Halaqah 17: *TERAKHIR*
Cinta Kebaikan Dan Suka Menjadi Orang Yang Bermanfaat Untuk Manusia & Penutup
Telegram: https://t.me/ilmusyar1
بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وأصحابه ومن تبعهم بإحسان إلى يوم القيامة اما بعد
Sahabat Bimbingan Islām, rahimaniy wa rahimakumullāh yang semoga selalu dirahmati Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Pada kesempatan kali ini kita akan membaca kunci ke enam belas yang disebutkan oleh Syaikh Abdurrazzaq Al-Badr hafizhahullah ta’ala dalam Kitāb كيف تكون مفتاحاً للخير (Bagaimana anda menjadi insan pembuka pintu kebaikan).
Dan pertemuan kali ini Insya Allah akan menjadi pertemuan terakhir kita, karena ini adalah materi terakhir yang beliau sampaikan. Kita langsung saja membaca kunci ke-16 yang beliau bawakan. Beliau berkata,
*KUNCI KEENAM BELAS: CINTA KEBAIKAN DAN SUKA MENJADI ORANG YANG BERMANFAAT UNTUK MANUSIA*
Kunci ke-16 ini adalah penutup dari seluruh kunci yang telah disebutkan:
√ Kunci ke-16 ini menjadi pondasi dasar dari semua kunci lainnya.
√ Kunci ke-16 ini adalah seorang hamba cinta kebaikan dan suka memberikan manfaat untuk sesama manusia.
Ketika keinginan seseorang:
° Telah mengakar niat telah teguh,
° Tekad telah kokoh,
° Permohonan dan permintaan pertolongan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala telah dilakukan,
° Sebab-sebab telah diusahakan,
maka ia akan menjadi seorang insan dengan predikat sebagai pembuka pintu kebaikan dan penutup pintu keburukan.
Ini adalah kunci ke-16 yang disebutkan oleh Syaikh Abdurrozzaq Al-Badr hafidzahullahu ta’ala. Dan dalam sebuah muhadhoroh nya Beliau pernah menyampaikan tentang pondasi akhlak mulia itu apa?
Pondasinya adalah sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Al Bukhari nomor 13 dan Imam Muslim nomor 45:
لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيْهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ
_”Tidak sempurna iman seorang hamba sampai dia mencintai untuk saudaranya sebagaimana dia mencintai untuk dirinya sendiri”_.
Yang dituntut dalam hadits ini adalah kesucian, kebersihan, dan kebeningan hati ada perasaan yang sama dalam hati untuk memberikan kebaikan padanya, kebersihan hati inilah yang dituntut. Oleh karena inilah ketika seorang memiliki perasaan ini ia sama-sama senang untuk memberikan kebaikan bagi saudaranya sebagaimana untuk dirinya sendiri pasti tidak akan mungkin ada rasa hasad, ada rasa dendam, ada rasa benci, ada rasa dengki pada dirinya.
Oleh karena inilah saya sebut bahwa perasaan inilah yang menjadi sumber dan pondasi akhlaq mulia. Yaitu kebeningan dan kesucian hati, tidak ada perasaan dalam hatinya kecuali hanya ingin kebaikan untuk manusia, sebagaimana ia ingin hal tersebut untuk dirinya sendiri. Apabila hati penuh dengan perasaan ingin seperti ini, ingin kebaikan untuk manusia sebagaimana ia menginginkannya untuk dirinya sendiri, maka tindak tanduknya, muamalahnya kepada manusia adalah hasil dari pancaran perasaan ingin kebaikan untuk manusia ini.
Sehingga ia benar-benar akan merealisasikan isi hadits nabi yang lainnya yang diriwayatkan oleh imam muslim,
_”Dan engkau memperlakukan manusia dengan sikap yang engkau suka untuk disikapi seperti itu”_.
Apabila dia senang ada kebaikan bagi saudaranya sebagaimana saat ia mendapatkannya pasti ia akan mampu memperlakukan manusia sebagaimana ia ingin diperlakukan oleh orang lain, karena memang hatinya hanya ada rasa cinta kebaikan untuk orang lain.
Oleh karena inilah Subhanallah, dari perasaan cinta kebaikan untuk orang lain sebagaimana Ia cinta kebaikan tersebut untuk dirinya sendiri akan:
√ Tumbuh sifat kasih sayang,
√ Tumbuh sifat simpati,
√ Tumbuh lapang dada,
√ Tumbuh memaafkan,
√ Tumbuh kelembutan,
√ Tumbuh penghormatan,
√ Tumbuh kemurahan hati,
√ Tumbuh cinta sedekah,
√ Tumbuh pengampunan
Dan silahkan sebutkan sifat baik lainnya yang engkau inginkan.
Leave a Reply