Berkata Imam Ahmad ibni Aslam At-Tusi _rahimahullāh, “Iman itu bersumber dari Al…

Berkata Imam Ahmad ibni Aslam At-Tusi _rahimahullāh, “Iman itu bersumber dari Allāh Subhānahu wa Ta’āla yang mana ia berikan sebagai karunia untuk hamba-Nya yang ia kehendaki. Di mana ketika Allāh meletakkan cahaya keimanan dihatinya, akan terang hati itu, akan lapang dadanya, serta bertambah keimanannya.”_

Dan jika Allāh _Subhānahu wa Ta’āla_ telah menerangi hati seorang hamba serta menghiasinya dengan keimanan, maka itu akan membuatnya mencintai hal tersebut dan hatinya akan mengimani keberadaan Allāh _Subhānahu wa Ta’āla._

Mengimani bahwa Allāh _Subhānahu wa Ta’āla_ adalah satu-satunya Dzat yang berhak untuk disembah, mengimani malaikat-malaikat yang ada di Arsy, mengimani kitab-kitab Allāh, mengimani Rasul-rasul Allāh, dan ia akan mengimani Surga dan Neraka seolah-olah ia melihat langsung hal tersebut. Dan itu semua berkat karunia cahaya yang Allāh tanamkan di hatinya.

Jika seseorang tidak Allāh berikan cahaya berupa taufik ini, maka dia tidak akan beriman. Karena keimanan itu murni datangnya dari Allāh _Subhānahu wa Ta’āla_. Dan _insyaAllāh_, kita termasuk orang-orang yang diberikan Allāh cahaya keimanan.

Syaikh menutup pembahasan ini dengan menyebutkan bahwa, _”Apabila hati ini sudah beriman dan lisan sudah memberikan persaksian akan keimanan, maka anggota tubuh insyaAllāh secara otomatis akan bekerja melaksanakan perintah Allāh Subhānahu wa Ta’āla serta menjalankan semua konsekuensi dari keimanan”._

Karena kita ketahui bahwa keimanan itu memiliki konsekuensi, memiliki kewajiban-kewajiban yang harus dilaksanakan oleh seorang hamba.

Apabila kita sudah beriman dengan lisan dan sudah memberikan kesaksian, maka _insyaAllāh_ kita akan menjalankan semua kewajiban ini, menjalankan semua konsekuensi keimanan ini, serta melaksanakan semua hak-hak Allāh yang ada pada diri seorang hamba dan menjauhi semua larangan-laranganNya.

Dan melakukan ini semua karena mengimani dan membenarkan apa yang sudah ada di hati ini berupa Iman dan apa yang sudah diucapkan oleh lisan berupa kalimat syahadat. Dan _apabila seorang muslim merealisasikan semua ini maka dia dikatakan sebagai orang yang beriman._

Dari sini bisa kita ketahui bahwa keimanan merupakan taufik, merupakan anugerah dari Allāh _Subhānahu wa Ta’āla,_ yang ia berikan hanya kepada hamba-hamba-Nya yang dicintai dan dikehendaki. Sehingga menjadi hal yang diharuskan bagi seorang muslim untuk meminta kepada Allāh, agar Allāh memperbaharui kualitas keimanan kita kepada Allāh _Subhānahu wa Ta’āla._

Dan _insyaAllāh_ dengan kita selalu meminta kepada Allāh, Allāh akan mengabulkan doa-doa kita.

وبالله التوفيق و الهداية
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

*Mari saudara muslim yang dermawan.. Sisihkan sedikit dari rezeki Anda untuk Para Penuntut ilmu Syar’i dan operasional DAKWAH dalam menyebarkan kebaikan dengan ta’awun dan infak melalui rekening berikut ini:*

| Bank Syariah Indonesia
| Kode Bank [451]
| No. Rekening : 1184242374

| a.n : APENDI
| Konfirmasi : wa.me/+6282280288925

Kami mengucapkan terima kasih dan Jazaakumullahu Khairan atas donasi dan infak yang telah diberikan oleh para Donatur/Muhsinin. “Barakallahu fii Maalikum Wa ahliikum”
•══════◎❅◎❦۩❁۩❦◎❅◎══════•


View Source


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Discover more from Al-Qur'an Application

Subscribe now to keep reading and get access to the full archive.

Continue reading