*SBUM*
*Sobat Bertanya*
*Ustadz Menjawab*
╚══❖•ೋ°° ೋ•❖══╝
*NO : 1⃣6⃣4⃣4⃣*
*Dirangkum oleh Grup Islam Sunnah | GiS*
https://grupislamsunnah.com
*Kumpulan Soal Jawab SBUM*
*Silakan Klik :* https://t.me/GiS_soaljawab
═══════ ° ೋ• ═══════
*HIKMAH HAID*
*Pertanyaan*
Nama: Fulanah
Angkatan : T. 06
Grup : 009
Nama Admin : Siti Nur Aisyah
Nama Musyrifah : ummu Javier
Domisili : Jawa Barat
بِسْـمِ اللّهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُه
Izin bertanya Ustadz.
Sejarahnya haid itu sejak awal bagaimana ya ?
Kalau tidak keberatan, ana mau tahu sejarahnya dari awal, di zaman Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam.
Mohon pencerahannya Ustadz.
جزاكم الله خيرا وبارك الله فيكم.
*Jawaban*
وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والصلام على رسول الله اما بعد.
Adapun mengenai darah haid, maka sejarah itu sama saja, baik di semasa Rasulullah maupun sebelum masa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam.
Hanya saja yang berbeda adalah bagaimana syariat kita, Islam memberikan penjelasan yang rinci tentang bagaimana solusi ketika perempuan mengalami haid.
Darah tabiat berarti darah haidh, merupakan fitrah wanita. Ini bukan darah fasad (rusak) yang keluar karena sakit, luka, atau semacamnya. Darah ini adalah darah yang Allah jadikan ketetapan pada para wanita. Sebagaimana sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam pada Aisyah, ketika ia mengalami haidh saat berhaji,
هَذَا شَىْءٌ كَتَبَهُ اللَّهُ عَلَى بَنَاتِ آدَمَ
“Ini adalah sesuatu yang Allah tetapkan bagi para wanita.”
(HR. Bukhari, no. 305 dan Muslim, no. 1211).
Perhatikan bagaimana Rasulullah Shallallahu ‘alahi wasallam mengajarkan para istri Beliau, ketika istri Beliau haid.
Allah Ta’ala berfirman,
{ وَيَسْأَلُونَكَ عَنِ الْمَحِيضِ قُلْ هُوَ أَذًى فَاعْتَزِلُوا النِّسَاءَ فِي الْمَحِيضِ وَلَا تَقْرَبُوهُنَّ حَتَّى يَطْهُرْنَ فَإِذَا تَطَهَّرْنَ فَأْتُوهُنَّ مِنْ حَيْثُ أَمَرَكُمُ اللَّهُ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ التَّوَّابِينَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِينَ }
“Mereka bertanya kepadamu tentang haidh (al-mahiidh). Katakanlah: “Haidh itu adalah suatu kotoran”. Oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita di waktu haidh; dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci, maka campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri.”
(QS. Al-Baqarah: 222)
وَعَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ: { كَانَ رَسُولُ اَللَّهِ ( يَأْمُرُنِي فَأَتَّزِرُ, فَيُبَاشِرُنِي وَأَنَاحَائِضٌ } مُتَّفَقٌ عَلَيْه
Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam pernah menyuruh kepadaku mengenakan kain dan Beliau mencumbuku, padahal aku sedang haidh.”
(Muttafaqun ‘alaih)
[HR. Bukhari, no. 300 dan Muslim, no. 293]
Mari simak penjelasan para ulama tentang pengertian haid.
Menurut bahasa, haid berarti sesuatu yang mengalir. Dan menurut istilah syara’ ialah darah yang terjadi pada wanita secara alami, bukan karena suatu sebab, dan pada waktu tertentu. Jadi haid adalah darah normal, bukan disebabkan oleh suatu penyakit, luka, keguguran atau kelahiran. Oleh karena ia darah normal, maka darah tersebut berbeda sesuai kondisi, lingkungan dan iklimnya, sehingga terjadi perbedaan yang nyata pada setiap wanita.
Adapun hikmahnya, bahwa karena janin yang ada didalam kandungan ibu tidak dapat memakan, sebagaimana yang dimakan oleh anak yang berada di luar kandungan, dan tidak mungkin bagi si ibu untuk menyampaikan sesuatu makanan untuknya
Maka Allah Ta’ala telah menjadikan pada diri kaum wanita, proses pengeluaran darah yang berguna sebagai zat makanan bagi janin dalam kandungan ibu tanpa perlu dimakan dan dicerna, yang sampai kepada tubuh janin melalui tali pusar, dimana darah tersebut merasuk melalui urat dan menjadi zat makanannya. Maha Mulia Allah, Dialah sebaik-baik Pencipta.
Leave a Reply