بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Allah ta’ala berfirman kepada Nabi-Nya Muhammad shallallahu’alaihi wa sallam,
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ
“Maka disebabkan rahmat dari Allah, kamu berlaku lemah-lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap kasar lagi berhati keras, tentulah mereka akan menjauhkan diri dari sekelilingmu.” [Ali Imron: 159]
Ayat yang mulia ini menunjukkan pentingnya akhlak yang baik bagi seorang da’i.
Bahwa dakwah tidak cukup hanya dengan penyampaian ilmu, tapi harus disertai dengan akhlak yang mulia dalam bergaul.
Dan bahwa kelembutan adalah dasar utama dalam berdakwah, tidak boleh bersikap keras kecuali:
1. Ketika dibutuhkan, seperti menghadapi orang yang melakukan kesalahan berat padahal dia mengetahui itu salah, atau untuk memahamkan kaum muslimin bahwa itu dosa yang sangat berbahaya.
2. Dilakukan sesuai kadarnya, tidak melampaui batas.
3. Tidak memunculkan kemudaratan yang lebih besar.
Ayat yang mulia ini juga mengingatkan bahaya kejelekan akhlak, bukan hanya terhadap diri, tetapi juga terhadap agama.
Bahwa yang menghalangi manusia dari agama Allah bukan saja para penyesat umat dari kalangan orang kafir dan ahlul bid’ah, tetapi bisa juga dari kalangan Ahlus Sunnah yang berakhlak jelek, sehingga manusia lari dari agama Allah ta’ala.
Oleh karena itu Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam banyak berpesan kepada para sahabat untuk bersikap lemah lembut kepada manusia dan memberikan kemudahan.
Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda kepada Mu’adz bin Jabal dan Abu Musa Al-‘Asy’ari radhiyallahu’anhuma yang akan diutus berdakwah di Yaman,
يَسِّرَا وَلاَ تُعَسِّرَا، وَبَشِّرَا وَلاَ تُنَفِّرَا، وَتَطَاوَعَا وَلاَ تَخْتَلِفَا
“Hendaklah kalian berdua memberi kemudahan dan jangan mempersulit, memberi kabar gembira dan jangan membuat manusia lari, saling rukun dan jangan berselisih.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Sa’id bin Abi Burdah dari Bapaknya dari Kakeknya radhiyallahu’anhu]
Juga sabda beliau shallallahu’alaihi wa sallam ketika menegur para sahabat yang ingin menghentikan orang Arab Badui yang kencing di masjid,
دَعُوهُ وَهَرِيقُوا عَلَى بَوْلِهِ سَجْلًا مِنْ مَاءٍ، أَوْ ذَنُوبًا مِنْ مَاءٍ، فَإِنَّمَا بُعِثْتُمْ مُيَسِّرِينَ، وَلَمْ تُبْعَثُوا مُعَسِّرِينَ
“Biarkan dia dan siramlah kencingnya dengan seember air atau sebejana air, karena sesungguhnya kalian diutus untuk memberi kemudahan, bukan untuk mempersulit.” [HR. Al-Bukhari dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu]
Dan lihatlah kelebihan-kelebihan Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam yang dapat membantu dakwah beliau agar diterima manusia, diantaranya:
1. Beliau dikenal sebagai Al-Amin, orang yang jujur lagi terpercaya jauh sebelum diangkat menjadi nabi dan rasul.
2. Beliau memiliki kefasihan bahasa dan diberikan jawaami’ul kalim (kalimat-kalimat jelas, ringkas dan mengandung makna yang dalam).
3. Keluasan ilmu beliau tidak diragukan lagi, karena Al-Qur’an dan As-Sunnah diturunkan kepada beliau.
4. Beliau didukung oleh tanda-tanda kenabian, yaitu berbagai mukjizat yang membuktikan kebenaran ajaran beliau.
5. Para penyair Arab yang hebat tidak mampu mendatangkan sebuah syair dan ucapan yang semisal atau lebih baik dari Al-Qur’an, maka mereka mengakui Al-Qur’an bukan ucapan manusia.
Bersamaan dengan itu Allah ta’ala memperingatkan, andaikan beliau berakhlak jelek maka manusia akan lari dari agama Allah ta’ala yang beliau dakwahkan.
Sumber: https://sofyanruray.info/jangan-kasar-saudaraku-jangan-membuat-manusia-lari-dari-agama-allah-taala/
Telegram BIS: https://t.me/ilmusyar1
*Join Whatsapp* :https://bit.ly/grupbis
Silakan disebar Artikel ini dengan tidak menambah atau mengurangi isi tulisan dan yang berkaitan dengannya
┅┅══❃ ✿❃══┅┅ ✿❃══┅┅
Leave a Reply