pernah dilarang oleh ayahnya untuk menuntut ilmu. Sampai saat Husyaim sakit, ada seorang qadhi (hakim kota) tersebut menjenguknya. Sejak saat itulah Husyaim bin Basyir diperbolehkan oleh ayahnya untuk menuntut ilmu.

Ketika Husyaim telah menjadi guru, beliau sangat berwibawa.

Imām Ahmad pernah bercerita:

“Aku menuntut ilmu kepada Husyaim selama 4 atau 5 tahun, aku tidak pernah bertanya kepadanya suatu masalah kecuali 2x saja, dan hal tersebut dikarenakan kewibawaan yang beliau miliki.”

Tentang kekuatan hafalannya, Ibnul Mubarak berkata:

“Kalau orang-orang melemah hafalan ketika umur bertambah, maka itu tidak terjadi pada Husyaim.”

Tentang keshālihannya, Abū Hatim berkata :

“Masalah kejujuran, sikap amanah dan keshālihan, maka Husyaim tidak usah diragukan lagi.”

Selain unggul dalam bidang hadīts, beliau juga luar biasa dalam hal ibadah.

Diceritakan oleh Imām Adz Dzahabi dalam Siyar A’lam An Nubala juz 8 hal 290,

“Bahwa sejak 20 tahun sebelum beliau meninggal, beliau selalu shalāt shubuh dengan wudhū’nya ket

ika shalāt isya.”

Maksudnya adalah beliau tidak batal dan tidak tidur antara dua waktu tersebut, karena kita tahu bahwa tidur itu membatalkan wudhū’.


View Source


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *