اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ أَنْ أَضِلَّ أَوْ أُضَلَّ أَوْ أَزِلَّ أَوْ أُزَلَّ أَوْ أَظْلِمَ أَوْ أُظْلَمَ أَوْ أَجْهَلَ أَوْ يُجْهَلَ عَلَىَّ
_”Ya Allah hamba berlindung kepadaMu dari menyesatkan orang lain dan disesatkan oleh orang lain. Hamba berlindung kepada-Mu dari mengelincirkan orang lain atau tergelincirkan oleh orang lain. Hamba berlindung kepada-Mu dari mendzalimi orang lain atau dizhalimi orang lain. Hamba berlindung kepada-Mu dari berbuat kebodohan kepada orang lain atau diperlakukan dengan bodoh oleh orang lain.”_
(HR. Abu Dawud 2/746 no: 5094, An Nasa’iy 8/268 no: 5486, Ibnu Majah 2/1278 no: 3884, dari Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha dan dishahihkan Syeikh Al Albany)
Perhatikanlah do’a yang sangat agung, sangat indah, dan sangat diperlukan ketika keluar rumah ini. Apabila Allah memudahkan anda dengan terkabulnya do’a ini maka anda akan menjadi insan dengan predikat pembuka pintu kebaikan, penutup pintu keburukan.
Dahulu sebagian ulama Salaf ada yang berdo’a:
“Ya Allah selamatkanlah diriku dan selamatkan orang lain dariku.”
Tapi do’a Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tadi lebih luas cakupannya, lebih indah kata-katanya, dan lebih sempurna maknanya. Setiap orang yang ingin menyandang predikat sebagai pembuka pintu kebaikan wajib bersandar kepada Allah Azza wa Jalla, wajib meminta kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan rengekan agar Allah memuliakan dirinya dengan dibukakannya pintu-pintu kebaikan untuknya.
Kemudian diantara do’a yang agung yang selalu diamalkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam setiap hari setelah salat subuh beliau berdo’a:
اَللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَرِزْقًا طَيِّبًا، وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً
_”Ya Allah hamba memohon kepadaamu ilmu yang bermanfaat, amal yang diterima dan rezeki yang halal.”_
(HR Ibnu Majah no 925 dan Ahmad 6: 305)
Kemudian do’a yang diajarkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada ibunda ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha:
اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ مِنَ الْخَيْرِ كُلِّهِ عَاجِلِهِ وَآجِلِهِ مَا عَلِمْتُ مِنْهُ وَمَا لَمْ أَعْلَمْ وَأَعُوْذُ بِكَ مِنَ الشَّرِّ كُلِّهِ عَاجِلِهِ وَآجِلِهِ مَا عَلِمْتُ مِنْهُ وَمَا لَمْ أَعْلَمْ اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ مِنْ خَيْرِ مَا سَأَلَكَ عَبْدُكَ وَنَبِيُّكَ وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا عَاذَ بِهِ عَبْدُكَ وَنَبِيُّكَ اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ وَأَعُوْذُ بِكَ مِنَ النَّارِ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ وَأَسْأَلُكَ أَنْ تَجْعَلَ كُلَّ قَضَاءٍ قَضَيْتَهُ لِيْ خَيْرًا
_”Ya Allah hamba memohon kepada-Mu seluruh jenis kebaikan, baik yang segera maupun yang tertunda, baik yang hamba tahu maupun yang hamba tidak tahu. Hamba juga berlindung kepada-Mu dari seluruh keburukan, baik yang segera maupun yang tertunda, baik yang hamba tahu maupun yang hamba tidak tahu. Ya Allah hamba memohon kepada-Mu segala kebaikan yang diminta oleh hamba dan Nabi-Mu. Hamba juga berlindung dari keburukan yang hamba dan Nabi-Mu berlindung darinya. Ya Allah hamba memohon kepada-Mu surga dan segala hal yang mendekatkan kepadanya baik ucapan maupun perbuatan. Hamba juga berlindung kepada-Mu dari neraka dan segala hal yang mendekatkan kepada adanya, baik ucapan maupun perbuatan. Hamba juga memohon kepada-Mu agar seluruh takdir-Mu menjadi kebaikan untukku.”_
(HR Ibnu Majah)
Demikian yang disampaikan oleh Syaikh Abdurrazzaq Al Badr hafizhahullah ta’ala dalam kunci ke-6 yaitu do’a.
Kita perlu berdo’a meminta kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Setiap orang yang ingin menjadi pembuka pintu kebaikan penutup pintu keburukan, dia harus memintanya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala karena semuanya adalah karunia Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Semoga bermanfaat
والله تعالى أعلم بي لصواب
وصلا الله على النبين محمد
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Leave a Reply