Telegram BIS: https://t.me/ilmusyar1
Syekh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah berkata,
“Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam muncul di tengah-tengah umat manusia yang berbeda-beda dalam hal peribadatan. Di antara mereka, ada yang menyembah malaikat, ada pula yang menyembah para nabi dan orang-orang saleh. Selain itu, ada juga di antara mereka yang memuja batu dan pohon. Ada yang menyembah matahari dan bulan.
Meskipun demikian, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tetap memerangi mereka dan tidak membeda-bedakan mereka. Dalilnya adalah firman Allah Ta’ala,
وَقَـٰتِلُوهُمۡ حَتَّىٰ لَا تَكُونَ فِتۡنَةࣱ وَیَكُونَ ٱلدِّینُ كُلُّهُۥ لِلَّهِۚ
“Perangilah mereka sampai tidak ada lagi fitnah (syirik) dan agama seluruhnya menjadi milik Allah.” (QS. Al-Anfal: 39)
Dalil bahwasanya ada di antara mereka (orang musyrik) yang memuja matahari dan bulan adalah firman Allah,
وَمِنۡ ءَایَـٰتِهِ ٱلَّیۡلُ وَٱلنَّهَارُ وَٱلشَّمۡسُ وَٱلۡقَمَرُۚ لَا تَسۡجُدُوا۟ لِلشَّمۡسِ وَلَا لِلۡقَمَرِ وَٱسۡجُدُوا۟ لِلَّهِ ٱلَّذِی خَلَقَهُنَّ إِن كُنتُمۡ إِیَّاهُ تَعۡبُدُونَ
“Di antara tanda kebesaran Allah adalah malam dan siang, matahari dan bulan, maka janganlah kalian sujud kepada matahari atau kepada bulan. Akan tetapi, sujudlah kepada Allah yang telah menciptakan itu semua, jika kalian benar-benar beribadah hanya kepada-Nya.” (QS. Fushshilat: 37)
Dalil bahwasanya ada di antara mereka yang memuja malaikat adalah firman Allah Ta’ala,
وَلَا یَأۡمُرَكُمۡ أَن تَتَّخِذُوا۟ ٱلۡمَلَـٰۤىِٕكَةَ وَٱلنَّبِیِّـۧنَ أَرۡبَابًاۗ
“Dan dia (rasul) tidaklah memerintahkan kalian untuk menjadikan malaikat dan para nabi sebagai sesembahan.” (QS. Ali ‘Imran: 80)
Dalil bahwasanya ada di antara mereka yang menyembah nabi-nabi adalah firman Allah,
وَإِذۡ قَالَ ٱللَّهُ یَـٰعِیسَى ٱبۡنَ مَرۡیَمَ ءَأَنتَ قُلۡتَ لِلنَّاسِ ٱتَّخِذُونِی وَأُمِّیَ إِلَـٰهَیۡنِ مِن دُونِ ٱللَّهِۖ قَالَ سُبۡحَـٰنَكَ مَا یَكُونُ لِیۤ أَنۡ أَقُولَ مَا لَیۡسَ لِی بِحَقٍّۚ إِن كُنتُ قُلۡتُهُۥ فَقَدۡ عَلِمۡتَهُۥۚ تَعۡلَمُ مَا فِی نَفۡسِی وَلَاۤ أَعۡلَمُ مَا فِی نَفۡسِكَۚ إِنَّكَ أَنتَ عَلَّـٰمُ ٱلۡغُیُوبِ
“Dan ingatlah ketika Allah bertanya, ‘Wahai Isa bin Maryam, apakah engkau berkata kepada manusia, ‘Jadikanlah aku dan ibuku sebagai dua sesembahan selain Allah.’ Maka, Isa menjawab, ‘Mahasuci Engkau, tidak layak bagiku untuk mengatakan sesuatu yang bukan menjadi hakku. Jika aku telah mengatakannya, pastilah Engkau sudah mengetahuinya. Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada diri-Mu. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui perkara yang gaib.’ ” (QS. Al-Ma’idah: 116)
Dalil bahwasanya ada di antara mereka yang memuja orang-orang saleh adalah firman Allah,
أُو۟لَـٰۤىِٕكَ ٱلَّذِینَ یَدۡعُونَ یَبۡتَغُونَ إِلَىٰ رَبِّهِمُ ٱلۡوَسِیلَةَ أَیُّهُمۡ أَقۡرَبُ وَیَرۡجُونَ رَحۡمَتَهُۥ وَیَخَافُونَ عَذَابَهُۥۤۚ
”Mereka itu (yang diseru selain Allah) justru mencari kedekatan diri kepada Allah, siapakah di antara mereka yang paling bisa dekat dengan-Nya dan berharap rahmat-Nya serta takut akan siksa-Nya.” (QS. Al-Isra’: 57)
Dalil bahwasanya ada di antara mereka yang beribadah kepada pohon dan batu adalah firman Allah,
أَفَرَءَیۡتُمُ ٱللَّـٰتَ وَٱلۡعُزَّىٰ وَمَنَوٰةَ ٱلثَّالِثَةَ ٱلۡأُخۡرَىٰۤ
“Bagaimanakah pendapat kalian tentang Latta, ‘Uzza, dan Manat sesembahan yang ketiga.” (QS. An-Najm: 19-20)
Demikian pula, hadis Abu Waqid Al-Laitsi radhiyallahu ’anhu. Beliau berkata, “Suatu ketika kami pergi bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menuju Hunain. Ketika itu, kami masih baru keluar dari kekafiran (baru masuk Islam). Sementara orang-orang musyrik memiliki sebuah pohon yang mereka gunakan untuk tempat iktikaf dan menggantungkan senjata-senjata mereka. Pohon itu dikenal dengan nama Dzatu Anwath. Lalu, ketika kami melewati pohon itu, sebagian di antara kami berkata, ‘Wahai Rasulullah, jadikanlah untuk kami sebuah Dzatu Anwath (tempat istimewa untuk menggantungkan senjata) sebagaimana mereka memiliki Dzatu Anwath.’ ” (Al-Hadits)”
(lihat Mu’allafat Asy-Syaikh Al-Imam Muhammad ibn Abdil Wahhab, hal. 201-202)
Leave a Reply