*SBUM*
*Sobat Bertanya*
*Ustadz Menjawab*
╚══❖•ೋ°° ೋ•❖══╝
*NO : 1⃣4⃣5⃣4⃣*
*Dirangkum oleh Grup Islam Sunnah | GiS*
https://grupislamsunnah.com
*Kumpulan Soal Jawab SBUM*
*Silakan Klik :* https://t.me/GiS_soaljawab
═══════ ° ೋ• ═══════
*MANA YANG LEBIH UTAMA*
*ISTRI ATAU IBU?*
*Pertanyaan*
Nama: Vera
Angkatan: 05
Grup : T01
Nama Admin : Qwarti Nova Amallia
Nama Musyrifah : Nina Rivana
Domisili : Banda Aceh
بِسْـمِ اللّهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُه
Izin bertanya Ustadz.
Saya ibu rumah tangga dengan 3 anak perempuan, saat ini sementara saya sedang menetap di Banda Aceh karena suami saya Alhamdulillah perwira TNI. Dan sedang ditempatkan di Banda Aceh.
Saya menikah mau berjalan 8 tahun. Suami saya broken home, mempunyai adik perempuan dua orang. Adiknya semua sudah lulus kuliah, tapi semua belum bekerja. Padahal sudah bertahun-tahun lulus.
Mereka maunya kerja PNS, karena dulu ibunya PNS. Dan ibunya juga mau anaknya menjadi seorang PNS.
Saya di sini ingin bertanya;
Bagaimana yang harus saya lakukan kepada diri saya sendiri, karena masalah yang kami alami itu-itu saja ?
Kebanyakan masalah ekonomi. Setiap ada masalah, saya selalu dituntut untuk berubah. Dan kadang saya suka dijelek-jelekkan, pernah dibilang saya ini istri akhir zaman. Hanya karena saya ingin membela diri.
Ketika saya meminta uang, karena memang uang yang diberikan suami sudah habis. Saya langsung dijutekin, langsung ditanya “uang yang kemarin dikasih kemana, kok cepat habis.”
Mau tidak mau, saya suka diam-diam meminjam untuk makan sehari-hari. Nafkah yang diberikan pun tidak pernah saya pakai untuk beli macam-macam.
Tetapi kalau adiknya yang minta, langsung dikirim.
Saya pernah bekerja. Selama saya bekerja, jujur sebisa mungkin saya tidak membebani suami. Karena saya tahu saat itu suami sedang membantu adiknya sekolah dan kuliah. Namun karena sekarang keadaannya berbeda, saya sudah tidak bekerja.
Saya meminta hak saya, tapi suami selalu mengutamakan keluarganya ( ibu, bapak dan adik-adiknya).
Saya tidak pernah melarang, tapi yang saya kecewa kenapa saya malah di nomer sekian kan. Saya tidak tahu harus cerita ke siapa dan saya juga disini perantauan.
Saya disuruh diam, tapi diam juga tidak menyelesaikan masalah. Kalau saya tidak bicara duluan dia tidak bicara sampai berhari-hari. Saya jadi bingung, belum lama saya juga kena gerd. Kalau stress langsung suka sesak dada dan kepala pusing.
Jadi saya harus bagaimana Ustadz ?
Kadang saya berpikir ingin pisah karena saya lelah.
Mohon pencerahannya Ustadz.
جزاكم الله خيرا وبارك الله فيكم.
*Jawaban*
وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والصلام على رسول الله اما بعد.
Semoga Allah menjaga saudari dan keluraganya.
1. Bersabarlah wahai saudaraku. semua hamba akan di uji berdasarkan tingkat keimananan masing – masing sebagaiman dalam hadist dari Mush’ab bin Sa’id seorang tabi’in dari ayahnya, ia berkata
يَا رَسُولَ اللَّهِ أَىُّ النَّاسِ أَشَدُّ بَلاَءً
“Wahai Rasulullah, manusia manakah yang paling berat ujiannya?” Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,
« الأَنْبِيَاءُ ثُمَّ الأَمْثَلُ فَالأَمْثَلُ فَيُبْتَلَى الرَّجُلُ عَلَى حَسَبِ دِينِهِ فَإِنْ كَانَ دِينُهُ صُلْبًا اشْتَدَّ بَلاَؤُهُ وَإِنْ كَانَ فِى دِينِهِ رِقَّةٌ ابْتُلِىَ عَلَى حَسَبِ دِينِهِ فَمَا يَبْرَحُ الْبَلاَءُ بِالْعَبْدِ حَتَّى يَتْرُكَهُ يَمْشِى عَلَى الأَرْضِ مَا عَلَيْهِ خَطِيئَةٌ »
“Para Nabi, kemudian yang semisalnya dan semisalnya lagi. Seseorang akan diuji sesuai dengan kondisi agamanya. Apabila agamanya begitu kuat (kokoh), maka semakin berat pula ujiannya. Apabila agamanya lemah, maka ia akan diuji sesuai dengan kualitas agamanya. Seorang hamba senantiasa akan mendapatkan cobaan hingga dia berjalan di muka bumi dalam keadaan bersih dari dosa.” HR. Tirmidzi no. 2398, Ibnu Majah no. 4024, Ad Darimi no. 2783, Ahmad (1/185).
Leave a Reply