Beliau pernah mengatakan:
Aku pernah mengadu:
“Wahai Rasūlullāh, aku mendengar banyak hadīts dari mu, hanya saja aku lupa.”
Maka Beliaupun (shallallāhu ‘alayhi wa sallam) meminta agar Abū Hurairah membentangkan kain baju atasnya. Setelah dibentangkan Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam seakan-akan menuangkan sesuatu pada kain tersebut. Lalu Beliau memerintahkan Abū Hurairah untuk mendekap kain itu.
Setelah itu Abū Hurairah berkata:
“Setelah kejadian tersebut, aku tidak lupa satu hadīts pun dari Beliau (shallallāhu ‘alayhi wa sallam).”
(Hadīts shahīh riwayat Bukhāri nomor 3648 dan Muslim nomor 2493)
⑶ Karena beliau (Abū Hurairah) selalu bersama Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam dan hanya makan sebatas kenyang saja, beliau tidak sibuk dengan dunia tetapi fokus dengan belajar.
Dikatakan dalam sebuah hadīts:
“Abū Hurairah memiliki hadīts yang banyak, karena dia adalah seorang yang selalu membersamai Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam dengan mencukupkan diri untuk makan secukupnya saja dan selalu menghadiri apa yang tidak dihadiri shahābat yang lain dan menghafal apa yang tidak dihafal shahābat yang lain.”
(Hadīts shahīh riwayat Bukhāri nomor 118)
Inilah alasan kenapa beliau menjadi istimewa dan bisa meriwayatkan banyak hadīts, bahkan menjadi shahābat yang paling banyak meriwayatkan hadīts (sekitar 5374 hadīts).
Abū Hurairah radhiyallāhu ta’āla ‘anhu pernah ditanya :
هَلْ خَضَبَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ؟ قَالَ: «نَعَمْ»
قَالَ أَبُو عِيسَى: ” وَرَوَى أَبُو عَوَانَةَ هَذَا الْحَدِيثَ عَنْ عُثْمَانَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَوْهَبٍ، فَقَالَ: عَنْ أُمِّ سَلَمَةَ “
_”Apakah Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam menyemir rambutnya?” Beliau menjawab, “Iya.”_
_Berkata Abū Īsā (At Tirmidzī):_
_Abū ‘Awānah meriwayatkan hadīts ini dari Utsmān bin Abdillāh bin Mauhab, beliau mengatakan dari Ummi Salamah._
Hadīts ini dishahīhkan oleh Syaikh Albāniy rahimahullāh dan hadīts ini menunjukkan bahwa Abū Hurairah radhiyallāhu ta’āla ‘anhu termasuk shahābat yang berpendapat bahwa Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam menyemir rambutnya.
Dan Imām At Tirmidzī mengisyaratkan ada riwayat lain yang mendukung hal ini, yaitu riwayat dari Ummu Salamah istri Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam.
Dan sebagian ulamā berpendapat dengan pendapat yang lain, ketika Imām At Tirmidzī mengatakan bahwa Abū ‘Awānah meriwayatkan hadīts ini dari Utsmān bin Abdillāh bin Mauhab dan beliau mengatakan dari Ummu Salamah, maka Imām At Tirmidzī mengisyaratkan bahwa Ummu Salamah yang meriwayatkan hadīts Abū Hurairah tadi bukan Abū Hurairah.
Ini sebagian pendapat.
Di antara yang menguatkan pendapat kedua ini adalah Utsmān bin Mauhab pernah masuk menemui Ummu Salamah, lalu beliau (Ummu Salamah) menunjukan salah satu rambut Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam telah disemir.
(Hadīts shahīh riwayat Bukhāri nomor 5897)
Dari hadīts di atas, dapat kita simpulkan bahwa ada sebagian shahābat yang berpendapat bahwa Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam memang menyemir rambutnya, baik hadīts yang kita sebutkan tadi diriwayatkan oleh dari Abū Hurairah atau yang benar dari Ummu Salamah.
Pelajaran yang kita dapat ada shahābat yang menyatakan bahwa Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam itu menyemir rambutnya.
Inilah pelajaran kita kali ini tentang hadīts di atas. Dan semoga bermanfaat.
Wallāhu Ta’āla A’lam.
وصلى الله على نبينا محمد
Akhukum Fillāh, Ratno
Dikantor Bimbingan Islām Yogyakarta
*Mari saudara muslim yang dermawan.. Sisihkan sedikit dari rezeki Anda untuk Para Penuntut ilmu Syar’i dan operasional DAKWAH dalam menyebarkan kebaikan dengan ta’awun dan infak melalui rekening berikut ini:*
| Bank Syariah Indonesia
| Kode Bank [451]
| No. Rekening : 1184242374
| a.n : APENDI
| Konfirmasi : wa.me/+6282280288925
Kami mengucapkan terima kasih dan Jazaakumullahu Khairan atas donasi dan infak yang telah diberikan oleh para Donatur/Muhsinin. “Barakallahu fii Maalikum Wa ahliikum”
•══════◎❅◎❦۩❁۩❦◎❅◎══════•
Leave a Reply