Halaqoh 10: Kunci Kesembilan Terdepan Dalam Kebaikan
* Telegram* :https://t.me/ilmusyar1
بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
إن الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره, ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا من يهده الله فلا مضل له, ومن يضلل فلا هادي له, أشهد ألا إله إلا الله , وأشهد أن محمدا عبده ورسوله صلى الله وسلم عليه وعلى آله وصحبه، ومن تبعهم بإحسان إلى يوم القيامة , أما بعد
Sahabat Bimbingan Islām, rahimaniy wa rahimakumullāh, yang semoga selalu dirahmati oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla.
Pada kesempatan kali ini (in syā Allāh) kita akan melanjutkan membaca langkah-langkah atau kunci-kunci yang disebutkan oleh Syaikh Abdurrazaq Al Badr hafizhahullāhu ta’āla dalam Kitāb: كيف تكون مفتاحاً للخير (Bagaimana Anda Menjadi Seseorang Yang Membuka Pintu Kebaikan Dan Menutup Pintu Keburukan).
KUNCI KESEMBILAN: TERDEPAN DALAM KEBAIKAN
Seorang hamba tidak akan mencapai predikat yang sempurna sebagai pembuka pintu kebaikan bagi manusia sampai ia perhatian dengan kebaikan. Sampai ia menjadi pelaku kebaikan dan sampai ia menjadi terdepan dalam kebaikan.
Coba perhatikan perkataan Nabi Syu’aib ‘alayhissallām ketika sedang berdialog dengan kaumnya:
وَّمَآ اُرِيْدُ اَنْ اُخَالِفَكُمْ اِلٰى مَآ اَنْهٰىكُمْ عَنْهُ ۗا
_”Aku tidak bermaksud menyalahi kalian terhadap apa yang aku larang darimu.”_
(QS Hud: 88)
Kata beliau, “Aku tidak termasuk menyalahi kalian terhadap apa yang aku larang darimu.”
Jadi orang yang ingin mengajak manusia kepada kebaikan harus menjadi orang yang terdepan dalam kebaikan tersebut.
Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:
لَّقَدۡ كَانَ لَكُمۡ فِي رَسُولِ ٱللَّهِ أُسۡوَةٌ حَسَنَةٞ لِّمَن كَانَ يَرۡجُواْ ٱللَّهَ وَٱلۡيَوۡمَ ٱلۡأٓخِرَ وَذَكَرَ ٱللَّهَ كَثِيرٗا
_”Sungguh telah ada pada diri Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam suri tauladan yang baik bagi kalian, yaitu bagi orang yang mengharap rahmat Allāh, mengharap datangnya hari kiamat dan orang yang banyak mengingat Allāh.”_
(QS. Al Ahzāb: 21)
Seorang da’i tidak cukup menjadi pembicara kebaikan namun meremehkan dan menyepelekan kebaikan tersebut dengan tingkah lakunya. Bahkan ia harus menjadi orang yang dapat dicontoh.
Pada titik ini ada masalah yang sangat bahaya yaitu ketika seorang insan mengajak manusia kepada kebaikan namun tingkah lakunya justru mengajak manusia kepada keburukan (ini sangat berbahaya).
Ibnu Al Qayyim rahimahullāh berkata:
_”Ulama su’ (ulama yang buruk) dia duduk di pintu surga lalu mengajak manusia ke dalamnya dengan lisannya, lalu mereka mengajak manusia ke dalam neraka dengan tingkah lakunya.”_
Ketika mereka berbicara maka kalimatnya, “Ayo, mari,” tetapi tingkah lakunya (seakan-akan) berkata, “Jangan kalian dengarkan ucapan itu.”
Apabila mereka ini benar-benar mengajak manusia kepada surga dengan sungguh-sungguh, tentu ia akan menjadi orang terdepan dalam melaksanakan kebaikan.
Ulama su’ ini, mereka menjelma dalam bentuk seorang da’i yang menyeru kepada surga, tapi sebenarnya ia adalah pemotong jalan dari surga (penghalang jalan menuju surga).
(Al Fawaid halaman 85)
Demikian yang disampaikan oleh Syaikh Abdurrazzaq Al Badr hafizhahullāhu terkait kunci ke-9 yaitu: “Terdepan dalam kebaikan.” Karena sering kali ketika seseorang berdakwah dengan contoh (dengan amal nyata) akan lebih membekas di dalam hati manusia.
Semoga kita dimudahkan untuk mempraktekkan kebaikan-kebaikan yang kita sampaikan kepada orang lain.
Wallāhu Ta’āla A’lam bishawab.
وصلى الله على نبينا محمد
Ustadz Ratno Abu Muhammad, Lc
Dikantor Bimbingan Islām Yogyakarta
*Mari saudara muslim yang dermawan.. Sisihkan sedikit dari rezeki Anda untuk Para Penuntut ilmu Syar’i dan operasional DAKWAH dalam menyebarkan kebaikan dengan ta’awun dan infak melalui rekening berikut ini:*
| Bank Syariah Indonesia
| Kode Bank [451]
| No. Rekening : 1184242374
| a.n : APENDI
| Konfirmasi : wa.me/+6282280288925
Leave a Reply