Hati yang lurus dan selamat itu yang bagaimana? Yaitu hati yang selamat dari per…

Hati yang lurus dan selamat itu yang bagaimana? Yaitu hati yang selamat dari perasan ragu atau keraguan terhadap keEsaan Allāh _Subhānahu wa Ta’āla,_ hati yang selamat dari perasaan takut kepada keberadaan Allāh _Subhānahu wa Ta’āla,_ terhadap keberadaan kehidupan setelah kematian.

Karena sejatinya hati yang telah dipenuhi dengan keimanan maka setan akan membisikkan dan membuatnya was-was dan sangat mungkin seorang muslim terjatuh ke dalam kesalahan dan kesesatan walaupun hatinya sudah selamat.

Maka yang bisa kita lakukan, yang bisa kita kerjakan, yang bisa kita usahakan adalah membiasakan diri untuk berdoa, meminta hati yang selamat agar Allāh _Subhānahu wa Ta’āla_ kuatkan hati kita saat kita menghadapi was-was, saat kita menghadapi bisikan-bisikan setan yang mana itu sudah merupakan takdir setan akan senantiasa menggoda manusia. Setan akan senantiasa membisikkan hal-hal buruk, membisikkan kemaksiatan-kemaksiatan kepada hati seorang hamba.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah
_rahimahullāh_ berkata di dalam kitabnya, judul kitabnya adalah “Penyakit hati serta obatnya”. Al-Qur’an adalah obat bagi penyakit-penyakit yang ada di dalam dada, baik itu berupa penyakit syubhat maupun syahwat.

Di dalamnya terdapat penjelasan-penjelasan mengenai kebenaran yang dapat menghapus kebathilan yang mana penyakit syubhat ini dapat terobati dengan ilmu serta dengan pengetahuan. Dan berpegang dengan semua itu, kita akan dapat melihat segala sesuatu sebagaimana mestinya.

Syaikhul Islam melanjutkan, dan di dalam Al-Qur’an terdapat pula hikmah maupun mauidhah hasanah yaitu nasihat dengan cara yang baik, baik itu dengan iming-iming imbalan berupa Surga maupun dengan cara menakuti yaitu dengan menyebutkan adzab di alam kubur, menyebutkan bagaimana adzab di Neraka.

Dan inilah salah satu bentuk bagaimana Al-Qur’an mengajarkan kita perihal hikmah dan mauidhah hasanah. Dan terdapat juga cerita-cerita yang terkandung di dalamnya ibrah dan contoh yang memberikan dampak pada sehatnya hati. Sehingga dengan Al-Qur’an ini, hati akan mencintai hal-hal yang bermanfaat baginya, serta membenci apa yang membahayakannya, dan mencintai kebenaran, membenci kesesatan.

Dan Al-Qur’an adalah penghapus penyakit hati, yang membuat hati menginginkan kerusakan, dan merupakan wasilah untuk memperbaiki hati. Seiring dengan semua itu keinginan hati pun ikut membaik jika seseorang rajin membaca Al-Qur’an dan kembali kepada fitrah penciptanya.

Sebagaimana kembalinya tubuh ini ke keadaan yang sehat, hati pun tersuplai dengan keimanan yang bersumber dari Al-Qur’an, yang mana itu dapat menyucikannya dan membantunya. Sebagaimana tubuh ini terpenuhi gizinya dengan apa yang membantu pertumbuhannya dan menguatkannya.

Dari sini bisa kita ketahui bahwa hakikat bersih dan sucinya hati ini layaknya pertumbuhan badan. Dari sini bisa kita ketahui, bahwa salah satu obat untuk mengobati penyakit-penyakit hati adalah memperbanyak membaca Al-Qur’an.

Allāh _Subhānahu wa Ta’āla_ berfirman:

وَنُنَزِّلُ مِنَ ٱلْقُرْءَانِ مَا هُوَ شِفَآءٌۭ وَرَحْمَةٌۭ لِّلْمُؤْمِنِينَ

_”Dan Kami turunkan dari Al-Qur’an sesuatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.”_ (QS. Al-Isra: 82).

Dan bersama itu, kita tidak boleh lepas dari menghindarkan diri dari hal-hal yang dapat membahayakan hati ini. Layaknya badan yang mana tidak tumbuh kecuali dengan memenuhi apa-apa yang bermanfaat baginya serta menghindarkan diri dari hal-hal yang dapat membahayakan.

Begitu pula dengan hati, tidaklah ia menjadi suci, tidaklah ia menjadi sehat, bertumbuh, dan menjadi baik, kecuali jika terpenuhi semua yang bermanfaat baginya yaitu dengan membaca Al-Qur’an, membiasakan diri berdzikir kepada Allāh _Subhānahu wa Ta’āla,_ mengisi waktu kita dengan beribadah, serta yang tidak kalah penting adalah diiringi dengan penolakan serta menghindarkan diri dari hal-hal yang berbahaya baginya, menghindarkan diri dari maksiat, menghindarkan hati ini dari penyakit syubhat maupun syahwat.

Itulah sebab kedelapan untuk mendapatkan kelapangan dada.


View Source


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *