Imam Ibnul Qayyim _rahimahullāh_ berkata,
فَأَعْظَمُ أَسْبَابِ شَرْحِ الصَّدْرِ: التَّوْحِيدُ، وَعَلَى حَسَبِ كَمَالِهِ وَقُوَّتِهِ وَزِيَادَتِهِ يَكُونُ انْشِرَاحُ صَدْرِ صَاحِبِهِ
_”Sebab terbesar untuk mendapatkan kelapangan dada adalah Tauhid. Sebagaimana kesempurnaan serta kekuatan dan besarnya Tauhid seorang hamba, maka seperti itulah kelapangan dada akan diperoleh.”_
Imam Ibnul Qayyim di sini menjelaskan bahwa kelapangan dada seseorang berkaitan erat dengan Tauhid. Jadi seberapa besar kita mentauhidkan Allāh _Subhānahu wa Ta’āla_, maka sebesar itu pulalah kelapangan dada yang Allāh berikan kepada kita.
Allāh _Subhānahu wa Ta’āla_ juga berfirman:
أَفَمَنْ شَرَحَ اللَّهُ صَدْرَهُ لِلْإِسْلَامِ فَهُوَ عَلَى نُورٍ مِنْ رَبِّهِ
_”Maka, apakah orang-orang yang dibukakan hatinya oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla untuk menerima agama Islam, lalu dia mendapat cahaya dari Tuhannya (sama dengan orang yang hatinya membatu?)”_ (QS. Az-Zumar : 22).
Dari ayat ini Allāh menjelaskan bahwa salah satu sebab untuk hidayah, yaitu untuk menerima agama Islam dengan sebaik-baiknya, merupakan kelapangan dada.
Kelapangan dada untuk menerima Islam itu berkaitan erat dengan Tauhid. Berkaitan erat dengan bagaimana kita mentauhidkan Allāh _Subhānahu wa Ta’āla,_ memasrahkan semua hal kepada-Nya, meyakini bahwa apa-apa yang kita peroleh, apa-apa yang menimpa kita semua itu berasal dari Allāh _Subhānahu wa Ta’āla._
Lalu Allāh _Subhānahu wa Ta’āla_ juga berfirman di dalam Al-Qur’an surat Al-An’ām: 125:
فَمَنْ يُرِدِ اللَّهُ أَنْ يَهدِيَهُ يَشْرَحْ صَدْرَهُ لِلْإِسْلَامِ وَمَنْ يُرِدْ أَنْ يُضِلَّهُ يَجْعَلْ صَدْرَهُ ضَيِّقًا حَرَجًا كَأَنَّمَا يَصَّعَّدُ فِي السَّمَاءِ
_”Barangsiapa yang Allāh kehendaki baginya hidayah maka Allāh akan lapangkan dadanya untuk menerima Islam dan barangsiapa yang Allāh kehendaki kesesatan baginya, Allāh akan jadikan dadanya sempit dan sesak, seakan-akan dia sedang mendaki ke langit.”_
Dari sini bisa kita simpulkan bahwa _kelapangan dada untuk menerima agama Islam itu merupakan hidayah serta taufik dari Allāh Subhānahu wa Ta’āla yang mana harus kita usahakan dengan memperbaiki dan memperbagus semua amalan kita,_ memperbaiki Tauhid kita, bagaimana kita mentauhidkan Allāh _Subhānahu wa Ta’āla_ dengan sebenar-benarnya tanpa menyekutukan Allāh _Subhānahu wa Ta’āla_ di dalam semua hal.
Lalu di akhir bab Syaikh Abdurrazaq _hafizhahullāhu_ menuliskan kesimpulan yang bisa kita ambil setelah pemaparan ayat-ayat serta hadits-hadits di atas adalah:
_”Bahwasanya Tauhid dan Hidayah merupakan sebab terbesar untuk mendapatkan kelapangan dada. Sedangkan kesyirikan dan kesesatan merupakan sebab utama yang bisa menyempitkan dada kita. Dan sesungguhnya hati yang berada di dada manusia ini, Allāh ciptakan hanya untuk mentauhidkan Allāh Subhānahu wa Ta’āla jadi ini merupakan fitrah manusia.”_
Fitrah manusia yang sesungguhnya adalah mentauhidkan Allāh _Subhānahu wa Ta’āla_ sehingga jika hati keluar dari tujuan penciptaannya, jika dada ini keluar dari tujuan penciptaannya yaitu untuk mentauhidkan Allāh dan hati ini keluar dengan mempersekutukan Allāh di dalam beribadah, maka hati ini akan berguncang.
Hati ini akan dirasuki dan dimasuki dengan perasaan sedih, rasa cemas, rasa gundah, dan rasa galau dan hal-hal lain yang dapat mengotorinya serta hal-hal yang dapat merusaknya. Dan itu semua berkaitan dengan jauhnya kita dari Tauhid serta jauhnya kita dari mengikhlaskan agama ini kepada Allāh _Subhānahu wa Ta’āla._
Itulah yang ditulis oleh Syaikh Abdurrazaq _hafizhahullāhu_ di dalam pembahasan sebab pertama untuk mendapatkan kelapangan dada yaitu Mentauhidkan Allāh, Mengesakan Allāh _Subhānahu wa Ta’āla_, serta mengikhlaskan semua ibadah (semua agama ini) hanya untuk-Nya.
Leave a Reply