╔══❖•ೋ°° ೋ•❖══╗
           
                    *SBUM*
            *Sobat Bertanya*
         *Ustadz Menjawab*

╚══❖•ೋ°° ೋ•❖══╝

*NO : 1⃣5⃣1⃣6⃣*

*Dirangkum oleh Grup Islam Sunnah | GiS*
  https://grupislamsunnah.com

  *Kumpulan Soal Jawab SBUM*
  *Silakan Klik :* https://t.me/GiS_soaljawab

═══════ ° ೋ• ═══════

  *HUKUM PENGGUNAAN PENGARUH*
*ORANG LAIN UNTUK DAPAT*
*KEUNTUNGAN DALAM HAL JUAL BELI*

*Pertanyaan*
Nama : H
Angkatan: 06
Grup : 12
Nama Admin : Nisa dan Zuniati
Nama Musyrifah : Zatriana
Domisili : Jawa Barat

      

بِسْـمِ اللّهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُه

Semoga ustadz dalam keadaan sehat dan selalu dalam lindungan Allah ﷻ.

Izin bertanya Ustadz,

Bagaimana hukumnya, jika seseorang menggunakan pengaruh orang lain untuk mendapatkan keuntungan pribadi ?

Apakah status rezeki yang diperoleh dengan cara tersebut ?

Mohon pencerahannya Ustadz.

جزاكم الله خيرا وبارك الله فيكم.

*Jawaban*

وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والصلام على رسول الله اما بعد.

Menggunakan pengaruh orang lain bisa masuk ke kategori endorsent.Dan skema akad untuk endorsement adalah akad ijarah atau ju’alah (jual beli jasa). Di mana pemilik akun medsos atau tokoh tertentu diminta untuk mengiklankan produk, dan untuk selanjutnya dia berhak menerima biaya ( ujrah ) sesuai kesepakatan.

Secara umum, dalam akad ijarah maupun ju’alah untuk iklan produk tertentu, upah yang diterima oleh penyedia jasa statusnya halal, apabila memenuhi 3 ketentuan:

Pertama, Jasa yang dia sediakan adalah jasa yang manfaatnya mubah.

Kedua,Tidak ada unsur tolong membantu dalam maksiat.

Ketiga, Berkaitan cara dalam menyampaikan materi iklan.

Ada 2 aturan yang perlu diperhatikan berkaitan dengan cara menyampaikan materi iklan,

[1] Tidak boleh ada unsur penipuan.

[2] Tidak boleh memuji barang melebihi kenyataan yang ada.

Catatan;

jika yang dimaksud pengaruh orang lain yaitu menjual nama baik orang lain tanpa meminta izin maka ini tidak diperbolehkan.

kecuali orang tersebut mengizinkan atau secara urf membolehkan

Ibnu Taimiyah rohimahullah memiliki kaedah,

وَالْإِذْنُ الْعُرْفِيُّ كَالْإِذْنِ اللَّفْظِيِّ

“Izin secara ‘urf (kebiasaan) teranggap sama dengan izin secara lisan” (Majmu’ Al Fatawa, 11: 427).

Jika orang tersebut memberi izin maka hasil keuntungan tidak masalah dan statusnya halal, ataupun sebaliknya.

والله تعالى أعلم بالصواب

  Dijawab oleh : Ustadz Wukir Saputro,Lc.,M.Pd

═══════ ° ೋ• ═══════

*Official Account Grup Islam Sunnah (GiS)⁣⁣*

WebsiteGIS:
https://grupislamsunnah.com
Fanpage: web.facebook.com/grupislamsunnah
Instagram: instagram.com/grupislamsunnah
WebsiteGBS: grupbelanjasunnah.com
Telegram: t.me/s/grupislamsunnah
Telegram Soal Jawab: https://t.me/GiS_soaljawab
YouTube: bit.ly/grupislamsunnah

View Source


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *