“Orang terbaik di antara kalian adalah orang yang diharapkan kebaikannya dan ora…

“Orang terbaik di antara kalian adalah orang yang diharapkan kebaikannya dan orang-orang merasa aman dari keburukannya. Ada pun orang terburuk kalian adalah orang yang tidak diharapkan kebaikannya dan orang-orang pun tidak merasa aman dari keburukannya.”

(Ini hadīts pendukung pertama).

⑵ Hadīts yang dikeluarkan oleh Imam Al Bukhāri dalam Shahīh Bukhāri, begitu juga Imam Muslim di dalam kitāb Shahīh Muslim dan selain keduanya. Sebuah hadīts dari sahabat Abū Musa Al Asy’ari radhiyallāhu ‘anhu bahwa Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:

“Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk adalah seperti penjual minyak wangi dan pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberikan minyak wanginya secara cuma-cuma kepada anda atau anda akan membeli darinya atau anda akan mendapatkan bau wangi darinya. Adapun pandai besi bisa jadi bajumu akan terbakar karena percikan apinya atau anda akan mendapatkan bau tidak sedap darinya.”

Dan hadīts ini merupakan hadīts yang sudah sangat terkenal.

Setiap muslim pasti sangat ingin menggapai kebahagiaan, keberuntungan dan kesuksesan baik di dunia maupun di akhirat. Ketika ia mendengar hadīts Anas radhiyallāhu ‘anhu dan hadīts-hadīts yang mendukung, tanpa diragukan lagi pasti hatinya tergerak dan sangat ingin masuk ke dalam golongan orang-orang yang menjadi pembuka pintu kebaikan dan sangat tidak ingin menjadi pembuka pintu-pintu keburukan.

Tidak ragu lagi ini pasti merupakan keinginan setiap muslim. Tidak ada seorang muslim pun yang tidak ingin menjadi pembuka pintu kebaikan dan penutup pintu-pintu keburukan.

Setiap muslim pasti ingin menjadi orang yang mendapatkan at tubā (keberuntungan). Dan pasti sangat tidak ingin menjadi orang yang mendapatkan al wail (kecelakaan) sebagaimana yang disebutkan oleh Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam dalam hadīts Anas yang telah disebutkan.

Al wail artinya adalah hukuman keras, sangat menyakitkan, yang telah Allāh siapkan bagi orang-orang yang menjadi pembuka pintu keburukan dan penutup pintu kebaikan.

Ketika jiwa seorang insan telah berhasrat ingin menjadi pembuka pintu-pintu kebaikan dan penutup pintu-pintu keburukan maka mau tidak mau ia harus berusaha keras untuk mengusahakan sebab-sebabnya dengan amal nyata.

Hasrat baik ini tidak cukup hanya diangan-angankan namun harus dipahami hakikatnya dengan sebaik-baiknya. Lalu berusaha melaksanakan sebab-sebabnya dengan optimal.

Bersamaan dengan ini semua, ia juga harus bersandar meminta pertolongan dengan extra maksimal kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla, agar Allāh mewujudkan harapan dan cita-citanya ini.

Baik, kita akan segera masuk membahas tema kita.

Tema kita ini berangkat dari satu pertanyaan: Bagaimana caranya menjadi seorang insan pembuka pintu kebaikan?

Jawaban dari soal penting dan soal yang bernilai tinggi ini mencakup banyak hal. Pada kesempatan ini akan saya sebutkan hal-hal penting tersebut satu persatu.

Baik, demikian ini pembukaan (muqaddimah) dari Syaikh Abdurrazaq Al Badr hafizhahullāhu ta’āla dalam Kitāb: كيف تكون مفتاحاً للخير (Bagaimana Engkau Menjadi Seorang Insan Pembuka Pintu Kebaikan).

In syā Allāh akan kita lanjutkan pada pertemuan berikutnya.

Wallāhu Ta’āla A’lam bishawab.

وصلى الله على نبينا محمد

____
Ustadz Ratno Abu Muhammad, Lc
Dikantor Bimbingan Islām Yogyakarta

*Mari saudara muslim yang dermawan.. Sisihkan sedikit dari rezeki Anda untuk Para Penuntut ilmu Syar’i dan operasional DAKWAH dalam menyebarkan kebaikan dengan ta’awun dan infak melalui rekening berikut ini:*

| Bank Syariah Indonesia
| Kode Bank [451]
| No. Rekening : 1184242374
| a.n : APENDI
| Konfirmasi : wa.me/+6282280288925

Kami mengucapkan terima kasih dan Jazaakumullahu Khairan atas donasi dan infak yang telah diberikan oleh para Donatur/Muhsinin. “Barakallahu fii Maalikum Wa ahliikum”
•══════◎❅◎❦۩❁۩❦◎❅◎══════•


View Source


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *